“Mas, akhirnya kita menikah juga.”
Hasrat mulai terlampiaskan dengan sempurna. Ciuman yang sempat tertahan akibat upacara pernikahan, kini saling membalas dengan dahsyat.
“Pernikahan ini sangat luar biasa. Aku seperti seorang putri yang menikahi sang pangeran tampan. Kau, memang sangat luar biasa. Aku mencintaimu, Mas,” ucap Nona Muda pemilik kekayaan luar biasa bernama Amanda Ratuliu Atmaja. Dia adalah pewaris sah satu-satunya kekayaan Atmaja sejak kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan pesawat secara misterius.
Kedua mata pasangan itu saling memandang. Senyuman hangat saling terlempar satu sama lain. Seakan, dunia hanya milik berdua saja.
“Aku ingin sekali memilikimu malam ini, istriku,” balas lelaki tampan yang bekerja sebagai manajer perusahaan Amanda bernama Andri. Lelaki itu sudah lama menjalin kasih dengan Amanda. Kini dia berstatus suami sah Amanda.
Pernikahan termegah telah digelar. Sebuah pernikahan impian semua pasangan. Sangat mewah, berkelas, tidak ada tandingan. Apalagi pasangan itu sangat tampan dan cantik. Pasangan yang sangat serasi.
“Kau memang sangat cantik, istriku. Aku benar-benar mencintaimu.”
Setelah pesta pernikahan berlangsung tujuh hari tujuh malam, kini mereka meluapkan hasrat di sebuah vila mewah. Vila mewah itu sengaja dibangun Amanda sebagai tempat bulan madu. Walaupun tebing mengitarinya, suasana sama sekali tidak terlihat menyeramkan.
Selama sehari penuh, kemesraan terjalin indah di antara mereka. Ciuman lembut tidak pernah lepas dari bibir mereka. Bahkan, berbagai gaya bercinta mereka lakukan di semua tempat.
“Mas. Aku membeli lingeri sangat seksi. Apa kau mau melihatnya?” ucap Amanda. Wajahnya berseri, memperlihatkan lingeri merah sangat seksi.
“Aku ingin melihatnya,” bisik sang suami.
“Jangan lupa, sayang. Kau … menarilah yang sangat seksi di hadapanku,” lanjut Andri sembari meraba aset menggunung Amanda yang terlihat polos sepanjang hari.
Dalam canda tawa, Amanda memperlihatkan keseksian tubuhnya dengan sempurna. Andri tidak hentinya memandang sang istri.
“Mas, geli. Hahaha,” tawa Amanda. Dia terus mengeliat saat Andri menggelitiknya.
“Aku memiliki hadiah untukmu, sayang.”
Andri mengecup kening Amanda dengan lembut. Dia berdiri tegak, mengambil kotak berbentuk hati di atas meja. Amanda mengernyit melihatnya. Dia sangat bahagia dengan pernikahan bak negeri dongeng itu. Pernikahan seperti seorang putri raja dengan sang pangeran. Hatinya terus berdebar tanpa henti merasakan kebahagiaannya.
“Apa itu?” tanyanya heran. Amanda segera bangkit, membuka kotak itu. Kedua matanya melotot, tak percaya. “Bikini?” lanjutnya tertawa.
“Hahah. Mas, kau benar-benar sangat … Tapi, aku baru saja memakai lingeri ini.”
“Hahaha, kau benar. Aku selalu berimajinasi melihat kau memakainya. Kini, ijinkan aku melihatnya secara nyata,” balas Andri berbisik. Sedikit tiupan dia berikan di ujung daun telinga Amanda. Spontan sang istri begidik merasakannya.
“Mas …”
Andri mulai membuka lingeri yang baru saja Amanda pakai. Dia menggantinya dengan bikini kuning sangat seksi berbahan sutra di tubuh Amanda. Kedua matanya memanas, ingin segera menjamah tubuh seksi di hadapannya.
“Mas, sangat geli,” desah Amanda. “Mas!”
Andri menarik tubuh Amanda, mulai menelusuri leher mulus sang istri dengan bibirnya. Bibir mereka saling berpagutan tak terpisahkan. Hasrat mereka meluap sangat membara. Andri semakin memeluk tubuh Amanda, kemudian menatap lembut. Mereka melangkah tanpa sadar, hingga sampai di halaman belakang rumah.
“Aku tidak akan pernah melupakan kebahagiaan hari ini. Terima kasih atas segalanya, Amanda.”
Amanda sedikit mengernyit. Dia sedikit menggeleng, tidak mengerti maksud perkataan Andri. “Untuk apa berterima kasih. Aku akan memberikan semuanya.”
Amanda tersenyum, kembali mendaratkan bibirnya. Mereka masih saling menikmati ciuman mesra tanpa henti. Andri mengangkat tubuh Amanda, membawanya di ujung kolam. Sebuah kolam renang mewah yang membuat vila terlihat semakin indah.
