Home / Romansa / MELEPAS BENALU / Bab 62 - Terkejud.

Share

Bab 62 - Terkejud.

Author: Azzila07
last update Last Updated: 2022-03-17 08:47:31

"Mas Setyo payah dalam urusan ranjang, terlalu cepat ejakulasi," sambungnya sambil menatapku dengan senyum penuh arti.

Aku cukup terkejut mendengar ucapannya, untuk apa Laras bicara demikian padaku. Bukankah, sebagai istri harusnya dia menutupi aib suaminya?

"Mas Ronald kapan resmi bercerai?" Laras menatapku intens sampai aku kikuk dibuatnya.

"Eh ... mm, sekitar dua minggu lagi," jawabku.

Laras semakin melebarkan bibirnya, entah mengapa aku merasa Laras terus memperhatikanku. Tatapannya berbeda, sulit aku artikan.

"Makasih, Mbak. Ayam bakarnya enak sekali," ucapku sambil menyeka sudut bibir dengan tisu. Laras tersenyum malu, dia menggigit bibirnya sendiri.

"Oh iya ... Ini ada uang buat beli bensin," Laras membuka satu kancing dasternya, dompet kecil keluar dari dalam.

"Tidak usah Mbak," tolakku.

"Tidak apa, rezeki jangan ditolak." ucapnya sambil memajukan badan, seolah ingin menunjukkan isi didalam daster yang sudah dibuka kanc

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Emak anak sama2 ngerasain dinginnya penjara. Ronald jgn km bermain api lg klo ndak mau gosong apalg hangus
goodnovel comment avatar
Windi Sumarni
bisa jadi selikuh sama Isti boos ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • MELEPAS BENALU   Bab 63b- Sidang Terakhir.

    Mataku terbelalak, aku sampai mengucak mata saat gambar terlihat dengan jelas."Laras ..." gumamku tak percaya.Aku sampai tersedak air liur sendiri, saat melihat gambar yang dikirim olehnya.Laras ... dia mengirim aku fotonya, sedang berpakaian sexy. Asetnya menyebul dengan jelas, membuat hasrat lelakiku meronta melihatnya.Gila!Aku langsung meredupkan layar, tak ingin melihatnya lebih lama lagi."Astaga!" aku memekik saat gawai ditangan bergetar panjang.Laras ... Melakukan panggilan video.Kepalaku celingukan, takut tiba-tiba Sekar datang dan menuduhku yang bukan-bukan. Karna penasaran dan situasi kondusif aku langsung menggeser tombol hijau.Wajah manis Laras terpangpang didalam layar, dia memakai baju yang dia kirimkan padaku."Hai, Mas. Lagi apa?" suaranya begitu lembut, tatapnya begitu menggairahkan."Eh ... Lagi duduk aja," jawabku k

    Last Updated : 2022-03-17
  • MELEPAS BENALU   Bab 64 - Bebas.

    Aku tersenyum kecut mendengarnya. Pantas saja sikapnya manis, rupanya ada udang dibalik batu. Dasar perempuan matre!"Kamu sudah gajian, Ronald?" suara Ibu menggema, langkahnya terdengar semakin dekat. Membuat aku semakin malas, melanyani mereka.Huh ... mereka berdua sama, tidak bisa dengar uang, langsung cepat."Jangan lupa jatah Ibu. Dahulukan Ibumu, baru istrimu. Perlu digaris bawahi, kalian itu numpang dirumah Ibu. Coba kalau nyewa rumah, pasti kalian pusing memikirkan bayarnya. Jadi harus tahu diri," Ibu melirik kearah Sekar.Aku hanya diam, tangan ini sibuk memasukkan nasi kedalam mulut. Sekar pun begitu, dia terlihat malas mendengar ucapan Ibu."Lagi hamil itu yang rajin, jangan cuma tiduran sambil nyekik hape. Kerjaan rumah dikerjain, jangan bisanya mengandalkan saja," cerocos Ibu."Numpang dirumah mertua harus tahu diri, jangan maunya dilayani. Kamu bukan ratu!" Lagi Ibu mencibir.Sekar hanya diam, tak menanggapi. Walau waja

    Last Updated : 2022-03-17
  • MELEPAS BENALU   Bab 65 - Zeky.

