Home / Romansa / Wanita Yang Dicintai Suamiku / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Wanita Yang Dicintai Suamiku: Chapter 141 - Chapter 150

169 Chapters

Bab 141

"Diam!"Jika kau ingin mendapatkan putrimu kembali, maka ikuti aturanku, Setidaknya itu setimpal dengan uang lima ratus juta yang kukeluarkan untuk menebus kebebasan putrimu itu." Tegas Mas Reyhan, yang membuatku seketika memandang lurus padanya.***Tante Nur gelisah dengan wajah yang mulai memucat. Sepertinya ucapan Mas Reyhan membuatnya tak nyaman, terlihat dari bahasa tubuhnya. Kulirik tangannya mengepal kuat, sungguh, tak kusangka jika adik tiri papa itu benar benar menjadi seorang kriminal.Mas Reyhan masih tampak begitu tenang menunggu Tante Nur bicara. Lama wanita paruh baya itu terpaku hingga membuatku gemas melihatnya.Benarkah Tante Nur memanipulasi semuanya dan merampas semua harta keluarga Aisyah demi kepentingan pribadinya. Serta menyingkirkan Aisyah, dan membuatnya seperti seorang korban tabrak lari? Jika semua ini benar, ya tuhan, Manusia macam apa dirinya hingga bisa berbuat sekeji itu pada suami dan anak tirinya sendiri. Hanya demi harta dan kenikmatan duniawi. Memb
last updateLast Updated : 2022-08-03
Read more

Bab 142

"Baiklah, nanti aku akan meminta tim forensik kepolisian untuk mengautopsi jasad mendiang suamimu," ancam Mas Reyhan."Lagipula, bukan hanya Mbok Sum yang ingin kupertemukan denganmu, tante, masih ada seorang lagi yang rindu ingin bertemu denganmu," ucap Mas Reyhan dengan lengkungan tipis di salah satu sudut bibirnya.***Mendengar perkataan Mas Reyhan refleks mataku membulat, masih ada seorang lagi katanya, itu artinya ada banyak saksi yang mengetahui perbuatan jahatnya. Lama bibirku terdiam, rasanya kepalaku tak mampu diajak berpikir jernih. Sungguh aku tak habis pikir, seseorang yang pernah menjadi saudara tiri papa ternyata bisa dengan santainya melakukan perbuatan keji seperti itu.Hanya gelengan kepala yang bisa kulakukan sekarang, saat mengetahui Tante Nur setega itu membuat suaminya lumpuh lalu membunuhnya perlahan-lahan, tak ada lagi yang bisa kulakukan selain menggelengkan kepala, bibirku pun kelu untuk berkata-kata. Karena pasti setelah ini, akan ada lagi kenyataan baru y
last updateLast Updated : 2022-08-05
Read more

Bab 143

Bab 143"Baiklah."Mendengar perkataan Mas Reyhan, seketika jantungku berdetak kencang, tanpa sadar tanganku mengepal kuat. Ba-baiklah, apakah itu artinya menikahi Erika, haruskah itu? Seketika kecemburuan melanda hati, membuatku tanpa sadar berteriak."Tidak!"***Kulihat kening Mas Reyhan mengerut begitu mendengar kata tidak yang baru saja kuucapkan tadi, tak lama, ia berjalan mendekat, lalu berjongkok di hadapankuMatanya begitu intens memandangku lembut, ada rasa gugup yang kini melanda. Ah, apa yang terjadi padaku, mengapa dengan mudahnya aku terbawa suasana. Padahal apa yang kupikirkan belum tentu akan menjadi kenyataan.Ingin rasanya aku menutup wajah karena malu. Aku yakin Mas Reyhan ingin sekali menertawaiku karena rasa cemburu yang sedang melandaku saat ini."Ada apa, sayang? Apakah ada sesuatu yang mengganggumu?" Tanya-nya dengan begitu lembut.Aku menggeleng. Berusaha menyembunyikan rona wajahku yang memerah malu."Ti-tidak ada apa-apa."Wajah tampan itu tersenyum. Lalu
last updateLast Updated : 2022-08-08
Read more

