Sepanjang hari itu, Adisti sulit berkonsentrasi dengan pekerjaan. Pikirannya terus terbawa pada kejadian manis di kantor Vernon. Setiap kata yang Vernon ucapkan, pegangan tangan, dan juga pelukan, semua membayangi Adisti. Apalagi kecupan lembut dan penuh cinta Pak Bos. Adisti merasa berulang kali jantungnya terus bergemuruh. Adisti tidak bisa mencapai target yang dia kejar, hanya separuh jalan. Jujur saja, ada rasa kesal, sebab dia harus menata ulang jadwal di minggu berikutnya, dan perlu mengejar daftar yang belum tersentuh. "Ah, aku harus menenangkan diriku." Adisti memutuskan. Ernita. Dia ingat sahabatnya itu dan segera menghubungi ke kontak Ernita. "Ga diangkat? Sabtu gini sibuk apa? Keasyikan nonton kali dia, ihhh ...." gerutu Adisti. Sekali lagi, Adisti mencoba menelpon. Sampai yang ketiga kali berikutnya barulah ada jawaban. "Hai! Sorry, Dis! Aku di luar! Lagi seru, nih!!" Ernita berkata dengan keras, seperti mau mengalahkan suara riuh di sekitarnya. Adisti bisa menduga Er
Last Updated : 2022-05-27 Read more