    Bibir melengkung sempurna, mata menghangat melihat Naura tertidur pulas disampingku. Naura terlihat lelah, bermain air seharian sepertinya sudah menguras energinya.Perlahan aku membelai rambutnya, menciumi pipi tembamnya dan membacakan ayat suci alquran diubun-ubun kepalanya. Aku tiupkan nafas di kepala, sambil terus membelai rambutnya. Naura sedikit menggeliat, matanya terbuka sedikit lalu memelukku erat. Hatiku menghangat, kembali aku ciumi buah hatiku dengan lembut dan kasih sayang.Aku berharap Naura tidak selalu menanyakan Ayahnya, jujur saja aku belum ingin bertemu dengannya dalam waktu dekat.Pelan aku bangkit dan membetulkan posisi tidurnya, lalu memasang selimut ditubuhnya."Sudah tidur?" wajah Mamah, menyembul dibalik pintu."Sudah, Mah. Kelihatannya Naura capek sekali," balasku sambil meringsut menuruni ranjang lalu berjalan mendekati pintu."Mamah pulang ya," ucap Mamah sambil menutup pintu." Papah mau jemput katanya," sambungny

    Last Updated : 2022-03-22
  • MELEPAS BENALU   Bab 66 - Laras.

    "Kemarin juga, habis sidang Mas Ronald hampir dihajar orang karna tidak bisa bayar pengacara.""Hah!" Aku terlonjak mendengarnya."Serius, Mbak. Entah dapat uang dari mana Mas Ronald 15 juta," jawab Rikhi antusias."Mungkin, Mas mu punya tabungan, Khi.""Tidak tahu juga sih, setiap hari Ibu dan Mas Ronald berantem terus. Ribut masalah uang belanja, belum lagi istri barunya yang males dan mata duitan. Mumet hidup dia sekarang, Mbak," Rikhi tersenyum miris.Aku hanya terkekeh kecil mendengarnya, dalam hati sebenarnya aku sangat ingin tertawa namun sebisa mungkin aku cegah, tak enak didengar Rikhi."Mau nginep disini, Khi?" tawarku basa-basi."Tidak, Mbak. Aku mau main saja, itung-itung mau bertemu Naura. Dia pulang ngaji jam berapa, Mbak?""Setengah jam lagi, nanti juga pulang. Musolahnya dekat sini, dia pakai sepeda," jawabku.Aku menggiring Rikhi duduk dimeja makan, k

    Last Updated : 2022-03-22
  • MELEPAS BENALU   Bab 67 - Nafas Lega

    Nafas berangsur lega, akhirnya Laras mau juga meminjamkan uangnya.Tapi tunggu ... kenapa harus di Hotel, kenapa tidak dirumah saja?{Jam 5 sore, jangan sampai telat,} lagi pesan dari Laras.Menghempas nafas panjang, fikiranku sudah kotor membayangkan pesan dari Laras.Hotel dan uang. Perpaduan yang sangat sempurna, bukan?Haruskah aku datang? Tapi jika tak datang, kesempatan takan datang dua kali. Dari pada aku mendekam dipenjara, lebih baik aku menemuinya. Aku pun penasaran, apa maksud dan tujuan Laras mengajakku bertemu dihotel."Dari mana sih, Mas. Jam segini belum tidur," Sekar bergeliat saat aku masuk kedalam kamar."Nyari angin," sahutku sambil membaringkan tubuh disampingnya."Mas sudah dapat pinjaman? Aku takut, Mas Ronald masuk penjara," desah Sekar dengan tatapan cemas."Ya, besok Boss mau ngasih pinjaman. Kita lihat saja, benar atau tidak," jawabku lalu me

    Last Updated : 2022-03-22
  • MELEPAS BENALU   Bab 68 - Pov Astrid.

    Pov Astrid.Aku amati Mas Ronald yang berdiri diambang pintu, hari ini Mas Ronald mengunjungi Naura dan meminta izin untuk membawanya pergi ketaman bermain."Mamah tidak ikut?" Tanya Naura sambil memakai tas selempang kecil miliknya."Tidak sayang, Mamah kurang enak badan," jawabku lembut sambil membelai pucuk kepalanya."Kamu boleh ikut, kalau mau As," ucap Mas Ronald dengan senyum tipis."Lain kali saja," sahutku."Oh ya sudah," balas Mas Ronald dengan wajah sedikit kecewa.Aku ingin menanyakan kabar Zeky, tapi sepertinya kurang tepat. Lagipun, itu bukan urusanku. Meski aku sebenarnya ingin tahu.Dengan senyum yang mengembang, Mas Ronald memasang sabuk pengaman pada Naura lalu memutari mobil dan duduk dikursi pengemudi.Mobil yang dia gunakan, mobil Ibu. Itu berarti Zeky masih mendekam dipenjara.Naura melambaikan tangan, Mas Ronald hanya tersenyum tipis. Mobilpun melaju perlahan.Gawai didalam genggaman

    Last Updated : 2022-03-22
  • MELEPAS BENALU   Bab 69 - Berharap.

