Semua Bab Suami Tampan Istri Tak Rupawan: Bab 61 - Bab 70

75 Bab

Bertemu dengan Sarah

"Sudahlah, Sayang. Istirahtlah, wajahmu masih pucat. Kita lanjutkan pembahasan Sarah nanti saja kalau aku sudah bertemu dengannya." Riko berusaha mengalihkan pembicaraan tentang Sarah. "Baiklah, setelah kamu bertemu dengannya, pasti kamu akan sependapat denganku, Mas." Naila sangat yakin dengan penilaiannya tentang Sarah. "Semoga saja ... aku juga ingin kakakku bahagia dan memiliki istri yang shalihah. Aku juga yakin dengan pilihanmu. Sekarang istirahatlah dulu, aku akan ke ruang perpustakaan sebentar," pamit Riko pada Naila. "Hemm ... nanti lupa waktu kalau sudah megang laptop ...." Naila pun kembali cemberut. Akhir-akhir ini Riko selalu lupa waktu kalau sudah mengurus pekerjaan. Riko tersenyum melihat Naila yang langsung cemberut. Dia pun mendekati Naila dan menggodanya. "Megang kamu juga belum boleh, kan?""Idih, apaan, sih, kamu, Mas. Sudah sana, jangan dekat-dekat." Naila tersenyum malu dengan ucapan suaminya. Dia lalu mendo
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-10
Baca selengkapnya

Obrolan sederhana penuh makna

"Mas, Sabtu besok, aku mau jalan-jalan sama Kak Sarah ke mall. Boleh, nggak?" tanya Naila pada Riko setelah selesai makan malam. "Baiklah, Sayang. Pulangnya jangan terlalu malam, ya? Keadaanmu bagaimana?" Riko pun menanyakan keadaan istrinya. Beberapa minggu ini dia sibuk di luar kota. "Alhamdulillah aku sudah sangat sehat, 'kan sudah dua bulan lebih. Selama ini Kak Sarah yang beberapa kali ke sini menemaniku. Aku jenuh di rumah, Mas. Apalagi kamu sering ke luar kota." Naila pun cemberut tapi tak bisa protes dengan kesibukan suaminya. "Iya, Sayang. Maafkan aku, insyaa Allah bulan depan aku akan mengambil cuti. Kita berbulan madu, ya?" Ucapan Riko membuat bola mata Naila berbinar. "Ke mana, Mas?" "Kamu maunya ke mana?""Nggak usah jauh-jauh, Mas. Ke Malang saja juga nggak apa-apa. Di sana banyak tempat wisata pantai yang indah." Naila pun menyampaikan keinginannya. "Nggak ingin ke Bali?" tanya Riko. "
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-12
Baca selengkapnya

Masalah besar

"Kak, di luar ada dua orang berbadan tinggi besar mencari Kakak. Sepertinya mereka debt collector, deh. Apa Kakak punya hutang?" Sarah bertanya pada Yakub yang sedang bersiap pergi bekerja. Pagi ini mereka kedatangan dua orang tamu tak diundang. "Hutang apa? Kamu tahu sendiri, kalau aku nggak pernah hutang di bank. Aku kemarin terpaksa menjaminkan sertifikat rumah kita 'kan juga karena dipinjami sama Irfan dan pinjamannya juga tanpa bunga." Yakub terkejut dengan ucapan Sarah. "Ya sudah, temui mereka dulu, Kak. Aku penasaran ada perlu apa mereka."Sarah dan Yakub menemui dua orang yang sedang duduk di ruang tamu. Yakub pun penasaran dengan kedatangan mereka. Sementara Sarah perasaannya tiba-tiba gelisah. "Maaf, dengan Saudara Yakub?""Iya, saya sendiri. Ada apa, ya?""Kami berdua dari Bank Nusantara. Kami hanya ingin mengingatkan bahwa saat ini pinjaman Saudara sudah jatuh tempo.""Maaf, pinjaman apa? Sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-24
Baca selengkapnya

