"Andri, kau di mana?" Suara Sarah dengan keras masuk ke dalam ruangan. Andri sangat terkejut. Namun tidak dengan Amanda. Dia menggelengkan kepala ke kepada Andri dan menempelkan bibir di telinganya.
"'Lanjutkan saja. Jika kita tidak berteriak, maka dia akan mengira kita tidak berada di sini. Aku sudah mengunci pintu kamar mandi. Kita akan sangat aman," bisiknya dengan sedikit tiupan di daun telinga Andri yang membuat lelaki itu begidik seketika dan tersenyum."Kita akan melakukannya nanti di luar. Tidak baik melakukan di sini. Aku tidak mau kita ketahuan seseorang, apalagi istriku." balas Andri kembali membenarkan jasnya yang sangat berantakan. Sementara Amanda masih terdiam dan hanya menatap Andri dengan wajahnya yang sangat cantik."Andri, di mana kamu? Apa kau di kamar mandi?" teriak Sarah semakin membuat Andri panik. Sementara Amanda malah terkekeh melihat Andri."Lalu Tuan akan keluar, bagaimana dengan saya. Akan lebih mencurigakan jika kitaSarah berjalan, semakin mendekati kamar mandi. Andri tidak akan membiarkannya. Dia berjalan cepat, menarik Sarah dan membawanya ke kursi sofa.Andri mencium Sarah semakin liar. Namun, Sarah malah tidak menyukainya. Dia merasakan Andri tidak seperti biasanya. Andri tidak memberikan hasrat yang seperti biasanya dan membuat Sarah resah. Yang membuat sang istri akhirnya mendorong tubuh Andri dengan cepat."Hentikan! Aku tidak ingin melakukan hubungan ini denganmu di sini. Aku sekarang lagi tidak enak dan aku hanya ingin menuju ke kamar mandi itu untuk mengganti pembalut ku. Apakah aku salah? Kenapa kau selalu mencegahku? Ataukah ... kau menyembunyikan sesuatu di sana ? Kau membuatku sangat terkejut, Andri. Aku tidak ingin kau melakukan suatu hal yang sangat bodoh untuk mencegah ku mengetahui sesuatu rahasia yang berada di sana."Sarah mendorong tubuh Andri. Dia terus berjalan hingga akan mendekati kamar mandi. Andri segera berdiri, lalu membenarkan jasnya. Dia h
"Apa yang kau katakan?" tanya Sarah.Sarah terkejut saat Amanda mengatakan sesuatu. Hal itu mengingatkan dia dengan seseorang. Bahkan dia melotot mengamati Amanda dengan saksama. Dia tidak menyangka wanita itu sangat mirip dengan sahabat dekatnya yang sudah dia singkirkan itu. Apalagi mengatakan suatu hal yang sangat mengejutkan. Namun Sarah segera menepis pikirannya itu."Dia mengatakan seolah-olah dia adalah pemilik perusahaan ini. Itu tidak mungkin. Aku sudah membuat dia meninggal. Dia tidak mungkin hidup kembali. Jika pun itu dia, pasti memiliki wajah yang sangat buruk karena aku melihat buaya itu sudah mengoyak-ngoyak wajahnya. Sementara Amanda yang sekarang berada di hadapanku, sangat cantik. Itu tidak mungkin," batin Sarah. Dia kembali menatap Amanda dengan kesal. Apalagi Amanda mengamatinya dengan tersenyum."Tapi aku benar-benar kesal dengannya. aku akan memberikan dia pelajaran," batin Sarah kembali.Dengan cepat Sarah mendekati Amanda yang masi
"Jadi kau akan menceraikanku? Baiklah. Jika kau akan melakukannya. Aku tidak akan mencegahnya. Ceraikan saja aku dan kau akan bebas menemui pegawai itu. Tapi ingatlah, aku tidak akan pernah membiarkanmu untuk berkuasa di perusahaan ini."Sarah kembali mengancam Andri yang seketika itu terdiam. Andri tidak memungkiri bahwa dirinya berada di posisi ini atas bantuan Sarah. Namun, dia juga tidak senang dengan sikap Sarah akhir-akhir ini. Walaupun sebenarnya sikap Sarah adalah wajar. Sikap kecemburuan yang seharusnya Andri pahami. Dia sudah berselingkuh di belakang Sarah. Tapi, selalu mengingkarinya."Kita akan membicarakan masalah ini di rumah. Aku tidak ingin semua pegawai itu bergosip tentang kita. Suaramu sangat keras, bahkan bisa terdengar sampai di semua tempat dalam perusahaan. Apa kau tidak malu?"Tanpa berbicara lagi Sarah kali ini benar-benar keluar dari ruangan Andri dan meninggalkan suaminya yang berdiri terpaku.Dia masuk ke dalam ruangannya dan m