“Byur!”
Amanda terkejut. Mendadak, Andri mendorong tubuhnya hingga terjebur ke dalam kolam.
“Mas, kau sangat nakal. Ayolah, susul aku!” teriak Amanda. Dia menatap Andri dengan tersenyum di dalam air. Namun, sesuatu sangat aneh terjadi. Ekspresi Andri terlihat seperti musuh.
“Mas?”
Ekspresi hangat dengan senyuman yang terlihat sepanjang hari, kini berubah dingin. Bahkan, kedua mata bulat hitam sang suami terlihat menyorot tajam.
“Mas Andri, kenapa dengan dirimu?” tanya Amanda. Kedua alisnya mengkerut dalam. Tangannya mulai mengayuh untuk menuju ke permukaan. Namun, “Mas, apa itu? Mas!”
Andri mengarahkan tangannya sangat tinggi, membuat beberapa lelaki garang datang. Mereka membawa hewan bergigi tajam.
“Masukkan ke dalam kolam,” pintanya tegas.
“Apa?”
Amanda masih tak percaya. Andri memberikan perintah luar biasa yang ditujukan untuknya. Dia bergemetar, melihat buaya berukuran sedang masuk ke dalam kolam luas, segera mendekatinya.
“Tidak mungkin!” teriaknya keras.
Amanda sangat panik. Kemampuan berenangnya kalah dengan kecepatan hewan mengerikan itu yang berhasil mengoyak sebagian tubuhnya.
“Argh!”
Di dalam air, Amanda berusaha melawan. Sekuat tenaga dia menggerakkan tangan dan kakinya untuk mencapai permukaan. Darah segar sudah menghiasi air kolam yang semula jernih. Napas Amanda mulai tercekat.
“Aku … aku harus bisa selamat,” batinnya terus berusaha.
Amanda masih saja meronta di dalam air. Untung saja, keberuntungan berpihak kepadanya. Dia melepaskan jepit rambutnya, dan menusuk salah satu mata buaya. Kini dia berhasil naik ke permukaan dengan luka sayatan yang sangat luar biasa, saat buaya itu menjauh.
“Kalian? Ternyata …”
Amanda tidak percaya melihat seseorang yang sangat mengejutkan baginya tiba-tiba muncul. Selama ini ternyata seseorang itu ikut andil untuk menyingkirkannya? Dengan tubuh dipenuhi luka, Amanda masih bersusah payah untuk bangkit, menghindar dari halaman rumahnya. Untung saja dia berada di seberang kolam. Jauh dari posisi Andri berdiri.
“Kejar dia! Pastikan dia mati!” teriak Andri.
Para pengawal segera berlari mendekati Amanda. Pewaris Atmaja itu berlari, keluar dari vila melewati taman belakang. Dia terus berlari tanpa arah semakin masuk ke dalam hutan. Sangat mustahil bagi dirinya untuk lolos. Apalagi wajahnya dipenuhi luka gigitan. Darah segar terus keluar dari salah satu matanya.
“Aku … aku tidak memiliki tenaga,” lirih Amanda. Tenaganya sudah habis. Dia sudah tidak bisa melanjutkan langkah. Kini tubuhnya tumbang di ujung tebing yang tidak terlalu tinggi. Kedua matanya menatap sungai di bawahnya.
“Aku lebih baik mati dari pada mereka menguburku,” batin Amanda. Dia merangkak, semakin menatap derasnya air sungai.
“Amanda, hentikan!” teriak Andri keras.
Amanda melotot, mendengar suara suaminya semakin terdengar sangat dekat. Sekuat tenaga dia berusaha menggulingkan tubuhnya. Amanda tidak ingin tertangkap. Mereka pasti akan membunuhnya tanpa ampun!
“Argh!”
Tubuh Amanda kini terjebur di dalam derasnya air sungai. Andri menghentikan langkah, tak percaya melihatnya. Jantungnya berdetak kencang. Dirinya berdiri dalam diam di atas tebing, mengamati sungai yang sudah melahap tubuh sang istri.
“Carilah mayatnya,” ucapnya pelan.
“Tidak perlu. Dia tidak akan pernah hidup. Kau tahu sendiri. Tubuhnya dipenuhi luka. Air sungai itu sangat deras. Tidak mungkin dia selamat. Mayatnya saja tidak mungkin ditemukan. Air sungai itu menjurus ke laut. Kita berhasil, sayang.”
Andri memeluk seseorang yang tersenyum bahagia melihat kematian Amanda.
“Siapkan konferensi pers. Kabarkan istrimu meninggal karena kecelakaan saat berburu. Pemakaman dengan peti mati kosong, sudah aku siapkan. Kau, sekarang sangat kaya, Andri.”