Pindah rumah

"Sarah ... Sarah ... mana mau Naila dengan perabot tua seperti itu? Mereka itu orang kaya, pasti kalau beli perabotan yang model baru, yang lebih modern. Ayo, kita pulang, sudah mau maghrib."Sarah tak membalas ucapan Yakub dan dia pun berjalan mengikuti langkah kakaknya. Sarah tahu, perasaan Yakub saat ini diselimuti oleh rasa bersalah yang amat sangat. Dia hanya ingin membantu meringankan beban kakaknya. Mereka berdua bukan lahir dari orang tua yang kaya raya. Orang tua mereka sederhana tapi selalu mencukupi semua kebutuhan anak-anaknya dan tak pernah berhutang. Akan tetapi, pada akhirnya mereka terpaksa harus merelakan rumah peninggalan orang tua karena hutang, meskipun alasannya karena penipuan. Walaupun dalam hati tak rela tapi mereka tak bisa berbuat apa-apa. Uang ratusan juta tak sedikit jumlahnya padahal Yakub diberi pinjaman sahabatnya hanya puluhan juta saja. Setelah sampai di rumah, mereka segera melaksanakan kewajiban tiga rakaat be
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-29
Baca selengkapnya

Keputusan Naila

"Maaf, bukan begitu maksudku, Naila. Kamu jangan salah paham. Kami hanya tak ingin merepotkanmu, itu saja." Sarah mengelus punggung tangan Naila dengan lembut sambil tersenyum. "Kak, kalian sudah aku anggap seperti saudaraku sendiri. Aku dari kecil tak pernah punya saudara. Teman juga tidak banyak, hanya beberapa yang mau berteman denganku. Kalau ada masalah, ceritalah padaku, siapa tahu aku bisa membantu," ucap Naila dengan ekspresi wajah sedih. "Tadinya aku mau minta tolong padamu agar mau membeli perabotan peninggalan orang tuaku, Naila. Uangnya biar bisa buat tambahan sewa rumah. Tapi Kak Yakub nggak setuju. Kami juga nggak mau merepotkanmu," sahut Sarah berterus terang. "Besok ikut aku ke bank, ya. Aku akan melunasi semua hutang kalian." Naila tersenyum lalu menggenggam lembut tangan Sarah. "Jangan, Naila. Kami nggak mau punya hutang lagi. Kalau pun diangsur tiap bulan, berapa yang harus kami bayar?" Sarah tak enak hati. Dia pun yaki
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-29
Baca selengkapnya

Pesan dari nomer tak dikenal

Sementara itu, di sebuah ruangan kantor di dalam gedung megah, Riko masih berkutat dengan pekerjaannya. Hari ini banyak sekali berkas-berkas yang harus disiapkan, diperiksa dan ditanda tanganinya. Semenjak pagi hingga sore, dia juga memantau langsung ke lokasi proyek yang sedang dia kerjakan. Rasa lelah tampak di wajah tampannya. Bahkan dia sampai lupa dengan ponselnya yang mati kehabisan baterai. "Pak, sudah malam. Sebaiknya kita lanjutkan saja besok." Irwan--asisten sekaligus sopir pribadi Riko, merasa kasihan melihat sang majikan yang terlihat lelah. "Maaf, Irwan. Kalau kamu mengantuk, tidurlah dulu di sofa. Aku akan menyelesaikan semua dokumen ini biar besok bisa pulang. Aku sudah rindu dengan istriku." Riko membalas ucapan Irwan tanpa memandang wajah asisten pribadinya itu. Pandangan matanya masih fokus tertuju pada dokumen yang sedang dibacanya. "Tapi Bapak belum makan malam. Apa perlu saya pesankan sekarang?" Irwan bertanya lagi, walaupun dia tahu Riko saat ini sedang fokus
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-30
Baca selengkapnya

Riko membuat Naila trauma

"Assalamu'alaikum, Sayang. Hemm ... cantik sekali istriku hari ini. Aku benar-benar rindu.""Wa'alaikumussalaam ... aku juga rindu, Mas."Naila langsung memeluk suaminya yang sudah sampai di rumah. Riko dan Naila menuju kamar tidur mereka karena waktu pun sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Riko langsung menggendong tubuh mungil istrinya, kemudian merebahkannya di ranjang. Naila mengerti apa yang diinginkan suaminya tercinta. Dia pun membalas semua sentuhan yang diberikan Riko padanya. Akan tetapi, perlakuan Riko padanya kali ini berbeda. Naila berpikir, mungkin saat ini suaminya terlalu rindu padanya. Namun, semakin lama Riko semakin kasar dan brutal. Bahkan saat ini Naila sudah tak lagi bisa menikmati surganya. Naila merasa, yang sedang bersamanya bukanlah suami yang selama ini sangat dicintainya. "Mas ... sakiittt ... tolong hentikan ...."Naila merintih dan mencoba menghentika
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-31
Baca selengkapnya