Bab 144

"Iya, mbok. Aku bisa mengerti. Wanita memang begitu, mereka akan membenci wanita lain yang berada disisi lelaki yang dicintainya. Aku mungkin juga akan bersikap seperti itu jika melihat Mas Reyhan bersama wanita lain. Mulutku pasti juga akan memaki dan membenci wanita pasangannya tersebut." Terangku pelan pada Mbok Sum."Hanya saja aku seakan masih tak percaya jika dia yang melakukan semua teror itu padaku," kembali aku bicara, berharap ada seseorang yang bisa menjelaskan semua ini. ***Aku kembali memandang Erika yang kini duduk terpaku, matanya menerawang jauh seolah jiwanya terbang tak berada ditempat ini. Sesekali terdengar gumaman lirih dari mulutnya, seakan sedang berbicara dengan seseorang.Kulirik Tante Nur yang memandang Erika dengan tatapan bosan. Keangkuhan masih terlihat dari bahasa tubuhnya. Berbanding terbalik dengan Erika yang terduduk dengan punggung yang melengkung.Beberapa saat berlalu, kebungkaman Erika akhirnya membuat Tante Nur mulai kehilangan kesabaran tampak
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Bab 145

"Aku tahu, aku hanya ingin kau mengetahuinya. Setidaknya, itu membuatku lega. Aku menyerah, mas. Maafkan aku atas semua hal buruk yang telah kulakukan padamu. Sungguh, yang kuinginkan saat ini hanyalah hidup tenang dengan seseorang yang tulus mencintaiku." Ucapan Erika membuat Mas Reyhan refleks menepuk pundaknya."Suatu saat nanti, kau pasti akan menemukannya, Erika." Mata Erika mengedip begitu mendengarnya.***Erika mendongak menatap dalam wajah Mas Reyhan, tatapan mata yang masih terlihat mendamba, namun, tak membuat rasa cemburu lagi di hatiku, karena aku tahu, lelakiku tak akan pernah memberikan celah kecil di hatinya untuk wanita lain."Terima kasih, mas. Setidaknya, sekarang aku merasa sedikit lebih baik," balasnya."Semoga suatu saat aku bisa mendapatkan pria baik seperti dirimu," lanjutnya tersenyum."Kau akan mendapatkannya."Untuk sesaat, Erika kembali menunduk, isakan pelan terdengar dari bibirnya. "Dasar anak bodoh, kau kuliah di luar negeri namun tak bisa menggunakan
last updateLast Updated : 2022-08-13
Read more

Bab 146

Bab 146"Halah, kau tak tahu rasanya hidup serba pas-pasan seperti itu. Harusnya kau bersyukur, bisa sekolah dan kuliah ditempat yang bagus, bisa membeli barang apapun yang kauinginkan, dan sekarang kau menyalahkanku setelah semua kenikmatan dan kemewahan itu kau nikmati? Anak bodoh!""Setidaknya ayahku menyayangiku," tegas Erika membela ayah kandungnya."Terserah kau saja, mama sudah tak peduli lagi. Lagipula, ayahmu itu sudah mati, tak ada perlunya lagi untuk dibahas," ketus Tante Nur sambil membuang muka.***Mendengar kalimat yang diucapkan Tante Nur, spontan Erika mendelik tajam pada ibunya, ada rasa tak terima dalam hatinya, membuat tangannya tanpa sadar mengepal.Suasana mendadak kembali hening. Tampak Tante Nur yang masih berdiri angkuh dan memalingkan wajah dari putrinya, seakan menghindari tatapan mata yang dihujamkan Erika padanya, atmosfir ruangan ini masih panas, membuat siapapun yang berada dalam ruangan ini merasa gerah. Kedua pria bertubuh besar yang berada di dekat
last updateLast Updated : 2022-08-16
Read more

Bab 147

"Tuan dan Mbak Aisyah adalah orang baik, entah mengapa mereka bisa mengenal wanita seperti nyonya," lanjut mbok Sum bicara.Aku hanya diam dan memilih tak merespon ucapan mbok Sum. Rasa keterkejutanku masih membuatku belum bisa berpikir jernih."Mengapa?" "Mengapa kau menyalahkan Aisyah untuk perbuatan yang kaulakukan, Tante?" Suara Mas Reyhan terdengar berat, membuatku refleks menoleh padanya.***Ekor mata Tante Nur berpaling menatap Mas Reyhan dengan sorot mata yang sinis. Bibirnya masih tampak seperti menggerutu panjang, entah apa yang diucapkannya.Kulihat Erika yang masih duduk di anak tangga dengan kedua kaki yang menekuk, isakan pelan masih terdengar dari bibirnya, rasa kehilangan masih menyelimutinya.Aku bersandar di sofa, mencoba mencari sedikit ketenangan. Kulirik Mbok Sum yang di sebelahku pun terlihat menatap Erika dengan iba."Mengapa kau menyalahkan Aisyah, tante?" Terdengar Mas Reyhan kembali mengulang pertanyaannya."Aku tidak harus menjawabnya," tolak Tante Nur.Me
last updateLast Updated : 2022-08-19
Read more

