Home / Romansa / AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!: Chapter 1 - Chapter 10

132 Chapters

Bab Satu

"Mas, apa benar kamu diam-diam nikah lagi?" tanyaku dengan nada tajam pada Mas Arya, suamiku yang baru saja pulang kantor. Meski lelaki itu masih terlihat lelah usai mengais rezeki di luar sana, tetapi rasa penasaran dan emosi yang bercampur jadi satu di dada ini tak bisa lagi disembunyikan. Menuntut sebuah penjelasan dengan segera. "Tahu darimana? Jangan sembarangan kamu bicara! Sok tahu!" Mas Arya menatap tak suka lalu meneruskan gerakannya melepas seragam dinas yang dikenakan. Bersikap tidak peduli. "Ini!"  Kutunjukkan bukti foto-foto pernikahan keduanya bersama seorang wanita yang kudapatkan setelah membayar seseorang untuk membuntuti dan mengawasi gerak-gerik suamiku itu di luaran, tepatnya setelah kusadari lelaki yang telah menjadi suamiku sejak tiga tahun lalu itu mulai menunjukkan gelagat mencurigakan, selalu pulang mal
last updateLast Updated : 2022-02-23
Read more

Bab Dua

"Mas, ini ATM kamu aku kembalikan" ujarku sembari menyerahkan sebuah kartu anjungan tunai mandiri miliknya yang selama ini diserahkan padaku untuk membiayai keperluan rumah tangga. Setiap bulan tidak lebih dari satu juta rupiah sisa gajinya masuk ke dalam rekening itu untuk biaya hidup kami bertiga. Juga untuk keperluan ibu dan adiknya, Mira. Gadis berusia dua puluh tahun yang saat ini masih kuliah semester lima di sebuah perguruan tinggi swasta. Setiap bulan semua uang itu kuberikan pada mertua. Kadang malah kutambahi karena aku merasa penghasilanku sendiri lebih dari cukup untuk biaya hidup kami sekeluarga. Bagiku tak masalah memberi semua gaji suamiku pada ibunya karena beliau seorang janda yang dalam agama wajib disantuni, apalagi beliau masih harus menanggung hidup putri bungsunya yang sedang kuliah.  Pun beliau adalah mer
last updateLast Updated : 2022-02-23
Read more

Bab Tiga

Hari ini tanggal satu bertepatan hari Senin. Hari dimulainya aktivitas kantor setelah dua hari libur kerja. Meski semalaman kulihat Mas Arya tidak tidur, asyik video call dengan istri mudanya yang kudengar-dengar bernama Maya tanpa peduli sakitnya hatiku mendengar kemesraan mereka, tetapi pagi-pagi ini wajahnya kulihat begitu sumringah. Tampak sangat bercahaya. Mungkin karena hari ini tanggal satu. Tanggal gajian. Dari percakapan mereka berdua di kamar sebelah tadi malam yang sempat aku curi dengar, Mas Arya mengatakan akan memberikan uang gajinya itu pada istri mudanya itu.  Tak tanggung-tanggung, ATM yang kemarin kukembalikan padanya katanya juga akan diberikan pada wanita itu agar Maya juga bisa merasakan enaknya menjadi seorang Nyonya Arya. Bisa ke salon, ke mall, belanja dan jalan-jalan di hari libur seperti yang biasa kulakukan. Begitu yang aku dengar dari p
last updateLast Updated : 2022-02-23
Read more

Bab Empat

Malam ini Mas Arya tak pulang. Melalui pesan whatsapp ia mengatakan jika akan pulang ke rumah Maya dan tidur di sana. Tanpa menghiraukan perasaanku, ia bahkan mengatakan akan mulai melakukan jatah giliran dengan adil, yakni tiga hari untukku dan tiga hari untuk Maya. Sisa satu hari kata Mas Arya tergantung ia ingin tidur di mana dan aku tak boleh protes akan hal itu. Aku hanya diam tak menanggapi. Sejujurnya aku bahkan sudah tak lagi peduli Mas Arya akan tidur di mana. Tak pulang lagi ke kontrakan ini pun tidak jadi masalah.  Toh, selama ini aku sendiri yang membayar sewanya. Sekali lagi karena gaji Mas Arya tak mencukupi untuk membayarnya. Aku masih bertahan seperti ini bukan karena masih punya hati untuk suamiku itu melainkan hanya ingin melihat karma y
last updateLast Updated : 2022-02-23
Read more

Bab Lima

 "Maafkan ibu, An. Ibu gak bisa melarang Arya waktu minta izin nikah lagi. Sudah berkali-kali ibu ingatkan tapi Arya bandel." Ibu mertua mengelus puncak kepalaku lalu meraihku dalam pelukan beliau. Ingin rasanya aku marah tapi aku tahu semua itu tidak ada gunanya lagi.  Mungkin sudah takdir begini. Bagus juga karena dengan menikah lagi, aku yang selama ini bucin setengah mati pada Mas Arya hingga rela jadi bumper di belakangnya demi ketenangan hidup lelaki itu jadi sadar jika semua itu ternyata sia-sia belaka. Belum terlambat untuk menyadari kesalahanku, terlalu memanjakan suami hingga tak tahu jika aku telah berkorban begitu banyak demi hubungan rumah tangga kami yang ternyata tak berarti apa-apa baginya. "Ya, sudahlah Bu, gak papa. Semua sudah terjadi. Sudah takdir harus begini. Dises
last updateLast Updated : 2022-02-23
Read more