Nasihat Supri

"Bukan begitu, Pak Supri. Maaf ... jangan salah paham dulu. Saya sama sekali tidak memata-matai Naila. Saya mendapatkan foto-foto ini dari nomer yang tidak saya kenal. Justru itu, saya ingin menanyakan pada Pak Supri, apa Bapak kenal dengan laki-laki ini? Dan kenapa Naila hanya berdua saja? Ke mana Pak Supri dan Sarah?" Riko pun menjelaskan dan meminta penjelasan pada Supri. "Astaghfirullah ... ini fitnah, Den. Mbak Naila tidak berdua saja dengan Mas Yakub. Saya dan Mbak Sarah ada di sana. Kemungkinan foto ini diambil saat Mbak Sarah ke kamar mandi dan saya memang nggak pernah mau duduk satu meja dengan mereka. Saya duduk sendiri tapi tetap mengawasi Mbak Naila, Den. Saya sadar diri, saya hanya asisten rumah tangga, nggak pantas rasanya satu meja dengan majikan." Supri bicara apa adanya. "Lalu Daffa, kenapa ada di warung itu juga? Apa itu juga kebetulan?" Riko masih saja tak percaya. "Memang semua itu kebetulan, Den. Temannya Mbak Naila sedang ada janji dengan temannya di warung it
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-01
Baca selengkapnya

Trauma Naila

"Aku nggak tahu, Sayang. Aku sudah menyuruh seseorang mengecek nomer ponsel itu tapi sepertinya kartunya langsung dibuang atau mungkin dihancurkan oleh pemiliknya. " Mas, apakah penampilanku seperti seorang pezina, sampai kamu percaya dengan tuduhannya?""Astaghfirullah ... maafkan aku, Sayang. Terserah kamu mau bilang apa saja padaku, yang pasti aku menyesal. Sekali lagi, maafkan aku, Naila. Maafkan suamimu yang bodoh ini.""Aku berjanji padamu, Mas. Setelah ini, aku tak akan pergi ke mana pun sendirian, kecuali kamu yang mengajakku.""Naila ....""Tolong hargai keputusanku ini, Mas. Aku lelah dengan manusia-manusia yang terlalu mencampuri urusanku."Setelah menyampaikan keputusannya pada Riko, Naila beranjak pergi ke kamar mandi. Riko akhirnya diam dan menyesali perbuatannya. Untuk sementara, biarlah Riko menerima keputusan Naila. Mungkin lebih baik seperti ini, Naila tak akan pergi keluar rumah tanpa dirinya. R
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-05
Baca selengkapnya

Perubahan Naila

Setelah pulang dari rumah sakit, Riko selalu menemani Naila di mana pun dia berada. Semua pekerjaan, diserahkan kembali pada asistennya dulu. Riko sangat mengkhawatirkan istrinya, karena sikap Naila tak seperti biasanya. Naila lebih sering melamun, duduk di sofa sambil memandang ke arah luar jendela. "Sayang ... hari ini waktunya kamu ke klinik kecantikan. Aku akan mengantarmu dan menunggumu sampai pulang. Bagaimana kalau nanti kita pergi ke mall?" tanya Riko sambil mengelus lembut pipi istrinya. "Maaf, Mas, kepalaku pusing. Aku ingin di rumah saja." Naila membalas ucapan Riko tanpa memandang suaminya. "Naila, sudah beberapa minggu ini kamu selalu di rumah. Jangan mengurung diri di kamar terus dong, Sayang. Aku akan menemanimu ke mana pun kamu mau." Riko memegang lembut tangan Naila dan berusaha membujuk istrinya agar mau pergi. "Aku mau sholat dhuha dulu, ya, Mas. Maaf, Mas, aku benar-benar sedang ingin di rumah saja."Naila beranjak dari duduknya lalu berjalan menuju kamar mandi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status