Amanda kembali menggoda Andri. Mereka melakukannya sepanjang malam. Suasana kamar semakin panas, hingga pagi menjelang.
**Sarah semakin resah. Andri tidak pulang semalaman. Dia masih menatap piring kosong yang biasa digunakan Andri saat sarapan."Kenapa dia cepat sekali berubah? Apakah gara pegawai itu? Aku akan memastikan dia dipecat hari ini juga."Sarah segera bergegas menuju ke kantor. Dia masuk ke dalam mobil dengan perasaan yang sangat kesal. Andri tidak pulang semalaman. Perasaannya tidak enak. Dalam pikirannya sangat tidak karuan. Dia takut jika Andri memang benar-benar berselingkuh dibelakangnya, seperti apa yang dia sudah lakukan kepada Amanda sebelumnya."Apakah dia berselingkuh? Argh, aku tidak akan pernah membiarkannya!" teriak Sarah di dalam mobil yang sudah melesat menuju kantor.Sepanjang perjalanan, Sarah masih saja tegang. Bahkan, dia melewati semua pegawainya tanpa menyapa ketika sampai di depan kantor.Maria yang melihatnya, hanya diam tanpa menyapanya. Dia membenci Sarah. Sikapnya yang arogan, membuat Maria senang jika memang Andri akan berselingkuh di belakangnya."Argh!" teriak Sarah tiba-tiba di ruangannya. Dia tidak percaya, melihat lingeri merah milik Amanda ada di meja kerjanya dipenuhi cairan merah.Dengan bergemetar Sarah memegang lingeri itu. Dia sangat ingat jika lingeri itu sudah dia tinggalkan di apartemen cukup lama. Namun, kenapa sekarang ada di hadapannya?"Aku benar-benar tidak percaya."Sarah perlahan menyentuhnya. Dia sedikit lega karena cairan yang terlihat sangat merah itu bukan darah. Melainkan anggur yang sering dia minum bersama Andri ketika di dalam apartemen."Kenapa kau berteriak sangat kencang? Sarah, apa yang terjadi?" ucap Maria tiba-tiba memasuki ruangannya."Ada seseorang yang sudah menerorku. Lihatlah pakaian dalam ini tiba-tiba ada di atas mejaku dengan sangat mengerikan. Cepat periksa kamera cctv dan lihat siapa yang sudah melakukan ini!" teriaknya sangat kencang.Maria masih terdiam tidak melakukan apa pun. Dia terus menatap lingeri itu dengan tajam."Maria! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau diam saja? Kau tidak mendengar perintahku?" ucap Sarah sekali lagi."Itu adalah lingeri milik Amanda. Aku sangat mengingatnya. Sekarang katakan kepadaku. Kenapa bisa sampai di sana? Apakah kau mengetahui sesuatu, Sarah? Dan, sebaiknya kau mengakuinya."Sarah sedikit terkejut mendengar perkataan Maria. Dia tidak akan pernah mengatakan apa pun. Dalam pikirannya, dia harus mencari alasan untuk membuat Maria teralihkan dari peristiwa barusan."Jika aku mengetahuinya. Untuk apa dia meletakkan ini di dalam ruanganku? Sudahlah, kita lupakan saja kejadian ini. Aku tidak akan membahasnya. Kau tahu sendiri. Kepalaku sangat pusing. Aku hanya ingin sendiri. Batalkan saja untuk memeriksa kamera cctv itu. Kau sebaiknya melakukan pekerjaanmu saja."Maria masih tidak mengerti. Apalagi ketika Sarah membatalkan perintahnya. Dia keluar dari ruangan Sarah, dan berjalan cepat masuk ke dalam ruangannya."Aku sangat mengingat pakaian dalam itu. Amanda membelinya bersama denganku. Dia sangat bahagia dan dia akan memakainya saat bersama dengan Andri di malam pertama. Kenapa ada di sana? Apalagi dengan cairan yang sangat mengerikan itu, mirip seperti darah," batin Maria terus berpikir. Dia memutuskan untuk menyelidiki ini semua.Di luar ruangan, Amanda dengan sangat cantik datang ke dalam kantor. Semua