Share

Bab Dua

Author: Aura_Aziiz16
last update Last Updated: 2022-02-23 00:15:48

"Mas, ini ATM kamu aku kembalikan" ujarku sembari menyerahkan sebuah kartu anjungan tunai mandiri miliknya yang selama ini diserahkan padaku untuk membiayai keperluan rumah tangga.

 

Setiap bulan tidak lebih dari satu juta rupiah sisa gajinya masuk ke dalam rekening itu untuk biaya hidup kami bertiga. Juga untuk keperluan ibu dan adiknya, Mira. Gadis berusia dua puluh tahun yang saat ini masih kuliah semester lima di sebuah perguruan tinggi swasta.

 

Setiap bulan semua uang itu kuberikan pada mertua. Kadang malah kutambahi karena aku merasa penghasilanku sendiri lebih dari cukup untuk biaya hidup kami sekeluarga.

 

Bagiku tak masalah memberi semua gaji suamiku pada ibunya karena beliau seorang janda yang dalam agama wajib disantuni, apalagi beliau masih harus menanggung hidup putri bungsunya yang sedang kuliah. 

 

Pun beliau adalah mertuaku sendiri, jadi kupikir sudah seharusnya berbuat baik kepada wanita yang telah melahirkan Mas Arya ke dunia itu, meski seringkali ibunya protes mengapa hanya diberi satu juta rupiah saja sedangkan menurutnya gaji anaknya besar dan minta ditambahi yang tentu saja berasal dari penghasilanku menulis novel online.

 

Sayang, semua pengabdian itu tidak berarti apa-apa di mata Mas Arya, sehingga saat ini aku memutuskan mulai hari ini tak mau lagi ikut campur urusan keuangan suamiku itu. Biar saja ia kekurangan. Kalau itu terjadi, silakan mencari penambalnya sendiri.

 

Sudah cukup aku berkorban selama ini. Tak akan kuulangi lagi!

 

"Kenapa dikembalikan? Kamu gak butuh nafkah lagi? Oke kalau begitu. Biar kamu rasakan hidup tanpa uang. Biar kamu tahu cari uang itu gak gampang. Hidup sudah dijamin suami kok masih gak bersyukur!" ketusnya.

 

Lalu dengan kasar Mas Arya mengambil ATM dari tanganku dan menyimpannya dalam dompetnya.

 

Aku hanya mengulum senyum melihatnya.

 

"Oh ya, Mas. Sebentar lagi 'kan gajian Mas. Karena ATM sudah aku kembalikan, jadi mulai bulan depan Mas atur sendiri keuangan di rumah ini ya. Aku masak kalau ada yang dimasak. Kalau nggak, ya kita puasa dulu, oke?" ucapku sambil menahan perasaan tersayat dalam hati.

 

"Puasa? Apa maksud kamu? Ngapain puasa? Kamu pikir cuma kamu saja yang bisa mengatur keuangan rumah tangga? Mas juga bisa! Ibu apalagi! Jadi nggak usah berlebihan ngomongnya!" Mas Arya mencibirkan bibirnya dengan ekspresi mengejek.

 

Melihat ekspresinya itu aku hanya tersenyum tipis.

 

"Ya, siapa tahu aja Mas, soalnya selama ini Mas tahunya semua beres 'kan? Ya, udah aku mau keluar dulu ya, ada perlu ke minimarket sebelah. Masakan sudah aku masakin di meja makan. Kalau mau sarapan sebelum berangkat ke kantor, sarapan aja ya sendiri. Aku pergi dulu sebentar sama Via. Gak papa 'kan?"

 

Mas Arya hanya mengangguk acuh tak acuh.

 

Aku pun bergegas menyiapkan Via dan mengeluarkan motor maticku ke halaman. Tak ingin menemani dirinya sarapan pagi dan melayaninya seperti biasanya karena rasa sakit ini masih menggunung dalam dada. 

 

Apalagi melihatnya begitu arogan dan tidak sedikitpun merasa menyesali perbuatannya telah berkhianat di belakangku, makin sebah saja rasanya hati ini.

 

Sengaja di tiga hari terakhir bulan ini, aku menghidangkan masakan enak kesukaan Mas Arya. Seperti tadi, beberapa masakan ala restoran mahal telah kuhidangkan dengan cepat. Ada ayam lada hitam, gurame asam manis, udang saus pedas dan salad buah serta sayur juga susu segar sebagai pelengkap.

