Home / Romansa / MELEPAS BENALU / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of MELEPAS BENALU: Chapter 61 - Chapter 70

80 Chapters

Bab 61 - Tidak Peduli.

Masa iya, aku harus meminjam uang pada Astrid. Bukannya dikasih, dia pasti menertawakan hidupku.Benar-benar sial!!Sekar keluar dari kamar, sambil menyeret koper ditangannya. Aku hanya melirik, lalu mengabaikannya. Tidak melihat situasi, suami pulang capek, malah sok cari perhatian."Antar aku pulang," ucapnya ketus saat ada didekatku."Kalau mau minggat besok saja, sekarang sudah malam," sahutku datar."Aku maunya sekarang!" sinis Sekar, sambil memegangi perut buncitnya."Kalau mau sekarang pulang sendiri. Aku capek!" ketusku.Sudah lapar, lelah. Istri tak tahu diri nyari masalah. Bikin kesal. Sungguh! Tidak tahu orang lagi capek, taunya nuntut terus.Suara geluduk bergemuruh, disusul suara kilat yang bersahut-sahutan. Sejak siang cuaca memang tidak menentu, kadang panas kadang mendung. Aku rasa malam ini adalah puncaknya."Mau hujan, kamu tega biarin aku pulang sen
last updateLast Updated : 2022-03-17
Read more

Bab 62 - Terkejud.

"Mas Setyo payah dalam urusan ranjang, terlalu cepat ejakulasi," sambungnya sambil menatapku dengan senyum penuh arti.Aku cukup terkejut mendengar ucapannya, untuk apa Laras bicara demikian padaku. Bukankah, sebagai istri harusnya dia menutupi aib suaminya?"Mas Ronald kapan resmi bercerai?" Laras menatapku intens sampai aku kikuk dibuatnya."Eh ... mm, sekitar dua minggu lagi," jawabku.Laras semakin melebarkan bibirnya, entah mengapa aku merasa Laras terus memperhatikanku. Tatapannya berbeda, sulit aku artikan."Makasih, Mbak. Ayam bakarnya enak sekali," ucapku sambil menyeka sudut bibir dengan tisu. Laras tersenyum malu, dia menggigit bibirnya sendiri."Oh iya ... Ini ada uang buat beli bensin," Laras membuka satu kancing dasternya, dompet kecil keluar dari dalam."Tidak usah Mbak," tolakku."Tidak apa, rezeki jangan ditolak." ucapnya sambil memajukan badan, seolah ingin menunjukkan isi didalam daster yang sudah dibuka kanc
last updateLast Updated : 2022-03-17
Read more

Bab 63b- Sidang Terakhir.

Mataku terbelalak, aku sampai mengucak mata saat gambar terlihat dengan jelas."Laras ..." gumamku tak percaya.Aku sampai tersedak air liur sendiri, saat melihat gambar yang dikirim olehnya.Laras ... dia mengirim aku fotonya, sedang berpakaian sexy. Asetnya menyebul dengan jelas, membuat hasrat lelakiku meronta melihatnya.Gila!Aku langsung meredupkan layar, tak ingin melihatnya lebih lama lagi."Astaga!" aku memekik saat gawai ditangan bergetar panjang.Laras ... Melakukan panggilan video.Kepalaku celingukan, takut tiba-tiba Sekar datang dan menuduhku yang bukan-bukan. Karna penasaran dan situasi kondusif aku langsung menggeser tombol hijau.Wajah manis Laras terpangpang didalam layar, dia memakai baju yang dia kirimkan padaku."Hai, Mas. Lagi apa?" suaranya begitu lembut, tatapnya begitu menggairahkan."Eh ... Lagi duduk aja," jawabku k
last updateLast Updated : 2022-03-17
Read more

Bab 64 - Bebas.