Amanda masih terdiam saja. Dia hanya menatap Maria yang masih menunggu jawabannya. Dia kembali meneguk minuman yang masih sedikit tersisa. Sementara Maria mendengus kesal. Sudah jelas jika Amanda tidak akan pernah mengatakan apa yang ingin dia ketahui."Tidak mungkin kau mengatakan hal itu. Namun, tentu saja pastinya pemilik bos perusahaan ini sangat terkenal. Siapa yang tidak mengenal sosok Amanda. Hanya saja, aku melihatmu persis seperti dengannya. Yah, saat melihatmu pertama kali, jujur saja. Aku seperti melihat Amanda kembali hidup. Ingin rasanya aku memelukmu saat itu. Kau tahu kenapa aku menganggapmu adalah Amanda? Hahaha, sebenarnya karena kau melirikku selama tiga kali. Amanda selalu melakukan itu saat bertemu denganku, dan kau juga melakukannya," ucap Maria sembari menunjukkan jemarinya tepat di wajah Amanda yang masih saja terdiam menatapnya. Dia belum mengatakan apa pun."Aku harus pulang, Nyonya. Karena ini sudah waktunya. Aku akan kembali lagi
Amanda terdiam, menatap lelaki yang berada di hadapannya. Dia masih diam tidak berucap apa pun."'Kenapa kau tidak berkata apa pun? Kau tahu sendiri. Kita sudah melakukan perjanjian saat aku menolongmu. Kau terselip batu di sungai itu. Kau hampir saja mati. Aku untung saja dapat mengetahuimu tepat waktu. Jika tidak--""Biarkan aku mati saja. Untuk apa kau menolongku."Dengan sinis, Amanda memandang lelaki itu. "Kau merintih dan memintaku untuk menolongmu. Apa kau lupa? Kau menangis kesakitan. Saat aku akan meninggalkanmu, kau malah berteriak. Kau ingin selamat untuk membalas dendam."Amanda mendengus kesal. Dia menatap lelaki itu tajam. Sembari menarik napas, Amanda menarik wajah sang lelaki dan menciumnya."Aku akan bersamamu malam ini. Aku akan menemanimu. Yah, kau benar. Aku tidak akan seperti ini karenamu. Kau memang lelaki luar biasa."Bibir Amanda melesak masuk semakin dalam. Bahkan, dia melakukannya sembari memejam. Entah baga
Amanda bergetar. Dia melihat Hendra bersiap untuk merubah dirinya. Dengan perubahan itu, mungkin dia akan mengalami kehidupan yang sangat berbeda. Amanda sejenak menatap cermin di sebelahnya. Dia memandangi dirinya sendiri. Dia mengingat saat Andri berusaha memangsakan dirinya kepada anak buaya dengan sangat mengerikan. Apalagi Sarah sang sahabat yang sama sekali tidak dia duga, yang merencanakan hal keji seperti itu.“Percuma saja kau mengingat kejadian itu.” Hendra mendekatinya, lalu menarik kaca dari tangannya. Dia membuangnya di atas ranjang.“Kita akan pergi. Aku bisa merubah wajahmu itu selama satu tahun. Biarkan dia dengan perempuan itu. Setelah itu, kau akan bisa membalas dendam!”“Aku bersumpah, akan membalas mereka. Yah, mereka akan mengalami, apa yang aku alami,” balas Amanda. Tetesan air mata yang akan mengalir, dia tahan. Dia tidak ingin terlihat lemah.Amanda berjalan mendahului Hendra. Dia masuk ke dalam
Amanda semakin tidak mengerti. Ternyata Hendra mengetahui namanya. Kini mereka berdua saling bertatapan. Amanda masih tidak bisa berkata apa pun. Dia terus mengamati Hendra yang juga terdiam. Baru kali ini setelah 1 tahun bersama Hendra, dia mengetahui sebuah fakta yang sangat mengejutkan.Amanda memegang kepalanya. Dia berusaha menenangkan hatinya setelah mendengar perkataan Hendra dengan sangat lantang barusan.Selang beberapa menit Amanda membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju meja. Secepatnya dia menuangkan minuman. Dia segera meneguknya hingga habis. Napasnya masih dia hembuskan dengan sangat kasar. Hendra yang semula bergeming, akhirnya melangkah mendekatinya."Jangan menyentuhku, Hendra! Aku tidak mengerti dengan perkataanmu. Kau sangat mengejutkan aku. Kau mengetahui namaku dengan sangat benar, lalu mengatakan perasaanmu. Apa sebenarnya yang kau inginkan? Kau ini pria yang sangat misterius. Ah, lama-lama aku sangat takut kepadamu."