 

Kelak jika ia sudah mengatur keuangan sendiri, ia pasti akan merasa heran bagaimana bisa dengan sisa gajinya yang tidak seberapa lagi itu, setiap hari aku bisa menghidangkan makanan enak kesukaannya, pun hingga akhir bulan seperti ini yang seringkali jadi momok menakutkan bagi kaum hawa bergelar isteri untuk tetap bisa menghidangkan makanan sehat di kala keuangan sudah semakin menipis pada keluarga.

 

Aku ingin ia merenung dan kapok dengan segala tingkahnya yang tidak tahu diri itu. Sudah dibantu istri tapi tidak sadar. Menyakitkan!

 

Tapi ya sudahlah. Biar saja ini menjadi pelajaran bagi hidupnya kelak, meski saat ia sadar dan menyesal nanti, mungkin aku sudah pergi jauh dan keluar dari hidupnya, tetapi setidaknya bisa menjadikan pelajaran hidup yang berharga untuknya.

 

Ya, sebenarnya ingin sekali aku pulang ke rumah orang tua untuk mengobati luka hati dan menenangkan diri, tetapi aku tak ingin orang tuaku jadi curiga dan bertanya-tanya ada apa dengan rumah tanggaku saat ini.

 

Lagipula aku ingin tahu saat aku sudah meletakkan tanggung jawab yang seharusnya ia emban selama ini kembali padanya, bagaimana ia akan menafkahi anak istri dan ibu serta adiknya dengan sisa gaji yang hanya satu juta rupiah itu ya?

 

Apakah ia masih bisa tertawa dan tersenyum bahkan bersikap sombong dan arogan seperti ini atau tidak ya?

 

Kita lihat saja nanti!

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Eli
laki yg tdk pUya hantisdh dibantu tdk tau terima kasi...
goodnovel comment avatar
Isabella
jangankan 1 juta sebulan. uang 100 ribu sehari kadang kalau kebutuhan bersamaan gak cukup
goodnovel comment avatar
Ida Nurjanah
pasti keteteran ....mane cukup 1 jt .
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab Tiga

    Hari ini tanggal satu bertepatan hari Senin. Hari dimulainya aktivitas kantor setelah dua hari libur kerja.Meski semalaman kulihat Mas Arya tidak tidur, asyik video call dengan istri mudanya yang kudengar-dengar bernama Maya tanpa peduli sakitnya hatiku mendengar kemesraan mereka, tetapi pagi-pagi ini wajahnya kulihat begitu sumringah. Tampak sangat bercahaya. Mungkin karena hari ini tanggal satu. Tanggal gajian.Dari percakapan mereka berdua di kamar sebelah tadi malam yang sempat aku curi dengar, Mas Arya mengatakan akan memberikan uang gajinya itu pada istri mudanya itu.Tak tanggung-tanggung, ATM yang kemarin kukembalikan padanya katanya juga akan diberikan pada wanita itu agar Maya juga bisa merasakan enaknya menjadi seorang Nyonya Arya. Bisa ke salon, ke mall, belanja dan jalan-jalan di hari libur seperti yang biasa kulakukan. Begitu yang aku dengar dari p

    Last Updated : 2022-02-23
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab Empat

    Malam ini Mas Arya tak pulang.Melalui pesan whatsapp ia mengatakan jika akan pulang ke rumah Maya dan tidur di sana.Tanpa menghiraukan perasaanku, ia bahkan mengatakan akan mulai melakukan jatah giliran dengan adil, yakni tiga hari untukku dan tiga hari untuk Maya. Sisa satu hari kata Mas Arya tergantung ia ingin tidur di mana dan aku tak boleh protes akan hal itu.Aku hanya diam tak menanggapi.Sejujurnya aku bahkan sudah tak lagi peduli Mas Arya akan tidur di mana. Tak pulang lagi ke kontrakan ini pun tidak jadi masalah.Toh, selama ini aku sendiri yang membayar sewanya. Sekali lagi karena gaji Mas Arya tak mencukupi untuk membayarnya.Aku masih bertahan seperti ini bukan karena masih punya hati untuk suamiku itu melainkan hanya ingin melihat karma y

    Last Updated : 2022-02-23
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab Lima

