Semua Bab Pembalasan Sang Pewaris: Bab 11 - Bab 20

102 Bab

Penyelamat yang Dihindari

Clara menatap gedung tinggi yang merupakan sebuah hotel ternama di kota metropolitan itu. Sejak berangkat, Martin tak benar-benar mengatakan acara apa yang akan mereka datangi. "Kita turun, Teman-temanku pasti sudah menunggu."Meski terpaksa, pada akhirnya Clara ikut turun dengan mengacuhkan uluran tangan Martin yang hendak membantunya. Di pintu masuk menuju lobby, pria itu melirik pasangan palsunya seraya tersenyum kecil. "Ini acara reuni, dan kalau kamu beruntung akan ada Vincent juga di sana."Langkah Clara mendadak melambat dan nyaris terhenti. Perasaannya menjadi campur aduk saat mendengar nama itu. "Kenapa wajahmu tegang? Bukankah kamu sangat ingin bertemu dengannya?" Martin terlihat senang, sangat berbeda dengan ekspresi yang Clara tunjukkan. Senang? Tentu ia akan senang bertemu Vinn. Pria itu masih memiliki hatinya hingga saat ini. Tapi tidak dengan situasi ia harus ber-cosplay menjadi calon istri Martin. "A
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-26
Baca selengkapnya

Target Terbesar

Pukul sepuluh lewat lima belas menit. Malam mulai larut dan Martin baru saja meletakkan tubuh Clara secara perlahan di atas ranjang. Wanita itu mabuk hanya dengan segelas wine. Pertemuan mereka yang tak disengaja dengan Adella berakhir dengan minum bersama. Sejak pertama saling mengenal, Martin telah mengetahui jika Adella sudah akrab dengan minuman memabukkan. Berbeda dengan Clara yang langsung kehilangan kesadaran setelah menghabiskan minuman pemberian Adella. "Saat mabuk dia semakin terlihat manis. Ehm, bagaimana aku bisa menuruti perintah kakek untuk tidak menyentuhnya kalau begini?" Netra Martin menjelajahi setiap jengkal bagian tubuh Clara. Wanita itu masih memejamkan mata meski terkadang keluar gumaman tidak jelas dari bibirnya. Martin hampir saja mengecup pelan bibir indah itu saat Clara mendorong dadanya agar menjauh. "Jangan menyentuhku. Dasar cowok gak tahu sopan santun!!" racaunya masih dengan mata terpejam. Tingkah Clara
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-28
Baca selengkapnya

Pertemuan Tak Terduga

Usai perbincangan ringan selama hampir tiga puluh menit, Vinn memutuskan untuk pamit. Ia bangkit dan memberi salam pada tuan rumah yang memintanya datang di kemudian hari. "Lain kali kita bicarakan lagi tentang museum rancanganmu. Aku juga akan menunjukkan beberapa koleksi barang antikku.""Terima kasih, Kek."Tuan Ron mengangguk dengan senyum yang membuat netranya semakin terlihat sipit. Kembali seorang pelayan mengantar Vinn melewati beberapa ruang bernuansa klasik dan elegan untuk menuju pintu depan. Ketika sampai di depan tangga menuju lantai dua, Vinn mendengar suara Martin yang sepertinya sedang berbicara dengan seorang wanita. 'Kebetulan, sekalian aku akan berpamitan pada Martin,' batin pria itu. Langkah Vinn terhenti, bersamaan dengan munculnya dua sosok yang menuruni tangga. Sebelah alisnya terangkat, tak yakin dengan penglihatannya sendiri. "Clara?" ucapnya pelan, mirip gumaman. "Hei, Buddy? Suda
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-01
Baca selengkapnya