Sepanjang malam Amanda menghabiskan waktu bersama Andri di dalam kamar apartemen. Mereka saling bercanda tawa, hingga akhirnya melakukan hubungan intim sekali lagi. Andri sama sekali tak kuasa menahan diri ketika melihat keseksian tubuh Amanda."Aku sangat malu untuk pergi ke kantor. Aku tidak memiliki busana yang tepat. Mungkin aku akan menunggu gajian untuk membeli sesuatu yang bisa aku pakai sesuai dengan kelas perusahaan yang sangat besar itu," ucap Amanda dengan tatapan manja. Jemari lentiknya terus mengelus setiap lekukan tubuh Andri yang cukup kekar."Kau tidak memerlukan busana yang seperti dikatakan oleh istriku. Kau hanya memerlukan pakaian yang cukup sederhana. Kecantikanmu tidak akan pernah hilang," balas Andri kini menangkap jemari Amanda dan kembali menarik tengkuk lehernya, lalu menciumnya dengan sangat dalam.Amanda melepaskan ciuman itu. Dia kini kembali menatap Andri, kemudian memalingkan wajah."Kenapa kau melakukan itu? Apakah aku mela
Sebuah rumah yang selama ini dia tinggalkan, kini kembali lagi dia datangi. Dia tidak percaya sudah melihat rumah itu. Hatinya benar-benar senang. Amanda akhirnya berhasil mengusir wanita yang sudah menyebabkan perkawinannya hancur. Walaupun sebenarnya dia bersama dengan sang suami yang juga dia benci dan akan membalasnya.Amanda semakin masuk ke dalam. Kedua matanya melihat kolam renang yang berada di hadapannya. Seketika dia mengingat sesuatu yang benar-benar sangat buruk. Membuat dirinya kehilangan kecantikannya. Walaupun rumah itu bukan villa yang berada di hutan tempat kejadian mengerikan itu. Tapi, dia tidak akan pernah melupakan kejadian itu. Jantungnya benar-benar berdetak kencang. Amanda memandang semua arah, sambil berusaha mengatasi dirinya. Kedua tangannya mengepal. Dia terus berusaha untuk mengatasi dirinya sendiri."Apa kau menyukai rumah ini?" kata Andri mendekat. Kedua tangannya memeluk tubuh Amanda dari belakang. "Entah kenapa aku tidak bisa terlepas dari dirimu. Aku
Hendra menatap Sarah. Dia kemudian tertawa dengan sangat kencang, "hahaha," membuat Sarah sangat kebingungan. Apa yang sebenarnya Hendra ingin lakukan? Kenapa dia seperti itu? "Apa yang kau inginkan?" tanya Sarah dengan melebarkan kedua matanya. Hatinya benar-benar tegang. Dia tidak menyangka akan terjadi seperti ini. Semua rencana yang semula mulus, kini perlahan akan menghancurkan dirinya sendiri."Hahaha. Tentu saja aku akan menghancurkanmu. Nukankah kau sudah mengetahui apa kesalahanmu? Kau sudah mengambil hartanya dan aku tidak perlu menjelaskan apa yang ingin aku lakukan kepadamu. Yang jelas, kau sekarang berada digenggaman Amanda. Kau tidak akan pernah bisa melarikan diri darinya. Kau akan hancur bersama dengan suaminya."Siapa kau hingga mau membuat kehidupan Amanda terselamatkan. Tidak mungkin kau melakukannya dengan sangat gratis. Kau pasti melakukan sesuatu dengan Amanda bukan? Kau pasti mengenalnya, hingga kau mau berbuat ini kepadanya."Pertanyaan Sarah membuat Hendra te