    "Maafkan ibu, An. Ibu gak bisa melarang Arya waktu minta izin nikah lagi. Sudah berkali-kali ibu ingatkan tapi Arya bandel."Ibu mertua mengelus puncak kepalaku lalu meraihku dalam pelukan beliau.Ingin rasanya aku marah tapi aku tahu semua itu tidak ada gunanya lagi.Mungkin sudah takdir begini. Bagus juga karena dengan menikah lagi, aku yang selama ini bucin setengah mati pada Mas Arya hingga rela jadi bumper di belakangnya demi ketenangan hidup lelaki itu jadi sadar jika semua itu ternyata sia-sia belaka.Belum terlambat untuk menyadari kesalahanku, terlalu memanjakan suami hingga tak tahu jika aku telah berkorban begitu banyak demi hubungan rumah tangga kami yang ternyata tak berarti apa-apa baginya."Ya, sudahlah Bu, gak papa. Semua sudah terjadi. Sudah takdir harus begini. Dises

    Last Updated : 2022-02-23
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab Enam

    "Terus biasanya kamu ngasih ibu berapa? Kok tadi ibu minta satu juta? Lalu untuk keperluan lain gimana?" Mas Arya menatapku dengan tatapan ingin tahu dan penasaran, membuatku tersenyum miris dalam hati."Rezeki 'kan ada aja, Mas. Biasanya kukasih dari uang THR atau gaji 13 Mas. Pokoknya kalau pandai mengelola, pasti cukup," sahutku pura-pura empati padahal tidak sama sekali.Rasain, Mas! Ini baru awal. Berikutnya bakal lebih banyak lagi kejutan yang akan kamu dapatkan, batinku lagi.Aku pun berjalan meninggalkannya, masuk ke dalam kamar.Mas Arya membuntuti."Tapi lama-lama 'kan habis juga, An. Sekarang ATM itu mas berikan pada Maya, maksudnya gantian dia yang ngatur keuangan keluarga kita. Tapi satu juta mana cukup? Untuk ibu saja itu. Yang lain gimana?" kejar Mas Arya lagi, membuatnya kem

    Last Updated : 2022-02-23
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab Tujuh

    Pagi-pagi sekali sudah ada sayuran dan ikan mentah di meja dapur.Sepertinya barusan Mas Arya belanja di warung sebelah setelah berkali-kali aku mengatakan baru akan masak jika dibelikan bahan masakan untuk diolah. Dan tampaknya Mas Arya mengerti dan mengabulkan permintaanku itu.Berpikir begitu, aku pun segera menyiangi sayuran dan ikan mentah tersebut untuk segera bisa diolah menjadi masakan.Kedua bahan itu telah selesai kubersihkan. Sekarang tinggal mempersiapkan bumbu pelengkapnya agar ikan dan sayur tersebut enak dimakan.Tetapi saat aku mengecek wadah bumbu, cabe merah, bawang merah serta minyak makan ternyata sudah habis.Aku pun bergegas masuk ke dalam kamar di mana barusan kulihat Mas Arya sedang berganti pakaian dan segera melaporkan kekurangan itu.

    Last Updated : 2022-03-01
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab Delapan

    Jam lima sore, Mas Arya sudah kembali pulang dari kantor. Aku menyambutnya dengan senyum datar. Membawakan tas dan berkas-berkas kerjanya lalu menaruhnya di atas lemari.Kuambilkan teh panas dan memberikannya pada Mas Arya. Namun, Mas Arya justru menatapku."Gak ada minuman dingin ya, An? Kok tehnya panas begitu? Mas 'kan gak suka teh panas," tanyanya sembari melepas kancing bagian atas seragamnya.Ya, Mas Arya memang penggemar teh es sehingga mungkin tak terlalu suka dengan teh panas yang saat ini kusajikan.Aku menggeleng. "Listrik mati, Mas. Makanya es batu cair semua," sahutku."Oh sudah lama PLN mati? Kok tumben, biasanya cuma sebentar?""Sudah lama, Mas. Tapi bukan karena PLN mati tapi karena token habis," sahutku lagi.

