Home / Romansa / JODOH TAK TEPAT WAKTU / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of JODOH TAK TEPAT WAKTU: Chapter 71 - Chapter 80

84 Chapters

71. DEAR DIARY

Cerita berjudul SAUDADE hasil karya Rindu sudah rampung dan tamat.Rindu memberikan isi filenya kepada Fahri di ruangannya.Fahri pun langsung membaca isi naskah terakhir di mana dalam cerita itu, Rindu membuat akhir cerita happy ending dengan Adelia yang sembuh dari penyakitnya dan bisa berkumpul kembali dengan keluarga tercintanya.Sebab, dalam buku diary Adelia yang pernah dikirimnya ke Rindu, Adelia mengatakan bahwa dia tidak ingin akhir kisah hidupnya dalam dongeng sama tragisnya seperti di dunia real.Itulah sebabnya, khusu untuk akhir cerita, Rindu mengarangnya sendiri.Hingga setelahnya, Fahri selesai membaca, namun lelaki itu hanya diam tanpa berkomentar apapun. Padahal biasanya, Fahri akan langsung mengatakan bahwa naskah yang Rindu tulis bagus dan dia menyukainya."Ada apa Pak? Apa masih ada typo?" Tanya Rindu saat itu.Fahri menggeleng seraya tersenyum masam.Lelaki itu mengeluarkan buku diary milik
Read more

72. JAWABAN RINDU

"Mamah... Tante Rindu... Mamah... Tante Rindu..." Azzura masih terus berteriak.Rindu masih terdiam di ujung koridor rumah sakit saat dilihatnya beberapa perawat memasuki ruangan rawat Azzura.Sebenarnya dia khawatir, namun Rindu hanya takut jika dirinya memaksakan diri untuk masuk, lantas hal itu akan memancing keributan yang lebih besar antara Fahri dan Om Hendrawan.Rindu tersenyum getir dengan tubuh yang kembali berbalik untuk melanjutkan langkahnya yang beberapa kali terhenti.Saat Rindu sudah keluar dari koridor itu, dia mendengar suara seseorang yang memanggil namanya.Rindu tahu pemilik suara itu hingga dia pun lekas menyeka air matanya untuk kemudian berbalik dengan senyuman tipis yang menghiasi wajahnya."Ada apa Pak? Apa Azzura sudah bangun?" Tanya Rindu berpura-pura tidak tahu. "Maaf saya tadi dari toilet," Rindu terpaksa berbohong karena tidak ingin Fahri mengkhawatirkan keadaannya."Ya, Azzura sudah bangun.
Read more

73. KESEDIHAN AZAM

Setelah insiden yang terjadi di dalam ruang rawat Azzura tadi, kini Fahri dan Rindu sedang menikmati waktu senja di taman rumah sakit. Mereka duduk berdampingan di salah satu kursi panjang yang ada di tengah-tengah taman.Azzura baru saja tertidur dan ada Baby Sitter yang menjaganya sementara Heni dan Hendrawan sudah pulang sejak tadi."Saya tahu, semua ini memang terkesan dipaksakan. Saya dan Azzura memang egois, maafkan kami Rindu," ucap Fahri yang merasa tidak enak hati dengan apa yang sudah diputuskan Hendrawan di ruang rawat tadi.*"Aku dan Heni merestui hubungan kalian, demi cucuku..."*Itulah sepenggal kalimat yang diucapkan oleh Hendrawan sebelum lelaki paruh baya itu pergi dari rumah sakit bersama sang istri."Saya tidak merasa dipaksa Pak. Apa yang saya katakan tadi memang benar-benar keinginan saya sejak dulu. Hanya saja, saya memang terlalu banyak berpikir dan mempertimbangkan segala hal karena terlalu taku
Read more

