“Nona, sebelumnya saya minta maaf perihal kecelakaan itu,” sesal Naren menatap Rara.“Kecelakaan itu ya, lo tenang aja. Gue gak luka banyak,” balas Rara.“Tapi, tetap saja itu semua salah saya. Firasat saya sudah tak enak,” kata Naren.“Ya udah gak masalah kok sekarang. Lagian kita selamat,” tanggap Rara mengulas senyum.“Harusnya saya mengawasi jalan. Tetapi, saya malah mengobrol dengan Nona,” ujar Naren menunduk.“Kalau gitu gue juga salah dong, Ren. Gue ngajak lo ngobrol,” timpal Rara.Naren mengangkat wajahnya, ia hendak mengantakan sesuatu sebelum Rara kembali menyelanya.“Makanya bukan salah lo,” ucap Rara.“Saya mengambil –““Ren, kalau kita terus berdebat terus, semuanya gak akan selesai,” sela Rara.“Baiklah, silakan Nona bahas tentang kemarin,” tanggap Naren.“Lo ngizinin gue jadi pacar pura – pura Jevan?” tanya Rara menatap Naren.“Itu semua tergantung Nona,” jawab Naren.“Tapi, menurut lo gimana? Gue butuh saran jangka panjang dari lo,” ujar Rara.“Sebentar, yang tahu kala
Baca selengkapnya