pegawai laki-laki terpana melihatnya. Dia berjalan dengan melenggok, melempar senyuman kepada semua orang yang mengamatinya. Sarah yang melihatnya dari jendela ruangannya, sangat marah. Dia tidak ingin kehadiran Amanda membuat semua pegawai melakukan hal itu. Dengan cepat Sarah keluar dari ruangan. Dia menarik Amanda untuk masuk ke dalam ruangannya dengan sangat kasar."Apakah kau sengaja melakukan itu? Menarik perhatian kepada semua orang. Kau tahu sendiri posisimu hanya seorang pegawai. Jangan lupakan itu," ucap Sarah dengan tegas sembari menunjukkan jemarinya tepat di wajah Amanda yang hanya dengan sangat santai menanggapinya."Hari ini aku sangat bahagia karena seseorang menemaniku di dalam apartemen semalam. Hmm, tubuhnya sangat kekar. Bahkan dia sudah memuaskanku dua kali semalaman. Aku sangat hafal dengan bau aroma parfumnya. Mungkin itu yang membuatku sangat bahagia hingga seperti ini. Maafkan saya, Nyonya. Karena saya kelepasan. Maklum saja. Semalam saya seperti melayang.""Apakah kau sadar dengan yang kau katakan? Aku tidak peduli kau semalaman bersama siapa. Yang aku pedulikan adalah tingkahmu yang sangat kurang ajar itu. Kau seperti wanita penghibur! Sangat menjijikkan!"Amanda menatap Sarah dengan tajam. Tiba-tiba, tanpa basa-basi dan ketakutan karena di hadapannya adalah atasannya, Amanda melangkah mendekati Sarah. Tinggi Sarah lebih pendek darinya. Dia menundukkan kepala, semakin mendekatkan wajahnya. Kini wajah mereka sangat dekat. Hanya berjarak satu senti saja."Kau jangan kurang ajar dengan atasanmu, atau aku bisa memecatmu sekarang juga," ucap Sarah dengan nada penuh penekanan. Namun, Amanda malah tersenyum dan mendekatkan bibirnya ke daun telinga Sarah sebelah kanan."Parfum itu sangat harum. Sampai sekarang aku tidak pernah melupakannya. Hmm, aroma lavender yang biasanya digunakan oleh seorang laki-laki yang memiliki kekayaan luar biasa. Ternyata semalam dia menghentakkan miliknya ke dalam milikku. Bahkan bibirnya sudah memainkan milikku. Dia seperti seekor singa yang menerkamku tanpa ampun. Tapi, aku menyukainya. Dia sudah memuaskanku dua kali," bisik Amanda membuat Sarah terpaku. Dia mencium aroma parfum yang selalu dia beli untuk Andri."Baiklah, sepertinya aku harus bekerja. Jika aku berada di ruangan Nyonya, nanti TuanAndri akan mencariku. Kita harus profesional dalam bekerja. Selamat pagi, Nyonya. Semoga harimu bahagia." Amanda memberikan sedikit senyumannya. Sarah semakin diam dalam amarah."Apakah dia memang melakukannya bersama Andri? Itu adalah parfum yang aku selalu berikan kepadanya. Kurang ajar!" Sarah keluar dari ruangannya. Dia masuk ke dalam ruangan Andri tanpa mengetuk pintu. Dengan cepat dia mendekati meja Andri."Katakan! Di mana kau semalam? Andri, aku bertanya. Sebaiknya kau jelaskan!" teriak Sarah.Andri menarik tubuh Sarah, hingga kini berada dipangkuannya. Andri memberikan ciuman hangatnya. Sarah seakan lupa dengan kemarahannya. Dia terlena dengan ciuman itu."Aku hanya mabuk di cafe biasa. Kau bisa menanyakan kepada mereka. Aku sangat merindukanmu. Tidak mungkin aku berselingkuh. Kau ... wanita luar biasa," bisik Andri. Sarah tersenyum, melupakan masalah yang barusan terjadi. Dia tidak akan memberitahukan Andri. Dia tidak mau Andri gelisah jika mengetahuinya.Sarah mengamati Amanda yang masih memainkan jemarinya di atas keyboard komputer. Kini dia yakin, Andri tidak berselingkuh.