74. FIRST KISS

Demi mengurangi intensitas kesedihan yang dirasakan Azam, Fahri akhirnya mengajak Azam ke kamarnya agar Azam bisa tidur bersama mereka.Saat keduanya kembali ke kamar, Azzura sudah tertidur pulas. Rindu langsung menyambut kedatangan Azam dengan penuh sukacita meski yang terjadi setelahnya yaitu Azam yang langsung berhambur ke arah Rindu dan menangis.Tatapan Rindu beralih pada Fahri seolah menyiratkan pertanyaan ada apa dengan Azam. Fahri tersenyum dan mengajak Azam juga Rindu untuk bicara dari hati ke hati di balkon kamar Fahri yang memang cukup luas dan terdapat sofa empuk panjang yang biasa Fahri gunakan untuk sekedar leyeh-leyeh ketika dirinya sedang suntuk.Kini, mereka sudah berada di balkon.Azam duduk dipangku oleh Fahri.Bocah kecil itu diminta Fahri untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi sampai Azam berpikir Oma dan Opa tidak menyukainya.Azam pun bercerita."Tadi, Nenek bilang, kepalanya pusing. Azam m
Read more

75. JODOH ITU UNIK

Bergandengan tangan mesra, Fahri dan Rindu berjalan menuju kediamannya sepulang dari kantor.Malam ini mereka berencana untuk mengajak Azzura, Azam dan Yanti untuk makan malam bersama di luar untuk kemudian check in ke hotel bersama-sama.Pada saat langkah sepasang pengantin baru itu sampai di ambang pintu kediaman Fahri, keduanya langsung dikejutkan oleh suara bentakan keras seseorang dari arah taman belakang."Dasar anak tak tahu diri! Sudah menumpang malah merusak!"Rindu dan Fahri jelas terkejut sehingga mempercepat langkah mereka.Dilihatnya Azam sedang dimarahi oleh Hendrawan saat itu."Ada apa ini Pih?" Tanya Fahri yang lekas mengambil alih Azam ke sisinya. Memberi perlindungan."Anak ini sudah memecahkam guci kesayangan Papi!" Jawab Hendarawan dengan penuh amarah.Tubuh Azam merangsek takut di balik tubuh Fahri. Bocah itu mulai menangis. "Maaf Pah, Azam tidak sengaja," ucapnya membela diri."Maa
Read more

76. THE JAVU

Hari ini, Fahri dan Rindu sudah packing hendak berangkat untuk persiapan mereka berangkat ke Singapura.Seluruh barang bawaan sudah dikemas rapi di dalam koper.Fahri sedang mengajak Azzura menemui Oma dan Opanya untuk berpamitan sementara Rindu menunggu kepulangan Fahri di hotel bersama Azam dan Yanti.Azam yang saat itu terus saja ngambek karena tak ingin ikut ke Singapura.Rindu dengan sabar berusaha memberi pengertian pada Azam."Memangnya kenapa sih Azam kok nggak mau banget ikut Mama dan Papah ke Singapura? Kan di sana nanti Azam bisa jalan-jalan sama Nenek. Kita naik pesawat kayak waktu itu," ucap Rindu yang sejak tadi sibuk merayu Azam yang terus cemberut.Azam tak menyahut. Bibirnya mengerucut dengan kedua tangan yang bersidekap di depan dada."Masalah sekolah, Mama sudah bilang ke Ibu Guru Azam dan mereka sudah memberi izin, jadi Azam nggak perlu takut dimarahi. Sekarang semua sudah serba canggih. Azam bisa tet
Read more

77. SEPASANG MATA YANG MENGINTAI

Apakah sampai detik ini ada orang yang mampu menjawab tentang pertanyaan, mengapa waktu berlalu begitu cepat saat kita merasa bahagia dan sebaliknya, mengapa waktu seakan berlalu begitu lambat saat kita melaluinya dalam duka dan penderitaan?Seperti halnya yang kini dialami seorang Fahri.Orang tua mana yang tidak terluka saat mengetahui anaknya sakit?Terlebih, jika sang anak yang baru berusia enam tahun itu didiagnosis Leukimia atau Kanker Darah.Bagai disambar petir, anak yang begitu cantik dan pintar harus menanggung kesakitan di usianya yang masih kecil.Sesungguhnya Fahri begitu terpukul seolah dia merasakan sakit yang kini harus di derita sang anak selama menjalani proses pengobatan dan kemoterapi atas penyakitnya.Dokter mengatakan, pengambilan sumsum tulang belakang yang baru saja dijalani oleh Azzura saat ini memang rasanya sangat menyakitkan.Tapi, melihat semangat Azzura untuk sembuh, mengubur semua kesedihan
Read more

