Dalam diam, Andri berdiri menatap peti mati yang sudah siap tertutup pasir hitam. Dia menatap sendu peti itu yang mulai masuk ke dalam tanah. Selama lima hari, dia mempersiapkan pemakaman palsu dan semuanya dengan sangat hati-hati. Kini, dia harus puas melihat rencananya berhasil.“Amanda, maafkan aku,” batinnya. Andri sedikit bergemetar melihatnya.“Aku turut berduka cita. Tabahkan hatimu, Pak,” ucap salah satu kliennya yang menghadiri pemakaman.“Andri, kau … sangat kejam!” Sahabat dekat Amanda bernama Sarah tiba-tiba datang, mengejutkan semua orang. Dia berjalan cepat, mendekati Andri. Sejenak, tatapan tajam dia tujukan kepada Andri sebelum menamparnya keras.“Plak!”“Argh! Kau pasti yang menyebabkan Amanda mati!”Sarah berteriak histeris. Para awak media yang meliput pemakaman, menjadi terkejut. Mereka akan memperoleh berita besar!“Andri, kenapa kau tidak bi
Baca selengkapnya