Rumah Lama

GNLangit mulai gelap, lampu-lampu jalan telah menyala. Menuju rumah lama kakek buyut Vinn, kembali Daniel yang menyetir. Ini pertama kali Vinn mengajaknya ke rumah yang memiliki halaman luas itu. Vinn dan Daniel mendatangi pos dan bertemu dua security yang langsung mengenali Vinn. "Maaf, Tuan Vincent tidak diijinkan masuk," ujar salah satu security bertubuh tambun. "Kenapa?" Vinn mengerutkan kening. Dua security saling pandang selama beberapa saat. Mereka seakan berkomunikasi hanya dengan gerakan mata. "Hei, apa maksudnya ini? Kenapa Tuan Vincent tidak boleh masuk?" Daniel yang bersuara. "Kami hanya menjalankan tugas, Tuan.""Tuan, mundurlah. Dua orang ini sepertinya minta diberi pelajaran." Daniel bersiap dengan jurus yang membuat dua security mundur. "Hentikan, jangan membuat mereka takut." Vinn menahan bahu asistennya agar lebih tenang. "Tapi-"Vinn menghentikan ucapan Daniel hanya dengan lirikan. Detik berikutnya ia maju, mendekati s
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-04
Baca selengkapnya

Ruang Rahasia

Pikiran Vinn terasa penuh. Tentang Clara, kematian kedua orang tuanya, juga teka-teki yang seakan ditutupi oleh kakek dan juga pamannya. Kepalanya mendadak pening. Saat Daniel dan Aiden menawarkan untuk membantu, ia hanya mengiyakan. Ditatapnya dua pria yang kurang lebih sebaya dengannya itu. Mereka tampak berdiskusi untuk membuka lemari tua. Vinn mengarahkan senter ke segala sudut ruang dan menemukan cermin seukuran orang dewasa. Sudah cukup usang, tapi mengingatkannya akan sesuatu. Pria itu mendekat, mengamati lekat. Semula hanya ada pantulannya sendiri. Namun lama kelamaan muncul bayangan Clara, wanita yang baru saja membuat hatinya patah. 'Clara?' batinnya sembari menyentuh pantulan itu. Senyum di wajah wanita itu terlihat aneh. Vinn menggeleng dengan memejamkan mata, berharap halusinasi ini segera menghilang. Ia yakin pikirannya hanya sedang kacau. Suara Daniel dan Aiden tiba-tiba membuatnya menoleh. "Jangan lakukan it
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-07
Baca selengkapnya

Menemukan

Dua hari kemudian. Vinn duduk menyendiri di balkon lantai dua mansion setelah makan pagi. Diam sejenak, ia ingin mengatur langkah selanjutnya untuk meneliti tentang Pakta Hitam dan juga kematian kedua orang tuanya. Menurut informasi yang pamannya berikan, di hari kecelakaan itu orang tuanya menggunakan supir. Vinn juga mengenal sopir itu, Pak Didi namanya. Pria itu belumlah terlalu tua, sekitar awal empat puluhan."Tapi kenapa harus mengundurkan diri? Apa dia tau sesuatu?" Vinn bertanya meski tidak ada yang menjawab. Daniel muncul tak lama kemudian dengan setelan hitam seperti biasa. Ia mengangguk hormat ketika tiba di depan Vinn. "Kau sudah lakukan tugas yang kuberikan?" tanya Vinn. "Sudah, Tuan. Pak Didi saat ini berada di Kota B." Pria itu menyebutkan sebuah kota yang berjarak puluhan kilometer dari tempat mereka sekarang. "Bagus." Vinn bangkit dari kursi. "Apa Tuan akan ke sana sekarang?""Ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-12
Baca selengkapnya

Belum Saatnya

Vinn menikmati makan malamnya tanpa bersuara. Angannya melayang, pada kejadian pagi tadi usai menemukan Pakta Hitam. Lembaran itu kini ada di kamarnya. Tersimpan rapi dalam kotak kecil."Kudengar kau mengunjungi rumah lama." Kakeknya yang sedari tadi diam tiba-tiba mengawali pembicaraan. "Iya.""Apa kau menemukan sesuatu?" Kakek Richard bertanya tanpa melihat ke arahnya. Netra tua itu sedang fokus pada santapan berupa steik salmon. "Aku masuk ke ruang kerja kakek buyut," ungkap Vinn. Ia sedikit ragu untuk mengatakan tentang Pakta Hitam. Mendengar itu, Kakek Richard langsung menatapnya lurus. Pria itu tampak terkejut tapi di saat yang sama tak ingin menunjukkan ekspresi itu. "Untuk apa kau ke sana?" tanyanya dengan nada dibuat setenang mungkin. "Kakek tak suka aku ke sana?" Vinn balik bertanya. Nafsu makannya mendadak hilang. "Vinn, kau bukan anak kecil. Aku tahu kau mencari sesuatu di sana. Pamanmu juga te
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-18
Baca selengkapnya