Aku tersenyum kecut mendengarnya. Pantas saja sikapnya manis, rupanya ada udang dibalik batu. Dasar perempuan matre!"Kamu sudah gajian, Ronald?" suara Ibu menggema, langkahnya terdengar semakin dekat. Membuat aku semakin malas, melanyani mereka.Huh ... mereka berdua sama, tidak bisa dengar uang, langsung cepat."Jangan lupa jatah Ibu. Dahulukan Ibumu, baru istrimu. Perlu digaris bawahi, kalian itu numpang dirumah Ibu. Coba kalau nyewa rumah, pasti kalian pusing memikirkan bayarnya. Jadi harus tahu diri," Ibu melirik kearah Sekar.Aku hanya diam, tangan ini sibuk memasukkan nasi kedalam mulut. Sekar pun begitu, dia terlihat malas mendengar ucapan Ibu."Lagi hamil itu yang rajin, jangan cuma tiduran sambil nyekik hape. Kerjaan rumah dikerjain, jangan bisanya mengandalkan saja," cerocos Ibu."Numpang dirumah mertua harus tahu diri, jangan maunya dilayani. Kamu bukan ratu!" Lagi Ibu mencibir.Sekar hanya diam, tak menanggapi. Walau waja
last updateLast Updated : 2022-03-17
Read more

Bab 65 - Zeky.

Bibir melengkung sempurna, mata menghangat melihat Naura tertidur pulas disampingku. Naura terlihat lelah, bermain air seharian sepertinya sudah menguras energinya.Perlahan aku membelai rambutnya, menciumi pipi tembamnya dan membacakan ayat suci alquran diubun-ubun kepalanya. Aku tiupkan nafas di kepala, sambil terus membelai rambutnya. Naura sedikit menggeliat, matanya terbuka sedikit lalu memelukku erat. Hatiku menghangat, kembali aku ciumi buah hatiku dengan lembut dan kasih sayang.Aku berharap Naura tidak selalu menanyakan Ayahnya, jujur saja aku belum ingin bertemu dengannya dalam waktu dekat.Pelan aku bangkit dan membetulkan posisi tidurnya, lalu memasang selimut ditubuhnya."Sudah tidur?" wajah Mamah, menyembul dibalik pintu."Sudah, Mah. Kelihatannya Naura capek sekali," balasku sambil meringsut menuruni ranjang lalu berjalan mendekati pintu."Mamah pulang ya," ucap Mamah sambil menutup pintu." Papah mau jemput katanya," sambungny
last updateLast Updated : 2022-03-22
Read more

Bab 66 - Laras.

"Kemarin juga, habis sidang Mas Ronald hampir dihajar orang karna tidak bisa bayar pengacara.""Hah!" Aku terlonjak mendengarnya."Serius, Mbak. Entah dapat uang dari mana Mas Ronald 15 juta," jawab Rikhi antusias."Mungkin, Mas mu punya tabungan, Khi.""Tidak tahu juga sih, setiap hari Ibu dan Mas Ronald berantem terus. Ribut masalah uang belanja, belum lagi istri barunya yang males dan mata duitan. Mumet hidup dia sekarang, Mbak," Rikhi tersenyum miris.Aku hanya terkekeh kecil mendengarnya, dalam hati sebenarnya aku sangat ingin tertawa namun sebisa mungkin aku cegah, tak enak didengar Rikhi."Mau nginep disini, Khi?" tawarku basa-basi."Tidak, Mbak. Aku mau main saja, itung-itung mau bertemu Naura. Dia pulang ngaji jam berapa, Mbak?""Setengah jam lagi, nanti juga pulang. Musolahnya dekat sini, dia pakai sepeda," jawabku.Aku menggiring Rikhi duduk dimeja makan, k
last updateLast Updated : 2022-03-22
Read more

Bab 67 - Nafas Lega

Nafas berangsur lega, akhirnya Laras mau juga meminjamkan uangnya.Tapi tunggu ... kenapa harus di Hotel, kenapa tidak dirumah saja?{Jam 5 sore, jangan sampai telat,} lagi pesan dari Laras.Menghempas nafas panjang, fikiranku sudah kotor membayangkan pesan dari Laras.Hotel dan uang. Perpaduan yang sangat sempurna, bukan?Haruskah aku datang? Tapi jika tak datang, kesempatan takan datang dua kali. Dari pada aku mendekam dipenjara, lebih baik aku menemuinya. Aku pun penasaran, apa maksud dan tujuan Laras mengajakku bertemu dihotel."Dari mana sih, Mas. Jam segini belum tidur," Sekar bergeliat saat aku masuk kedalam kamar."Nyari angin," sahutku sambil membaringkan tubuh disampingnya."Mas sudah dapat pinjaman? Aku takut, Mas Ronald masuk penjara," desah Sekar dengan tatapan cemas."Ya, besok Boss mau ngasih pinjaman. Kita lihat saja, benar atau tidak," jawabku lalu me
last updateLast Updated : 2022-03-22
Read more

Bab 68 - Pov Astrid.