Senyuman semakin lebar terpampang di wajah Andri. Dia memeluk sosok di hadapannya, dengan perasaan barunya. Sebagai pewaris kekayaan satu-satunya Atmaja.
Dalam diam, Andri berdiri menatap peti mati yang sudah siap tertutup pasir hitam. Dia menatap sendu peti itu yang mulai masuk ke dalam tanah. Selama lima hari, dia mempersiapkan pemakaman palsu dan semuanya dengan sangat hati-hati. Kini, dia harus puas melihat rencananya berhasil.“Amanda, maafkan aku,” batinnya. Andri sedikit bergemetar melihatnya.“Aku turut berduka cita. Tabahkan hatimu, Pak,” ucap salah satu kliennya yang menghadiri pemakaman.“Andri, kau … sangat kejam!” Sahabat dekat Amanda bernama Sarah tiba-tiba datang, mengejutkan semua orang. Dia berjalan cepat, mendekati Andri. Sejenak, tatapan tajam dia tujukan kepada Andri sebelum menamparnya keras.“Plak!”“Argh! Kau pasti yang menyebabkan Amanda mati!”Sarah berteriak histeris. Para awak media yang meliput pemakaman, menjadi terkejut. Mereka akan memperoleh berita besar!“Andri, kenapa kau tidak bi
“Aku ingin milikku menjadi hangat. Kau … lakukan tugasmu,” bisik Andri.“Aku akan melakukan, seperti biasanya,” balas sang wanita sembari melakukan aksi nakalnya.“Ah …”Andri meluapkan hasratnya. Hubungan intim Andri bersama sahabat dekat Amanda, terjalin sepanjang malam. Mereka merayakan kemenangan yang sudah ada dalam genggaman.“Kau memang sangat hebat. Aku … tidak menyangka. Kau memuaskanku sampai dua kali. Ah, kau membuatku melayang.”Andri terlentang, masih menerima bibir yang terus menelusuri miliknya.“Apakah kau mau lagi? Aku bisa memberikannya.”Andri kembali menarik tubuh wanita seksi di hadapannya. Bahkan, wanita itu menggunakan lingeri merah milik Amanda. Sekali lagi, Andri terpuaskan dengan sempurna. Erangan mereka saling bersahut-sahutan di dalam kamar mewah. Kamar apartemen berharga puluhan milyar milik Amanda. Sebuah kamar yang hanya bis
Andri terpaku. Sosok di hadapannya, membuatnya terkejut.Gadis berambut pirang dan bermata cokelat, berdiri sangat cantik di hadapannya. Senyuman lesung pipinya, membuatnya mengingat seseorang."Amanda?" tanya Andri. Dia mengamati pegawai barunya dengan saksama. Dari atas sampai bawah, kedua mata Andri menelusuri setiap lekukan tubuhnya."Tidak mungkin dia Amanda. Dia sangat berbeda. Amanda sangat sederhana walaupun dia kaya raya. Bahkan, Amanda tidak pernah mengenakan rok sangat pendek. Dia tidak pernah menggunakan lipstik sangat merah. Rambutnya juga berwarna hitam. Dia hanya mirip, dan namanya sama," batinnya tidak mengalihkan pandangan sama sekali."Apa kau akan memandangnya terus?"Seseorang mengejutkan Andri. Sarah tiba-tiba datang. Dia berjalan perlahan, mengamati pegawai baru yang masih berdiri tegak di tengah ruangan. Sementara Maria hanya diam bersedekap, mengamati tingkah Andri yang membuatnya tidak mengerti."Sayang.
