Sepertinya Mamah sangat bahagia, dengan kesulitanku."Astrid ... Astrid. Ajaib sekali sih, keluarga suamimu," kekeh Mamah begitu geli, dia sampai menyeka sudut mata sebab bulir bening menetes begitu saja.Lucu sekalikah, ucapanku?"Ckckck ... haduh. Haduh," Mamah mengatur nafas, mungkin sesak, sebab nafasnya banyak yang keluar dengan cepat."Seneng banget, Mah." cibirku."Eh ... haha. Sory," Mamah mengantup mulutnya. "Habis lucu aja As ... ada ya keluarga begitu," sambungnya."Hhh ..." desahku."Terus kamu kasih?" Tanya Mamah sambil melepas ransel Naura."Tidaklah ... enak aja," jawabku geram. "Kesal banget aku Mah, Ibu dan anak sama aja tidak pada tahu diri. Heran! Kenapa dulu aku bisa cinta banget ya sama mereka," sambungku sambil mencucutkan bibir."Di dukuni kali," celetuk Mamah."Ya enggak lah, Mah ... hari gini, masa iya masih ada yang kaya gitu. Ngawur," balasku."Ya siapa tau. Habis dulu kamu susah
Terakhir Diperbarui : 2022-03-08 Baca selengkapnya