Sambungan langsung terputus, membuat aku di dera kegundahan."Sekar, kok melamun." suara Ibu terdengar kesal. "Ibu sudah laper nih," sambungnya sambil mengguncang pundakku."Kenapa lagi?" cecar Ibu, sambil mengamati wajahku."Ada suara perempuan di telpon, Mas Ronald," sahutku lemas.Ibu menghela nafas, lalu menggandeng lenganku. "Kamu itu sudah terlalu laper, jadi kemana-mana pikirannya tidak fokus," ucapnya sambil menuntunku berjalan memasuki restoran."Tuh, belanjaan Ibu tinggal. Untung tidak ada yang ngambil," Ibu menunjuk troli belanjaan di dekat meja."Kamu pesan dulu, nanti habis makan kamu telpon lagi si Ronald. Sudah percaya sama Ibu, jangan mikir macem-macem. Ronald itu setia, tidak mungkin main perempuan," Ibu menyerahkan selembar buku menu juga pensil didepanku."Kamu tahu sendirikan, waktu Ibu mengenalkan Ronald sama kamu. Dia itu terpaksa, dia tidak akan mau jalan sama kamu kalau
Last Updated : 2022-03-28 Read more