"Apaan nih?" heran Celestine."Buset, betulan pakai baju zirah dong," celetuk anggota gengnya.Dia membuka lebar bajuku sehingga brace skoliosisku jadi terlihat lebih jelas. Saat mereka asik mengamati dan mengomentari brace-ku, aku sudah pasrah dan tidak memberontak lagi, membiarkan siswi-siswi itu berbuat sesuka mereka.Aku memandang kosong pintu WC yang tertutup rapat di belakang Celestine. Hatiku berharap akan ada seseorang yang datang untuk menolongku, seorang guru akan lebih baik. Akan tetapi, tak ada seorang pun yang masuk ke ruangan ini, seolah-olah ada yang menghalangi di luar."Eh, tolong lepasin baju zirahnya, aku mau coba pakai," ucap Christina yang kini ikut berjongkok di samping pemimpinnya.Aku melebarkan mataku saat mendengar perkataan siswi tomboy itu. Aku langsung meronta-ronta lagi dan tidak mengizinkan Christina untuk mencoba mengenakan brace skoliosisku. Aku takut dia merusak pelindung punggungku yang biaya pembuatannya lumayan mahal."Tidak! Tidak boleh! Lepasin a
Read more