Pertunangan

Nyonya Amber meminum teh hijaunya dengan tenang di teras belakang mansion milik sang ayah, salah satu spot favoritnya di bangunan besar ini. Sudah lama rasanya sejak ia terakhir datang. Malam ini pun ayahnya alias Tuan Ronald Hazard tidak berada di tempat.Dan sejujurnya ia tak terlalu ambil pusing karena tujuannya datang adalah untuk menemui si calon menantu. Wanita bernama Clara yang kemarin sempat Martin singgung di acara makan malam. Langkah lebih dari satu orang terdengar di lantai marmer. Clara dan Martin mendekati kursi Nyonya Amber untuk memberi salam. Seorang palayan juga mengekor di belakang mereka, membawa nampan berisi tiga potong roll velvet cake. "Ma, ini Clara," ujar Martin. Seakan sudah terlatih, Clara memberikan senyum manis walau netranya masih sedikit sembap. Nyonya Amber memperhatikan wanita cantik itu sambil sesekali mengangguk kecil. Ia tahu selera Martin selalu bagus, tak pernah mengecewakan. Tapi baru sekarang sang putra
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-26
Baca selengkapnya

Menolak Perjodohan

Di sudut lain, Vincent juga tengah memperhatikan gerak-gerik wanita bernama Clara. Ia merasa aneh ketika melihat Martin memberikan sepotong strawberry cheesecake pada tunangannya itu. Clara sempat menggeleng. Namun Martin justru memotong cake dan hendak menyuapinya. Ingin hati, Vinn mengambil alih piring kecil itu. Ia sangat ingat, Clara tidak bisa memakan produk strawberry dan turunannya. Jika memaksa, wanita itu akan mengalami shock anafilaksis. Vinn mengawasi sekitar, mencari cara untuk mencegah Clara memakan cake itu tanpa harus menggunakan turun tangan sendiri. Beberapa detik kemudian, ia memanggil salah satu pelayan pria yang bertugas menawarkan minuman pada para tamu. "Aku punya tugas untukmu," ujar Vinn lalu membisikkan sesuatu. "Saya mengerti, Tuan." Si pelayan mengangguk usai menerima belasan lembar uang merah dari Vinn. Tak lama berselang, perhatian Vinn kembali terfokus pada Martin dan Clara. Pelayan pria dengan seragam coklat dan hitam itu mendekat, sesuai dengan per
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-02
Baca selengkapnya

Vonis Kanker

Seperti biasa, Daniel yang siang itu menyetir di perjalanan menuju kantor. Meski tugasnya rangkap sebagai asisten dan supir, rasanya belum sebanding dengan gaji yang Vinn berikan.Upah setahun dari tuan muda itu telah cukup untuk membeli mobil sport mewah impiannya. Vinn yang terkenal dingin dan tegas, nyatanya adalah bos yang pandai mengapresiasi pekerjanya. "Tuan ingin mampir ke suatu tempat?""Tidak. Langsung ke kantor saja," ujar pria muda dengan suit hitam itu. Hening kembali selama beberapa menit. Tak lama kemudian, Vinn teringat akan kedatangan Paman Tino ke mansion tadi usai makan siang. "Daniel, apa ada yang terjadi dengan proyek Paman Tino di kota M?" tanyanya pada si asisten. "Saya sempat mendengar kabar kurang baik tentang proyek itu. Terdapat trouble hingga menyebabkan belasan pekerja meninggal. Keluarga korban meminta ganti rugi yang tidak sedikit, jika tidak dipenuhi mereka mengancam akan membawa masalah ini ke meja hijau.""Trouble? Seingatku proyek pembangunan itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status