Hari berlalu dengan cepat. Andri berusaha menutupi perbuatannya. Dan dia berhasil melakukannya.**Di luar gedung Atmaja. Dua orang masih saja mengamati gedung mewah itu di dalam mobil."Kau sudah berhasil membuatnya bercinta denganmu. Lalu, apalagi yang akan kau lakukan?"Senyuman sinis seorang wanita yang terus menatap gedung Atmaja. Dia tidak menjawab seseorang yang sudah bertanya kepadanya.Sarah melupakan kejadian mencekam pagi tadi. Andri memastikan tidak melakukan apa pun semalam ketika pergi dari rumah. Dia berusaha mengambil hati istrinya."Sepertinya aku sangat senang. Aku hari ini mendapatkan hati suamiku kembali. Kau sudah membuatku tenang.""Untuk apa aku melakukan hal buruk denganmu di belakang. Nanti malam kita akan makan malam di rumah. Masakan sesuatu yang sangat enak. Aku tidak sabar untuk menyantapnya."Sarah mengamati sekitar. Dia tidak melihat Amanda di sana. Dia sedikit tersenyum lega melihatnya."Aku akan menyiapkannya. Kau pulang saja tepat waktu."Sarah berjalan mendekati meja Amanda. Dia mengamati setiap sudutnya. "Jadi, dia pulang mendahului?" tanya Sarah menerka-nerka. Kedua matanya masih saja menelisik di sana."Maria memanggilnya. Dia membutuhkan Amanda. Dia akan menjadi model salah satu produk kita."Sarah terperanjat. Baru kali ini Andri melakukan sesuatu dengan Maria tanpa sepengetahu
Sarah semakin tidak mengerti. Berani-beraninya seorang wanita menghubungi Andri dan mengatakan pesan yang sangat membuatnya terkejut."Andri cepat katakan! Kenapa ada seorang wanita menghubungimu seperti ini? Jadi kau tidak menemui klien. Tapi ... kau menemui seorang wanita dan kau marah karena dia tidak datang di acaramu! Apakah seperti itu? Tolong jelaskan padaku Andri!" Sarah Semakin berteriak kencang. Dia menyodorkan ponsel Andri tepat di wajahnya. Sarah mengepalkan kedua tangannya. Menahan diri untuk tidak menampar Andri.Sementara Andri mengambil paksa ponselnya dari tangan Sarah."Aku tidak suka kalau kau menerima ponsel ini, tanpa seizinku. Aku, tidak menyukainya Sarah. Kau sebaiknya diam dan jangan membentakku seperti itu!"Sarah semakin tidak terima. Dia mendekati Andri dan sedikit mendorong tubuhnya."Hei kau seperti itu karena pegawai baru itu! Hah, tidak aku percaya. Aku sudah memasakkan semua makanan kesukaanmu. Bahkan aku sudah bersi
Andri tidak percaya. Dia kembali melihat lingeri dengan noda anggur mahal. Maria mengernyit melihatnya. Apalagi Sarah. Dia merasa sudah membuang lingeri itu dan berusaha menyembunyikannya. Kenapa malah ada di hadapan Andri?"Kenapa ada ... lingeri ini? Sarah, bukankah kau terakhir yang memakainya? Ini tidak lucu. Siapa yang mengirimnya?"Maria menggelengkan kepala sembari mengangkat kedua tangannya. "Kenapa kau bertanya kepadaku? Aku hanya menerima paket ini dari satpam. Dan ... memberikan kepadamu. Hmm, kenapa kau sangat ketakutan? Apa terjadi sesuatu yang kau sembunyikan?"Andri berusaha mengalihkan perhatian. Dia memasukkan lingeri itu dan membuangnya ke tempat sampah."Ini sampah dan aku tidak mengerti. Maria, tinggalkan aku bersama Sarah. Aku ingin menanyakan sesuatu kepadanya, dan ini pribadi."Maria berjalan tanpa berbicara keluar dari ruangan Andri. Sementara Sarah lemas. Dia berjalan sambil mencengkeram dadanya, lalu duduk di kursi sof
"Andri, kau di mana?" Suara Sarah dengan keras masuk ke dalam ruangan. Andri sangat terkejut. Namun tidak dengan Amanda. Dia menggelengkan kepala ke kepada Andri dan menempelkan bibir di telinganya."'Lanjutkan saja. Jika kita tidak berteriak, maka dia akan mengira kita tidak berada di sini. Aku sudah mengunci pintu kamar mandi. Kita akan sangat aman," bisiknya dengan sedikit tiupan di daun telinga Andri yang membuat lelaki itu begidik seketika dan tersenyum."Kita akan melakukannya nanti di luar. Tidak baik melakukan di sini. Aku tidak mau kita ketahuan seseorang, apalagi istriku." balas Andri kembali membenarkan jasnya yang sangat berantakan. Sementara Amanda masih terdiam dan hanya menatap Andri dengan wajahnya yang sangat cantik."Andri, di mana kamu? Apa kau di kamar mandi?" teriak Sarah semakin membuat Andri panik. Sementara Amanda malah terkekeh melihat Andri."Lalu Tuan akan keluar, bagaimana dengan saya. Akan lebih mencurigakan jika kita