    Last Updated : 2022-03-01
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab Sembilan

    [An, datang ya ke acara reuni SMA kita dulu dua hari lagi. Ajak suami dan anakmu. Aku juga mau ngajak suami dan anakku nanti]Pesan whatsapp dari Erika, sahabat SMA-ku dulu masuk ke aplikasi hijauku.[Insyaallah, Ka. Di mana lokasi acaranya?] tanyaku.[Kediaman dokter Wisnu. Itu lho teman satu lokal yang dulu juara kelas terus. Kalian pernah dekat 'kan? Sekarang dia bangun rumah sakit sendiri lho di daerah Panam. Keren.] Emoticon jempol menghiasi balasan pesan dari Erika.Membaca pesan itu dadaku berdegup kencang sesaat.Dokter Wisnu? Lelaki tampan itu dulu memang pernah menjadi seseorang terdekat dan begitu spesial di hati ini.Kami sempat menjalin hubungan untuk beberapa lama sebelum akhirnya ia harus berangkat ke kota Jakarta untuk menimba ilmu kedokt

    Last Updated : 2022-03-01
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab Sepuluh

    "Hai, Ana. Apa kabar? Sudah lama gak ketemu ya? Kamu datang sama siapa? Sendirian?" sapa Wisnu sembari tersenyum ramah padaku.Aku balas tersenyum lalu menunjuk pada sosok Via yang tengah bermain bersama Tasya, putri Erika."Berdua anakku, Nu. Kabarku baik, alhamdulilah. Kamu sendiri gimana?" tanyaku balik.Kuperhatikan saat ini penampilan Wisnu memang semakin sempurna. Ganteng, sukses dan kaya. Sungguh beruntung wanita yang berhasil memiliki dirinya."Aku juga baik. Oh ya, dengar-dengar kamu sudah menikah? Mana mas-nya? Kok gak diajak sekalian?" tanyanya lagi sembari melihat ke sekeliling tetapi kemudian kembali padaku saat tak menemukan sosok Mas Arya di sampingku.Sekilas kulihat matanya mengerjap, tetapi bagiku tak berarti apa-apa. Hubungan kami sudah berakhir sepuluh tahun lalu. Tak ada lagi

    Last Updated : 2022-03-01

Latest chapter

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 132 (ENDING)

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (132)Menyadari dirinya telah keceplosan bicara, Bu Wati pun buru buru meralat ucapannya supaya Bu Hasnah tak sadar jika putrinya sebenarnya memang telah berbadan dua."Eh, maaf ... salah ngomong. Maksudnya bukan hamil tapi biar cepat hamil, Hasnah. Maklum pengantin baru. Makanya harus banyak makan, biar rahimnya subur. Soalnya aku udah nggak sabar lagi pengen gendong cucu. Kamu juga kan, Hasnah?" ujar Bu Wati buru buru meralat ucapannya.Mendengar perkataan besannya itu, Bu Hasnah pun tersenyum lega dan gembira. Syukurlah, ternyata Hamidah bukannya sedang hamil melainkan berharap supaya bisa cepat hamil. Kalau begitu, dia pun tak keberatan karena sudah lama memang dia menginginkan kehadiran seorang cucu lagi dari Arya, sebab sekarang Via, putri Ana, mantan istri pertama Arya sudah sulit ia temui karena kesibukan cucunya tersebut sekolah. Belum lagi dia pun sibuk mengurus Arya yang sedang sakit.Bu Hasnah pun menganggukkan kepalanya dengan rona gembira.

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 131

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (131)"Bagaimana anak saya, Dok? Apa masih bisa diselamatkan?" tanya Bu Hasnah dengan perasaan sedih luar biasa saat melihat pria berseragam putih keluar dari ruang operasi di mana Arya beberapa saat yang lalu dibawa masuk untuk ditangani.Sudah sejak malam tadi sejak mendapatkan kabar kalau anak laki lakinya itu masuk rumah sakit akibat tertabrak mobil entah karena sebab apa, Bu Hasnah terus menerus menangis hingga sembab air mukanya.Dia tak bisa menyalahkan Bu Wati dan Hamidah yang telah membiarkan Arya berkeliaran di luar rumah di malam pengantin mereka sebab alasan Bu Wati, Arya tak bisa dilarang dan dicegah meski hari sudah malam saat hendak membeli sesuatu barang keperluannya. Itulah yang telah membuat kecelakaan tersebut bisa sampai terjadi.Dan Bu Hasnah pun terpaksa percaya begitu saja sebab sejauh ini dia memang tak tahu apa yang sebenarnya betul betul terjadi di rumah besannya tersebut malam tadi hingga akhirnya putranya itu harus mengalami t