78. INSIDEN DI BASEMEN

"Hai, Rindu? Apa kabar?" Tanya seorang lelaki yang mengantri di belakang Rindu saat wanita itu hendak membayar di kasir minimarket.Rindu pun menoleh dan terkejut, meski setelahnya sebuah senyuman lebar mengembang di wajah cantiknya. "Bisma?" Pekik Rindu tak percaya. Sebab sepengetahuannya, Bisma sudah kembali ke Kalimantan."Kamu sejak kapan di Jakarta?" Tanya Rindu saat kini dirinya dan Bisma sudah keluar dari minimarket. Mereka hendak berjalan menuju ruang rawat Yanti."Sudah dari satu minggu yang lalu,""Oh begitu, kenapa tidak memberi kabar?" Tanya Rindu lagi."Maaf, aku sibuk dengan pekerjaan dan harus merawat Ibuku juga yang sedang sakit," Bisma jadi terkekeh, merasa tidak enak. Meski alasan utama seorang Bisma kembali ke Jakarta karena selain harus merawat Ibunya yang sedang sakit, namun Bisma juga ingin mengetahui lebih lanjut hubungan yang terjalin antara Rindu dan Fahri sejauh ini.Jika memang pada kenyataannya Rindu d
Read more

79. BERTEMU JANUAR

Setelah insiden yang terjadi di Basemen rumah sakit dua hari yang lalu, kini Bisma sudah mendapat perawatan intensif pasca operasi akibat perut kirinya yang tertembus timah panas oleh Surya.Sementara Surya sendiri dinyatakan meninggal di lokasi kejadian saat Bisma berhasil melawan dengan balik menembak Surya. Tembakan Bisma tepat mengenai jantung Surya, itulah sebabnya Surya langsung menghembuskan nyawanya detik itu juga.Setidaknya, kini Rindu bisa bernapas lega setelah memastikan Romy dibekuk oleh polisi dan mendapat hukuman atas tindakannya yang telah berani kabur dari penjara. Romy dijatuhi hukuman pidana seumur hidup atas tindakannya tersebut.Rindu yang merasa berhutang budi pada Bisma kini harus membagi waktu yang dimilikinya untuk menjaga Yanti dan Bisma secara bergantian.Untungnya, ruangan rawat Bisma dengan Yanti tidak terlalu jauh, jadi Rindu bisa bulak-balik kapan pun dirinya mau.Pagi itu, sehabis mengantar Azam ke sekolah
Read more

80. PERTEMUAN YANG SINGKAT

"Maafkan aku Rindu. Mungkin karena aku kemarin sempat mengganti nomor, makanya aku terlambat mengetahui informasi tentang kaburnya Surya dan Romy dari kepolisian Kalimantan," ucap Fahri saat kini dirinya dan Rindu sudah keluar dari ruangan rawat Bisma.Pasca pertemuannya dengan Januar tadi, Fahri sebenarnya ingin sekali memberi Januar pelajaran atas perlakuannya terhadap Rindu. Namun sayang dia tak mungkin melakukan hal itu di hadapan Bisma yang sedang sakit.Saat ini Fahri dan Rindu sedang berbincang di dalam ruangan rawat Yanti. Azam baru saja tertidur karena waktu yang memang sudah larut.Fahri terpaksa berbohong pada Azzura agar diizinkan untuk pergi ke Indonesia karena lelaki itu terlalu mengkhawatirkan kondisi Rindu.Sekarang, semua sudah aman.Fahri bisa lebih tenang. Itulah sebabnya dia harus lekas kembali ke Singapura."Sudah tidak apa-apa. Semuanya sudah terjadi. Besok sebelum berangkat ke Singapur, ada baiknya kamu tem
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status