Rara menatap langit – langit kamar VVIP tempatnya dirawat. Ia teringat ucapan Dokter Hans yang menjelaskan kemungkinan Naren akan bangun lebih cepat. Sayangnya, Naren mungkin akan butuh waktu untuk menyembuhkan tangannya yang mengalami patah tulang. Rara menghela napas panjang. Terbayang di benaknya, Naren yang memakai perban dan harus menjaganya karena tugasnya sebagai pengawal. “Gue takut lo harus berhenti jadi pengawal,” gumam Rara. “Masuk aja,” perintah Rara menyadari ketukan pintu dari luar ruangan. “Pasien Rara, perkenalkan saya perawat Sica. Saya diminta oleh Pak Jevan untuk menjaga Nona,” ucap Perawat Sica memperkenalkan diri. Rara buru – buru duduk, ia tersenyum ramah sebagai sapaan. “Halo, saya Rara,” sapanya. “Baiklah, Nona Rara. Saya harus memanggil Nona dengan panggilan apa?” tanya Perawat Sica. “Panggil saya, Rara saja. Tidak usah memakai Nona, Sus,” jawab Rara. “Baiklah, Rara. Anda bisa memanggil saya dengan menakan tombol bel di sebelah tempat tidur,” jelas Pera
Read more