Bab 25"Iya, satu pembantu sudah cukup," angguk Rayna. Perempuan itu duduk di pinggir ranjang dan mulai melepaskan kain pelapis kepalanya."Kamu sudah sarapan?" tanyanya lagi.Rayna menggeleng. "Belum.""Di dapur masih ada roti buat sarapan. Nanti aku ambilkan. Untuk beberapa jam ke depan, jangan dulu keluar kamar ya, karena aku perlu waktu untuk menjelaskan kepada Mama soal kita," ujarnya.Lelaki itu melirik jam dinding kemudian melenggang pergi meninggalkan kamar itu.Rayna tersenyum samar sembari memijat dahi, lantas merebahkan tubuhnya di ranjang.Seumur-umur baru kali ini dia menikmati ranjang dan kasur empuk. Selama berada di rumah ini, dia selalu tidur di kasur lipat yang tipis, bahkan terkadang tidak mampu menahan dingin lantai kamar tidur mereka.Sembari berbarin
Last Updated : 2022-04-10 Read more