Pov Astrid.Aku amati Mas Ronald yang berdiri diambang pintu, hari ini Mas Ronald mengunjungi Naura dan meminta izin untuk membawanya pergi ketaman bermain."Mamah tidak ikut?" Tanya Naura sambil memakai tas selempang kecil miliknya."Tidak sayang, Mamah kurang enak badan," jawabku lembut sambil membelai pucuk kepalanya."Kamu boleh ikut, kalau mau As," ucap Mas Ronald dengan senyum tipis."Lain kali saja," sahutku."Oh ya sudah," balas Mas Ronald dengan wajah sedikit kecewa.Aku ingin menanyakan kabar Zeky, tapi sepertinya kurang tepat. Lagipun, itu bukan urusanku. Meski aku sebenarnya ingin tahu.Dengan senyum yang mengembang, Mas Ronald memasang sabuk pengaman pada Naura lalu memutari mobil dan duduk dikursi pengemudi.Mobil yang dia gunakan, mobil Ibu. Itu berarti Zeky masih mendekam dipenjara.Naura melambaikan tangan, Mas Ronald hanya tersenyum tipis. Mobilpun melaju perlahan.Gawai didalam genggaman
last updateLast Updated : 2022-03-22
Read more

Bab 69 - Berharap.

"Saya ingin bersilaturahmi, apa boleh?" Jawabnya sambil mengembangkan senyum dibibirnya.Alis menaut kencang, mencoba mengingat siapa petugas yang ingin bersilaturahmi kerumahku."Anton, lupa?" Ucapnya seperti membaca fikiranku.Anton?"Oh, ya. Iya saya ingat," sahutku sambil terkekeh pelan."Ada apa ya, Pak?" Tanyaku memastikan."Saya hanya ingin bersilaturahmi," jelasnya."Saya tidak ada masalahkan?" Tanyaku."Tidak," jawabnya seraya mengulum senyum."Oh ..." Aku membulatkan bibir, bernafas lega. Aku sudah khawatir, dan berburuk sangka kemana-mana."Jadi gimana?" Tanyanya."Gimana apanya?" Alisku menaut."Saya boleh silaturahmi, kerumah Ibu Astrid?" Sahutnya."Oh ... Ya tentu, boleh kok," ucapku sambil meringis. "Masuk, Pak." aku melebarkan pintu, memberi jalan agar Pak Anton bisa masuk."Makasih," uca
last updateLast Updated : 2022-03-22
Read more

Bab 70 - Siapa perempuan itu?

Pov Sekar."Nih buat belanja," Mas Ronald menyodorkan segepok uang ditanganku.Mata membulat seketika, menatap takjud dengan lembaran uang yang kini ada di dalam genggaman.Sesaat aku menghirup bau khas lembaran ini, hal yang sudah lama tidak pernah aku dapatkan."Wah ... banyak banget, Mas." ujarku sambil menghitung lembar demi lembar uang pecahan seratus ribuan itu."Iya, sanah belanja buat keperluan Dede bayi. Sama buat keperluan kamu sendiri," sahutnya sambil mengusap perut buncitku yang sudah sangat membesar."Kamu dapat uang dari mana, Mas? Bukan dari Astrid, kan?" aku memicingkan mata."Ck!" Mas Ronald mendengus mendengar ucapanku. "Ya enggaklah. Mas dapat dari Boss, tadi ada pengiriman jauh. Jadi dapat bonus," tukasnya meyakinkan.Aku tersenyum hangat, lalu memberinya kecupan lembut. Mas Ronald kembali banyak uang, aku sangat bersuka cita.Ini adalah buah dari kesabaranku, tak sia-sia selama ini menjadi istri yan
last updateLast Updated : 2022-03-28
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status