Amanda semakin tegang Andri melihat sesuatu yang bergerak di tirai. Sementara Amanda masih terdiam kaku. Dia akan bersiap jika Andri memang mengetahui Hendra berada di sini. Dia tidak akan bisa mengelak apa pun itu."Amanda. Apakah kau ...," ucap Andri dengan tiba-tiba sambil mengernyit, kemudian berjalan menuju tirai dan membukanya dengan cukup lebar.Amanda bisa bernapas lega tidak ada Hendra di sana, dan ternyata tirai itu hanya terkena angin karena jendela terbuka sangat lebar."Aku pikir kau membawa seorang lelaki di sini, karena aku mendengarmu berbicara dengan seseorang. Namun, aku salah," ucapnya sambil melirik televisi yang ternyata menyala. Amanda bernapas lega ketika mengetahuinya.Dia berjalan cepat mendekati Andri. Kemudian menatapnya dengan sangat serius. Amanda ingin sekali mengetahui kenapa Andri berada di apartemennya. Padahal dia tidak melakukan perjanjian apa pun untuk bertemu."Kenapa kau ke sini, Tuan? Apakah ada sesuatu yang kau butuhkan. Seperti yang kau lihat.
Maria masih diam. Dia tidak percaya melihat Sarah memergokinya. Maria terdiam, tidak percaya mendengar perkataan Sarah. Namun, dia akan mengelaknya. "Untuk apa kau mencegahku, Sarah. Sebaiknya kau membantu suamimu memperbaiki perusahaan. Kau tahu kan, suamimu sudah membuat perusahaan akan menjadi bangkrut. Kalian memang benar-benar tidak tahu diri!" balas Maria. Dia meninggalkan Sarah begitu saja. "Pergilah. Tidak masalah. Aku akan tetap akan membongkar. Siapa itu Amanda!" Sarah masuk ke dalam rumah. Dia tidak percaya. Melihat semua isi rumah sangat berantakan. "Andri. Kenapa kau seperti ini? Apa kau sudah gila?" Sarah sangat marah dia tidak percaya melihat Andri memporak-porandakan isi rumah. Apalagi keadaannya sangat berantakan. Dia terus mengamati dokumen yang sudah Maria bawa. Dia merasa tidak pernah melakukan apa yang dituduhkan kepadanya. Namun, kenapa hal itu masih saja terbukti dengan jelas?"Kau tahu Sarah. Aku tidak pernah melakukan apa pun yang mereka tuduhkan seperti i
Hentakan itu terjadi cukup Intens. Bahkan sangat nikmat. Bisa membuat Amanda melayang. Namun suatu hal yang membuatnya sangat terkejut. Mendengar ucapan Hendra barusan, tentang bagaimana jika dia hamil. Itu adalah ide yang sangat bagus, membuat dirinya bisa dekat dengan sang suami. Walaupun anak yang dikandung bukan anaknya.Selama ini Amanda berhubungan dengan Andri menggunakan alat. Dia memang sengaja melakukannya, karena dia tidak ingin hamil dengan suaminya yang menjadi musuhnya sekarang. Tapi entah kenapa dia membiarkan Hendra menghampirinya kali ini. Pikirannya membelit. Kehamilan itu juga belum tentu terjadi, karena hanya sekali akan dia lakukan. Amanda tidak akan pernah melakukannya untuk yang kedua kalinya. Ini adalah hubungan intim yang pertama dan terakhir baginya dengan Hendra.Akhirnya apa yang menjadi hasrat keduanya terlampiaskan. Keringat bercucuran menyelimuti tubuh mereka. Hendra menatap wajah Amanda yang sangat cantik, memberikan senyuman tampannya tiada batas. Dia
Amanda semakin tidak percaya. Dia melihat Maria berada di hadapannya. Tentu saja hal itu membuatnya sangat terkejut. Namun, kali ini dia tidak bisa memungkiri. Maria sudah memergokinya, dan waktunya untuk Amanda mengakui semuanya."Masuklah Maria. Kita akan berbicara di dalam."Amanda akan masuk ke dalam kamarnya. Spontan Maria menarik lengannya."Tapi, apakah kau memang benar Amanda? Katakan kepadaku, karena aku benar-benar sangat penasaran. Aku melihatmu. Semua yang kau kenakan, atau pun, apa yang kau lakukan mirip sekali dengan sahabatku itu. Katakan kepadaku, sebelum aku masuk ke dalam," ucap Maria dengan cukup tegas. Dia memegang kedua pundak Amanda dan menatapnya tajam."Kita akan membicarakannya di dalam karena banyak sekali mata dan telinga yang kita tidak tahu dan bisa membongkar semuanya," balas Amanda kemudian menampik tangan Maria dan masuk ke dalam. Dengan terpaksa Maria mengikuti Amanda. Dia kemudian menutup pintu apartemen dengan sangat rapat, berjalan dengan cepat mend