Bab Enam

"Terus biasanya kamu ngasih ibu berapa? Kok tadi ibu minta satu juta? Lalu untuk keperluan lain gimana?" Mas Arya menatapku dengan tatapan ingin tahu dan penasaran, membuatku tersenyum miris dalam hati. "Rezeki 'kan ada aja, Mas. Biasanya kukasih dari uang THR atau gaji 13 Mas. Pokoknya kalau pandai mengelola, pasti cukup," sahutku pura-pura empati padahal tidak sama sekali. Rasain, Mas! Ini baru awal. Berikutnya bakal lebih banyak lagi kejutan yang akan kamu dapatkan, batinku lagi.  Aku pun berjalan meninggalkannya, masuk ke dalam kamar. Mas Arya membuntuti. "Tapi lama-lama 'kan habis juga, An. Sekarang ATM itu mas berikan pada Maya, maksudnya gantian dia yang ngatur keuangan keluarga kita. Tapi satu juta mana cukup? Untuk ibu saja itu. Yang lain gimana?" kejar Mas Arya lagi, membuatnya kem
last updateLast Updated : 2022-02-23
Read more

Bab Tujuh

Pagi-pagi sekali sudah ada sayuran dan ikan mentah di meja dapur.  Sepertinya barusan Mas Arya belanja di warung sebelah setelah berkali-kali aku mengatakan baru akan masak jika dibelikan bahan masakan untuk diolah. Dan tampaknya Mas Arya mengerti dan mengabulkan permintaanku itu. Berpikir begitu, aku pun segera menyiangi sayuran dan ikan mentah tersebut untuk segera bisa diolah menjadi masakan. Kedua bahan itu telah selesai kubersihkan. Sekarang tinggal mempersiapkan bumbu pelengkapnya agar ikan dan sayur tersebut enak dimakan. Tetapi saat aku mengecek wadah bumbu, cabe merah, bawang merah serta minyak makan ternyata sudah habis. Aku pun bergegas masuk ke dalam kamar di mana barusan kulihat Mas Arya sedang berganti pakaian dan segera melaporkan kekurangan itu. 
last updateLast Updated : 2022-03-01
Read more

Bab Delapan

Jam lima sore, Mas Arya sudah kembali pulang dari kantor. Aku menyambutnya dengan senyum datar. Membawakan tas dan berkas-berkas kerjanya lalu menaruhnya di atas lemari. Kuambilkan teh panas dan memberikannya pada Mas Arya. Namun, Mas Arya justru menatapku. "Gak ada minuman dingin ya, An? Kok tehnya panas begitu? Mas 'kan gak suka teh panas," tanyanya sembari melepas kancing bagian atas seragamnya. Ya, Mas Arya memang penggemar teh es sehingga mungkin tak terlalu suka dengan teh panas yang saat ini kusajikan. Aku menggeleng. "Listrik mati, Mas. Makanya es batu cair semua," sahutku. "Oh sudah lama PLN mati? Kok tumben, biasanya cuma sebentar?"  "Sudah lama, Mas. Tapi bukan karena PLN mati tapi karena token habis," sahutku lagi. 
last updateLast Updated : 2022-03-01
Read more

Bab Sembilan

[An, datang ya ke acara reuni SMA kita dulu dua hari lagi. Ajak suami dan anakmu. Aku juga mau ngajak suami dan anakku nanti] Pesan whatsapp dari Erika, sahabat SMA-ku dulu masuk ke aplikasi hijauku. [Insyaallah, Ka. Di mana lokasi acaranya?] tanyaku. [Kediaman dokter Wisnu. Itu lho teman satu lokal yang dulu juara kelas terus. Kalian pernah dekat 'kan? Sekarang dia bangun rumah sakit sendiri lho di daerah Panam. Keren.] Emoticon jempol menghiasi balasan pesan dari Erika. Membaca pesan itu dadaku berdegup kencang sesaat.  Dokter Wisnu? Lelaki tampan itu dulu memang pernah menjadi seseorang terdekat dan begitu spesial di hati ini. Kami sempat menjalin hubungan untuk beberapa lama sebelum akhirnya ia harus berangkat ke kota Jakarta untuk menimba ilmu kedokt
last updateLast Updated : 2022-03-01
Read more

Bab Sepuluh

"Hai, Ana. Apa kabar? Sudah lama gak ketemu ya? Kamu datang sama siapa? Sendirian?" sapa Wisnu sembari tersenyum ramah padaku. Aku balas tersenyum lalu menunjuk pada sosok Via yang tengah bermain bersama Tasya, putri Erika. "Berdua anakku, Nu. Kabarku baik, alhamdulilah. Kamu sendiri gimana?" tanyaku balik. Kuperhatikan saat ini penampilan Wisnu memang semakin sempurna. Ganteng, sukses dan kaya. Sungguh beruntung wanita yang berhasil memiliki dirinya. "Aku juga baik. Oh ya, dengar-dengar kamu sudah menikah? Mana mas-nya? Kok gak diajak sekalian?" tanyanya lagi sembari melihat ke sekeliling tetapi kemudian kembali padaku saat tak menemukan sosok Mas Arya di sampingku. Sekilas kulihat matanya mengerjap, tetapi bagiku tak berarti apa-apa. Hubungan kami sudah berakhir sepuluh tahun lalu. Tak ada lagi
last updateLast Updated : 2022-03-01
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status