Di dalam ruangan Andri, Sarah semakin marah. Dia tidak percaya melihat tisu terdapat noda lipstik sangat merah di sana. Dan yang lebih parah, tisu itu berada di meja suaminya."Apa kau mau memainkan perasaanku? Katakan kepadaku! Apa yang kau lakukan? Aku melihat wanita itu sudah berada di sofa ini dengan sangat berantakan. Andri, kau jangan pernah bermain api denganku! Karena aku tidak akan pernah menerimanya.""Cukup hentikan! Jangan pernah berpikiran apa pun kepadaku. Sekarang pergilah, karena aku memiliki urusan yang sangat banyak.""Apa kau bilang? Jadi, kau mengusirku dari ruangan ini? Ingatlah posisiku. Aku ini adalah istrimu!" balas Sarah. Dia semakin mengepalkan kedua tangannya, tidak percaya hari ini Andri benar-benar berubah. Sejak kedatangan pegawai baru itu yang memiliki nama, sama dengan mantan istrinya yang sudah disingkirkannya."Pertunjukan yang memang sangat menarik. Melihat kalian berdebat seperti ini. Andri, dia pegawai baruku. Tidak se
Andri semakin kebingungan. Dia ... dia harus bagaimana? Amanda sudah sangat cantik di atas ranjang. Tubuhnya terlihat sangat seksi. Apakah dia harus melakukannya? Bagaimana dengan Sarah? Apakah dia akan kembali berselingkuh?"Tuan ... kemarilah. Aku ... hanya ingin kau memelukku," desah Amanda.Andri tidak tahan. Tubuhnya menolak untuk pergi. Dia dengan cepat membuka kemejanya. Bahkan, celana kain mahalnya pun ikut terbuka. Kini, dia siap dengan miliknya.Amanda tersenyum, melihat Andri perlahan sudah ada di atas tubuhnya. Tanpa berbasa-basi lagi, Amanda mencium dengan liar. Andri tak kuasa menahannya. Perasaannya yang hanya diselimuti napsu ketika bersama Sarah, membuat dia sadar. Tidak ada cinta dalam hatinya. Tapi, kenapa dia sangat ingin bersama Sarah waktu itu? Andri kini benar-benar bertanya pada dirinya.Perasaannya semakin tidak karuan. Andri seolah-olah seperti seorang singa yang sangat kelaparan menerkam semua lekukan tubuh Amanda yang sanga
Sarah melupakan kejadian mencekam pagi tadi. Andri memastikan tidak melakukan apa pun semalam ketika pergi dari rumah. Dia berusaha mengambil hati istrinya."Sepertinya aku sangat senang. Aku hari ini mendapatkan hati suamiku kembali. Kau sudah membuatku tenang.""Untuk apa aku melakukan hal buruk denganmu di belakang. Nanti malam kita akan makan malam di rumah. Masakan sesuatu yang sangat enak. Aku tidak sabar untuk menyantapnya."Sarah mengamati sekitar. Dia tidak melihat Amanda di sana. Dia sedikit tersenyum lega melihatnya."Aku akan menyiapkannya. Kau pulang saja tepat waktu."Sarah berjalan mendekati meja Amanda. Dia mengamati setiap sudutnya. "Jadi, dia pulang mendahului?" tanya Sarah menerka-nerka. Kedua matanya masih saja menelisik di sana."Maria memanggilnya. Dia membutuhkan Amanda. Dia akan menjadi model salah satu produk kita."Sarah terperanjat. Baru kali ini Andri melakukan sesuatu dengan Maria tanpa sepengetahu
Sarah semakin tidak mengerti. Berani-beraninya seorang wanita menghubungi Andri dan mengatakan pesan yang sangat membuatnya terkejut."Andri cepat katakan! Kenapa ada seorang wanita menghubungimu seperti ini? Jadi kau tidak menemui klien. Tapi ... kau menemui seorang wanita dan kau marah karena dia tidak datang di acaramu! Apakah seperti itu? Tolong jelaskan padaku Andri!" Sarah Semakin berteriak kencang. Dia menyodorkan ponsel Andri tepat di wajahnya. Sarah mengepalkan kedua tangannya. Menahan diri untuk tidak menampar Andri.Sementara Andri mengambil paksa ponselnya dari tangan Sarah."Aku tidak suka kalau kau menerima ponsel ini, tanpa seizinku. Aku, tidak menyukainya Sarah. Kau sebaiknya diam dan jangan membentakku seperti itu!"Sarah semakin tidak terima. Dia mendekati Andri dan sedikit mendorong tubuhnya."Hei kau seperti itu karena pegawai baru itu! Hah, tidak aku percaya. Aku sudah memasakkan semua makanan kesukaanmu. Bahkan aku sudah bersi
Andri tidak percaya. Dia kembali melihat lingeri dengan noda anggur mahal. Maria mengernyit melihatnya. Apalagi Sarah. Dia merasa sudah membuang lingeri itu dan berusaha menyembunyikannya. Kenapa malah ada di hadapan Andri?"Kenapa ada ... lingeri ini? Sarah, bukankah kau terakhir yang memakainya? Ini tidak lucu. Siapa yang mengirimnya?"Maria menggelengkan kepala sembari mengangkat kedua tangannya. "Kenapa kau bertanya kepadaku? Aku hanya menerima paket ini dari satpam. Dan ... memberikan kepadamu. Hmm, kenapa kau sangat ketakutan? Apa terjadi sesuatu yang kau sembunyikan?"Andri berusaha mengalihkan perhatian. Dia memasukkan lingeri itu dan membuangnya ke tempat sampah."Ini sampah dan aku tidak mengerti. Maria, tinggalkan aku bersama Sarah. Aku ingin menanyakan sesuatu kepadanya, dan ini pribadi."Maria berjalan tanpa berbicara keluar dari ruangan Andri. Sementara Sarah lemas. Dia berjalan sambil mencengkeram dadanya, lalu duduk di kursi sof