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 130

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (130)Berpikir begitu, Bu Wati pun buru buru masuk kamar mandi dan berbisik di telinga putrinya."Midah, apa ... apa kamu hamil? Apa ... apa kamu dan Afandi sudah melakukan hal terlarang sebelum dia meninggal dunia dan kamu menikah dengan Arya? Kalau iya, kamu harus berdamai dengan Arya, Midah. Kamu nggak boleh menolak kehadirannya karena itu konyol namanya. Kamu butuh suami dan bapak untuk anak kamu, Midah! Ayok ikut Ibu ke kamar sekarang juga. Kita harus membicarakan ini sebelum kamu membuat keputusan yang salah dan membuat Arya pergi meninggalkan kamu!""Sebab kalau itu terjadi maka kemungkinan besar, anak kamu akan lahir tanpa bapak. Apa kamu mau hal Itu terjadi, Midah?" ucap Bu Wati yang tiba tiba merasa takut kalau Arya yang justru tak mau lagi dengan putrinya itu bila tahu putrinya itu ternyata sudah hamil sebelum menikah dengannya.Dia tak mau Hamidah hamil dan melahirkan tanpa suami. Dia tidak mau nama baiknya tercoreng. Itu sebabnya dia harus b

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 129

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (129)"Tok! Tok!Tok!"Sedang keduanya bertengkar, dari arah luar kamar terdengar ketukan pintu lumayan keras diiringi suara Bu Wati yang memanggil keras keduanya."Midah ... Arya, ada apa? Buka pintunya!" seru Bu Wati dari luar kamar.Hamidah memandang Arya sejenak seolah meminta pertimbangan, tapi tak lama kemudian karena Arya hanya diam saja tanpa reaksi, Hamidah pun buru buru membuka pintu dengan segera.Segera setelah dia membuka pintu, Bu Wati pun masuk dan menyerbu dengan tanya."Kamu kenapa Midah? Kok teriak teriak tadi? Apa Arya ganggu kamu?""Heh, Arya! Ibu kan sudah bilang, perkawinan kalian hanya sandiwara di atas kertas saja karena Ibu sudah minta tolong sama Ibu kamu untuk bisa menyelamatkan pernikahan putri Ibu yang terancam gagal karena Afandi meninggal dunia dan Ibu kamu sudah setuju!""Lantas sekarang kenapa Hamidah teriak teriak seperti tadi? Apa jangan jangan kamu ganggu dia ya? Kamu kan sudah janji kemarin nggak akan ganggu Hamidah!

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 128

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (128)"Lepaskan, Mas! Jangan sentuh aku! Apa kamu lupa perjanjian kita kemarin yang menyatakan kalau pernikahan kita hanya pernikahan pura pura di atas kertas saja dan di antara kita tak akan pernah ada malam pertama karena pernikahan kita bukan pernikahan sungguhan!" ujar Suster Hamidah sembari menepis keras tangan Arya yang berusaha menarik tubuhnya dan membuka pakaiannya.Namun, Arya hanya menyeringai lebar."Pernikahan kita bukan sungguhan? Midah, pernikahan kita tercatat sah di kantor urusan agama! Ijab qobul yang kita lakukan juga sah di mata agama. Kamu sekarang istriku! Sah di mata negara dan agama! Lalu kenapa kamu bilang pernikahan kita tidak sungguhan dan kamu menolak aku sentuh? Kamu mau masuk penjara karena sudah mempermainkan pernikahan? Kamu juga mau masuk neraka dan dilaknat malaikat karena menolak ajakan suami untuk memenuhi kewajiban kamu sebagai seorang istri? Iya?" Arya terlihat tak terima dengan penolakan Hamidah.Hamidah menggeleng

