“Kamu kenapa sayang?” “Perut aku sakit, Bun.” Sussana meringis menahan sakit yang mendera, sambil menggigit bibirnya. Terlihat cairan bening mengalir di sela kaki Sussana. “Bun, aku pipis ya,” ujar Sussana malu juga khawatir. “Bukan pipis sayang, ini ketuban kamu pecah.” “Mamih panggil perawat dulu.” “Atur nafas kamu, sayang,” titah Halimah. Tidak lama kemudian Zudith kembali dengan seorang perawat yang sudah membawa kursi roda. “Kita ke ruang tindakan ya Bu, nanti diperiksa di sana,” ujar perawat yang dengan sabar membantu Sussana duduk di kursi roda. Awalnya Sussana menolak karena merasa nyeri itu hanya kontraksi palsu tapi setelah disarankan untuk memeriksakan kondisinya, Sussana pun patuh. “Aku nanti menyusul, menunggu Bira agar segera kembali ke sini,” ujar Zudith lalu menghubungi Bira. Sussana sudah merebahkan diri di brankar pasien di ruang tindakan melahirkan. Ternyata memang bukan kontraksi palsu karena rasa nyerinya makin sering. “Saya periksa dulu ya, Bu,” ujar Dokt
Last Updated : 2022-07-17 Read more