Sarah berjalan, semakin mendekati kamar mandi. Andri tidak akan membiarkannya. Dia berjalan cepat, menarik Sarah dan membawanya ke kursi sofa.Andri mencium Sarah semakin liar. Namun, Sarah malah tidak menyukainya. Dia merasakan Andri tidak seperti biasanya. Andri tidak memberikan hasrat yang seperti biasanya dan membuat Sarah resah. Yang membuat sang istri akhirnya mendorong tubuh Andri dengan cepat."Hentikan! Aku tidak ingin melakukan hubungan ini denganmu di sini. Aku sekarang lagi tidak enak dan aku hanya ingin menuju ke kamar mandi itu untuk mengganti pembalut ku. Apakah aku salah? Kenapa kau selalu mencegahku? Ataukah ... kau menyembunyikan sesuatu di sana ? Kau membuatku sangat terkejut, Andri. Aku tidak ingin kau melakukan suatu hal yang sangat bodoh untuk mencegah ku mengetahui sesuatu rahasia yang berada di sana."Sarah mendorong tubuh Andri. Dia terus berjalan hingga akan mendekati kamar mandi. Andri segera berdiri, lalu membenarkan jasnya. Dia h
"Apa yang kau katakan?" tanya Sarah.Sarah terkejut saat Amanda mengatakan sesuatu. Hal itu mengingatkan dia dengan seseorang. Bahkan dia melotot mengamati Amanda dengan saksama. Dia tidak menyangka wanita itu sangat mirip dengan sahabat dekatnya yang sudah dia singkirkan itu. Apalagi mengatakan suatu hal yang sangat mengejutkan. Namun Sarah segera menepis pikirannya itu."Dia mengatakan seolah-olah dia adalah pemilik perusahaan ini. Itu tidak mungkin. Aku sudah membuat dia meninggal. Dia tidak mungkin hidup kembali. Jika pun itu dia, pasti memiliki wajah yang sangat buruk karena aku melihat buaya itu sudah mengoyak-ngoyak wajahnya. Sementara Amanda yang sekarang berada di hadapanku, sangat cantik. Itu tidak mungkin," batin Sarah. Dia kembali menatap Amanda dengan kesal. Apalagi Amanda mengamatinya dengan tersenyum."Tapi aku benar-benar kesal dengannya. aku akan memberikan dia pelajaran," batin Sarah kembali.Dengan cepat Sarah mendekati Amanda yang masi
"Jadi kau akan menceraikanku? Baiklah. Jika kau akan melakukannya. Aku tidak akan mencegahnya. Ceraikan saja aku dan kau akan bebas menemui pegawai itu. Tapi ingatlah, aku tidak akan pernah membiarkanmu untuk berkuasa di perusahaan ini."Sarah kembali mengancam Andri yang seketika itu terdiam. Andri tidak memungkiri bahwa dirinya berada di posisi ini atas bantuan Sarah. Namun, dia juga tidak senang dengan sikap Sarah akhir-akhir ini. Walaupun sebenarnya sikap Sarah adalah wajar. Sikap kecemburuan yang seharusnya Andri pahami. Dia sudah berselingkuh di belakang Sarah. Tapi, selalu mengingkarinya."Kita akan membicarakan masalah ini di rumah. Aku tidak ingin semua pegawai itu bergosip tentang kita. Suaramu sangat keras, bahkan bisa terdengar sampai di semua tempat dalam perusahaan. Apa kau tidak malu?"Tanpa berbicara lagi Sarah kali ini benar-benar keluar dari ruangan Andri dan meninggalkan suaminya yang berdiri terpaku.Dia masuk ke dalam ruangannya dan m
Amanda masih terdiam saja. Dia hanya menatap Maria yang masih menunggu jawabannya. Dia kembali meneguk minuman yang masih sedikit tersisa. Sementara Maria mendengus kesal. Sudah jelas jika Amanda tidak akan pernah mengatakan apa yang ingin dia ketahui."Tidak mungkin kau mengatakan hal itu. Namun, tentu saja pastinya pemilik bos perusahaan ini sangat terkenal. Siapa yang tidak mengenal sosok Amanda. Hanya saja, aku melihatmu persis seperti dengannya. Yah, saat melihatmu pertama kali, jujur saja. Aku seperti melihat Amanda kembali hidup. Ingin rasanya aku memelukmu saat itu. Kau tahu kenapa aku menganggapmu adalah Amanda? Hahaha, sebenarnya karena kau melirikku selama tiga kali. Amanda selalu melakukan itu saat bertemu denganku, dan kau juga melakukannya," ucap Maria sembari menunjukkan jemarinya tepat di wajah Amanda yang masih saja terdiam menatapnya. Dia belum mengatakan apa pun."Aku harus pulang, Nyonya. Karena ini sudah waktunya. Aku akan kembali lagi