Aku harus ekstra berusaha untuk mendapatkan hati Zainab lagi. Apalagi, Ayah Hasyim sepertinya benar-benar ingin memisahkanku dengan Zainab. Namun, dengan adanya masalah di Bali membuatku punya kesempatan untuk mendekati Zainab. Aku bisa memandangi wajah cantik itu lagi malam ini. Meskipun aku masih harus pisah ranjang dengannya, tapi paling tidak, kami sudah tidur dalam satu kamar. Sebenarnya, ada satu hal yang kupikirkan. Mungkin, kalau Zainab hamil, Ayah Hasyim akan merestui lagi. Namun, perasaan Zainab lebih penting untuk dijaga. Aku tidak ingin gegabah dan justru membuat hubungan kami makin jauh. Akhirnya, aku memilih tidur sambil duduk di lantai samping tempat tidur. Aku bisa terus memegangi tangannya dengan pemandangan indah di depan mata. Hingga tanpa sadar, mata ini perlahan memejam. ***Mata jelita Zainab tengah menatapku hangat saat aku terbangun. Wajah kami yang saling berhadapan membuatku enggan berpaling. Namun, aku merasakan sakit di bagian leher saat akan berusaha un
Baca selengkapnya