Bab 148

"Siapa pria ini?" Tanya Tante Nur."Jangan berpura pura bodoh, tante. Kau begitu sangat mengenal pria ini karena kau yang membayarnya untuk menabrak Aisyah hingga tewas."Ucapan Mas Reyhan membuat tubuhku menggigil dan membeku. Tuhan, apa yang baru saja kudengar ini? Menabrak hingga tewas, jadi Aisyah tidak meninggal karena Kecelakaan seperti yang pernah diceritakan Mas Reyhan padaku?****Tubuhku mematung diam karena tidak percaya dengan apa yang baru saja kudengar, bibirku pun kelu untuk sekedar mengucapkan sebuah kalimat. Kenyataan yang baru saja ku dengar ini membuatku semakin enggan mengasihani adik tiri papa itu.Bukan hanya aku yang merasa kejutan ini terlalu menyakitkan, tapi juga Mbok Sum yang sedari tadi duduk bersama denganku disofa ini juga merasakan hal yang sama . Tak lama, isakan pelan terdengar dari bibirnya yang tertutup rapat oleh kedua tangannya.Nafasku terasa sesak. Pernyataan Mas Reyhan yang menuduh Tante Nur cukup sulit untuk kuterima, Meski rasanya tak ingin me
last updateLast Updated : 2022-08-20
Read more

Bab 149

Bab 149Dengan gugup pria itu mengangguk pelan. Nampak tubuhnya juga gemetar. "Iya, saya mengenalnya," jawabnya perlahan."Dialah wanita yang membayarku untuk menabrak seseorang."Perkataan pria bernama Amran itu membuat Tante Nur melempar tatapan yang begitu tajam padanya.****"Benarkah?" Aku menyipit memandang Tante Nur yang terlihat begitu geram."Tidak, itu tidak benar, pria ini berbohong, aku bahkan tidak mengenalnya, bagaimana mungkin bisa menyuruhnya menabrak Aisyah," Teriak Tante Nur menyanggahnya."Benarkah? Kau yakin tidak sedang berbohong, Tante?" Tanya Mas Reyhan sambil memiringkan kepalanya."Tentu saja tidak!""Bodoh, jika mempercayai ucapan pria itu, tuduhannya sama sekali tidak berdasar. Semua yang dikatakannya adalah bohong," lanjut Tante Nur membela diri.Aku melirik Mbok Sum yang memperhatikan pria itu dengan begitu seksama. Pria bertubuh tinggi, sedikit kurus dengan bola mata yang cekung dan lingkar mata yang agak menghitam itu nampak gugup dan berkeringat dingin
last updateLast Updated : 2022-08-23
Read more

Bab 150

"Apa yang kau katakan? Bukankah Aisyah memang tertabrak?" Suara Tante Nur tampak gugup, meski demikian ia masih saja mempertahankannya kebohongannya.Pertanyaan yang di lontarkan Tante Nur, membuat Mas Reyhan tertawa."Menarik sekali, entah mengapa bicara denganmu membuatku bersemangat, Tante," ujar Mas Reyhan "Baiklah, karena kau yang meminta, maka aku akan membawanya kesini padamu," ucap Mas Reyhan lalu memanggil salah seorang pria berbadan besar yang ada berdiri didekatnya.****"Bang, coba lihat kedepan, apakah ada seorang wanita dan pria sudah menunggu disana.""Terakhir aku menelpon mereka, katanya sedang dalam perjalanan kemari. Kurasa sebentar lagi mereka akan tiba," pinta Mas Reyhan sambil melirik arloji ditangannya."Beres bos. Begitu mereka tiba, akan segera kubawa kesini." Sahut Bang Togar, pria bertubuh besar itu, lalu berbalik meninggalkan ruangan menuju ke halaman depan.Kulihat rahang Mas Reyhan sedikit mengeras. Sanggahan Tante Nur yang menolak mengakui bahwa dirinya
last updateLast Updated : 2022-08-25
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status