Amanda semakin senang. Dia bisa membuat Sarah cemburu dan marah luar biasa. Sementara, Maria memeriksa semua dokumen keuangan yang tiba-tiba berubah. Maria membuka lap topnya, membuka berita tentang kematian Amanda."Aku akan memeriksa semuanya. Dia ... Sarah tiba-tiba seperti itu. Menyalahkan Andri. Lalu ... Dia, membelanya. Memberikan berkas yang berisi tentang kenyataan yang terjadi dengan Amanda. Bukankah itu suatu kebetulan? Pasti ada sesuatu yang tidak beres terjadi, dan aku ingin mengetahuinya," gumam Maria. Dia terus memainkan jemarinya di atas keyboard. Mengetikkan semua berita tentang kematian Amanda. Maria terus mengamati semua tulisan artikel yang memberitakan Amanda. Hingga dia benar-benar terkejut saat melihat sebuah foto Andri dan Sarah berpegangan tangan saat berada di sebuah acara. Padahal itu adalah artikel yang sangat lama dan Amanda masih hidup."Kenapa mereka seperti itu? Aku yakin mereka saling berhubungan sebelumnya. Karena semuanya sangat aneh. Atau ... jangan
Maria masih saja mengamati Amanda. Dia tidak percaya jika melihat kembaran wanita yang sangat dekat dengannya, kini terlihat secara nyata. Maria terus mengernyit, menatap Amanda dengan sangat seksama. Dia benar-benar melihat adegan yang sangat diingatnya beberapa tahun lalu."Tidak salah lagi. Wanita itu sangat mirip sekali dengan Amanda. Aku sangat yakin itu. Bahkan gerakan tangannya, lalu tanda lahir itu yang berada di lehernya. Apakah dia memang benar Amanda? Karena aku lihat, memang dia sangat mirip. Hanya berbeda dari penampilan yang sedikit glamour. Sebaiknya aku harus mencari tahu," batin Maria, lalu kembali ke dalam ruangannya. Sementara Amanda masih saja memeluk Andri dengan sangat erat. Kini Andri tidak peduli lagi jika Sarah memang masuk ke dalam ruangan dan memergoki mereka."Sebaiknya kau pergi saja dari kantor ini dan pulang. Aku akan mengantarmu nanti. Kau sepertinya sangat tidak sehat. Aku tidak ingin terjadi suatu hal apa pun denganmu," u
Sarah tidak terima dengan perkataan Amanda barusan. Dia segera masuk ke dalam ruangan Andri. Menatap tajam sang suami. Andri sendiri kebingungan melihat sang istri."Kenapa kau seperti ini?" tanya Sarah dengan tatapan tajamnya. "Aku sudah memberikan semuanya, bahkan kedudukan yang benar-benar kau impikan. Namun, apa? Setelah kau mendapatkan itu, kau berselingkuh?" Sarah semakin berteriak. Dia melangkah, semakin mendekati Andri yang hanya memandangnya kesal."Apa kau tidak tahu malu? Kau sudah berteriak. Bagaimana jika banyak yang mendengar. Kau sama saja menyebar aib mu sendiri!" bentak Andri."Aib?" Aku tidak akan pernah membongkar aib ku. Tapi, ini adalah aib mu!""Andri! Sebaiknya jelaskan, apa ini?" Maria tiba-tiba masuk ke dalam. Dia mendekati meja kerja Andri, dan melempar berkas yang berada digenggamannya."Maria, aku tidak tahu, apa yang kau katakan. Kau ini, selalu saja mengejutkan aku."Andri segera mengambil berkas yan