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 127

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (127)"Saya terima nikah dan kawinnya Hamidah binti Kusnadi dengan mas kawin seperangkat alat salat dibayar tunai.""Sah.""Sah.""Sah "Semua hadirin yang hadir mengucapkan syukur setelah Arya selesai mengucapkan ijab qobul atas istri barunya, Suster Hamidah.Usai Arya mengucapkan penerimaan nikahnya, Suster Hamidah mengangkat wajahnya lalu dengan gerakan kaku karena tak menyangka bila dirinya akan dinikahkan paksa dengan Arya yang baru saja sembuh dari stroke yang diderita, mengangkat telapak tangan lalu mencium punggung tangan Arya yang sekarang telah menjadi suami sah nya itu dengan gerakan lunglai.Sungguh, meski dia tak membenci Arya, tapi dia sama sekali tak mencintai laki laki yang sekarang menjadi suaminya itu. Dia menganggap Arya hanyalah salah satu pasien yang harus dia terapi supaya segera sembuh dari sakitnya.Tapi ternyata, hari ini laki laki itu telah menghalalkan dirinya sebagai seorang istri. Arya akan mendampingi hidupnya hingga maut m

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 126

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (126)"Baiklah, Hasnah ... kalau begitu sesuai dengan rencana kami semula yakni hendak menikahkan Hamidah dengan almarhum Afandi pada tiga hari lagi, itu menjadi tanggal pernikahan Hamidah dengan Arya.""Benar kata kamu, aku harus menyelamatkan keluargaku dengan menikahkan putramu dengan putriku. Selain demi meminimalisir kerugian akibat gagal pesta setelah Afandi meninggal dunia, aku juga ingin menunaikan cita cita kita dulu yang hendak menjodohkan Hamidah dengan putramu.""Jadi tiga hari lagi kita nikahkan mereka ya, Hasnah! Kamu mau ngasih mahar apa untuk putriku? Kemarin rencananya Afandi mau memberi mahar sebuah mobil mewah dan perhiasan sebanyak seratus gram. Kalau kamu apa?" lanjut Bu Wati sembari menatap penuh harap wajah sahabat masa SMA nya itu.Namun, mendengar perkataan Bu Wati, Bu Hasnah melotot lebar. Merasa kaget dan shock ditanya soal mahar, apalagi dibandingkan dengan mahar yang seyogyanya akan diberikan oleh almarhum dokter Afandi pada

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 125

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (125)"Wati, apa kamu nggak malu kalau pesta pernikahan putri kamu terpaksa dibatalkan? Kamu bisa rugi besar lho kalau pesta putri kamu benar benar dibatalkan.""Saya aja nggak nyangka kalau Suster Hamidah itu ternyata adalah putri kamu. Aku pikir siapa. Kamu ingat nggak, dulu waktu kita masih SMA, kita pernah bercita cita ingin menjodohkan putra dan putri kita supaya mereka meneruskan persahabatan kita? Tapi apa daya aku kehilangan jejak kamu dan Arya pun kemudian menikah dengan gadis pilihannya, Ana.""Tapi sekarang pernikahan mereka sudah berakhir. Dan status Arya sekarang ini adalah duda. Jadi, tunggu apalagi, Wati? Sekarang lah saatnya kita jodohkan mereka kembali demi memenuhi niat baik kita dulu?""Arya dulu bekerja sebagai seorang ASN, Wati Tapi apa daya sekarang sudah diberhentikan.""Sekarang ini Arya sedang sakit. Tapi dia jadi semangat sembuh kembali setelah bertemu dengan anak kamu, Hamidah. Sayang, Hamidah ternyata hendak menikah hingga me

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 124

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (124) "Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un ... ." "Kamu yang sabar ya, Midah. Kami sudah berusaha, tapi Tuhan berkehendak lain. Nyawa calon suami kamu nggak bisa diselamatkan lagi. Kami turut prihatin, Midah ...," ucap rekan rekan sejawatnya yang begitu mendengar kabar kecelakaan calon suaminya, langsung gegas berkumpul di ruang ICU rumah sakit untuk memantau kondisi kesehatannya dan melakukan tindakan penyelamatan terhadap dokter muda yang merupakan calon suami Suster Hamidah tersebut, salah seorang suster di rumah sakit swasta ini. Hamidah mengusap air matanya lalu menatap nanar wajah calon suaminya yang telah terbujur kaku di atas brankar dengan ditutupi kain panjang. "Midah, kamu yang tabah ya, Nak. Semua ini sudah takdir Yang Maha Kuasa ...," tutur Ibunya pula sembari mengelus pelan pundak Hamidah. Sementara di sampingnya, calon mertua tampak meratap pilu menangisi kepergian putra mereka. Hamidah berkali-kali menghembuskan nafasnya demi mengurai s

DMCA.com Protection Status