"Freya Renata," panggil asisten dokter.Aku dan mama langsung bangkit dari bangku lalu berjalan memasuki ruang praktik. Ruangan ini terlihat sepi karena minim perabotan di dalamnya, hanya ada sebuah ranjang dan sebuah mesin yang berukuran cukup besar."Silakan baring," ujar asisten dokter sambil mengarahkan telapak tangan kanannya ke ranjang yang berada di sisi kiri ruangan.Aku pun melangkahkan kakiku menuju ranjang pasien lalu berbaring di atasnya. Saat aku memandang ke depan, kulihat seorang pria berjas putih keluar dari pintu yang berada di sisi kanan ruangan ini.Sebelum pemeriksaan dimulai, mama menjelaskan keadaanku kepada dokter terlebih dahulu, dokter juga mendengarkan suara detak jantungku dengan menggunakan stetoskop. Setelah mendengarkan keadaanku, dokter beserta asistennya mulai memeriksaku."Tolong dibuka bajunya, Dik. Bra-nya juga dibuka, ya," pinta asisten dokter kepadaku.Aku membelalakkan mataku saat mendengar permintaan itu. Aku enggan membuka bajuku di hadapan oran
Read more