    "Saya ingin bersilaturahmi, apa boleh?" Jawabnya sambil mengembangkan senyum dibibirnya.Alis menaut kencang, mencoba mengingat siapa petugas yang ingin bersilaturahmi kerumahku."Anton, lupa?" Ucapnya seperti membaca fikiranku.Anton?"Oh, ya. Iya saya ingat," sahutku sambil terkekeh pelan."Ada apa ya, Pak?" Tanyaku memastikan."Saya hanya ingin bersilaturahmi," jelasnya."Saya tidak ada masalahkan?" Tanyaku."Tidak," jawabnya seraya mengulum senyum."Oh ..." Aku membulatkan bibir, bernafas lega. Aku sudah khawatir, dan berburuk sangka kemana-mana."Jadi gimana?" Tanyanya."Gimana apanya?" Alisku menaut."Saya boleh silaturahmi, kerumah Ibu Astrid?" Sahutnya."Oh ... Ya tentu, boleh kok," ucapku sambil meringis. "Masuk, Pak." aku melebarkan pintu, memberi jalan agar Pak Anton bisa masuk."Makasih," uca

    Last Updated : 2022-03-22
  • MELEPAS BENALU   Bab 70 - Siapa perempuan itu?

    Pov Sekar."Nih buat belanja," Mas Ronald menyodorkan segepok uang ditanganku.Mata membulat seketika, menatap takjud dengan lembaran uang yang kini ada di dalam genggaman.Sesaat aku menghirup bau khas lembaran ini, hal yang sudah lama tidak pernah aku dapatkan."Wah ... banyak banget, Mas." ujarku sambil menghitung lembar demi lembar uang pecahan seratus ribuan itu."Iya, sanah belanja buat keperluan Dede bayi. Sama buat keperluan kamu sendiri," sahutnya sambil mengusap perut buncitku yang sudah sangat membesar."Kamu dapat uang dari mana, Mas? Bukan dari Astrid, kan?" aku memicingkan mata."Ck!" Mas Ronald mendengus mendengar ucapanku. "Ya enggaklah. Mas dapat dari Boss, tadi ada pengiriman jauh. Jadi dapat bonus," tukasnya meyakinkan.Aku tersenyum hangat, lalu memberinya kecupan lembut. Mas Ronald kembali banyak uang, aku sangat bersuka cita.Ini adalah buah dari kesabaranku, tak sia-sia selama ini menjadi istri yan

    Last Updated : 2022-03-28

Latest chapter

  • MELEPAS BENALU   Bab 80 - Special.

    Pov Author."Gimana, beres?" tanya laki-laki berbadan tegap dengan gawai ditelinga."Beres, Boss. Aman. Semua sesuai dengan rencana." jawab suara serak diujung sana.Laki-laki dengan janggut tipis itu tersenyum puas, lalu memutuskan sambungan telepon."Cih! Sampah! Ditolong, malah menikamku!" desis laki-laki tampan itu."Boss Setyo, ada paket." terdengar suara teriakan dari balik pintu. Laki-laki itu menaruh gawai diatas meja kerja, lalu bangkit dari kursi kebesarannya."Ini, Boss." Yadi, karyawan baru pengganti Ronald menyodorkan amplop tebal berwarna coklat."Ya." jawab Setyo, sambil mengangkat kepala. Yadi mengangguk, lalu kembali melanjutkan pekerjaan."Ckckck, rapih juga cara kerjanya." gumam Setyo sambil merobek ujung amplop, lalu menarik isi didalamnya.Senyum miring tercipta saat Setyo melihat isi amplop, sedetik kemudian bibirnya tersenyum dengan lebar."Ini belum apa-apa," gumamnya pelan. "Setelah ini ak

  • MELEPAS BENALU   Bab 79 - Extra Part

    Pov Sekar."Ha-lo Mbak," suara Rikhi terdengar saat aku menggeser tombol hijau dan menaruhnya ditelinga."Iya, Khi. Gimana Mas Ronald, sudah aka kabar?" cecarku cemas. Hampir satu minggu, Mas Ronald tidak bersua kabar. Istri mana yang tidak khawatir saat tak mendangar kabar beritanya."Mbak," suara Rikhi kembali terdengar tapi kali ini terdengar bergetar disertai isakan."Ada apa, Khi?" aku semakin penasaran."Mas Ronald ..." hawa dingin langsung menyelusup tengkuk leher, mendengar suara Rikhi yang menyebut nama suamiku dengan tersendat-sendat membuat fikiran buruk langsung menjalar difikiran."Mas Ronald kenapa, Khi. Kamu yang benar dong kalau bicara, jangan begini!" aku mulai panik, kehilangan sabar."Mas Ronald sudah tiada, Mbak. Huhu."Tubuh langsung bergetar hebat, kepala berdenyut tak sanggup mencerna kalimatnya."Mbak ..." suara Rikhi kembali terdengar. Aku hanya diam dengan dada yang bergemuruh hebat.Mas

  • MELEPAS BENALU   Bab 78 - Tamat.

    Aku memekik tertahan, tubuhku meremang seirama dengan rasa nyeuri yang luar biasa disekujur badan. Laki-laki itu menatap datar, gerakannya semakin kuat menancapkan belati diperutku.***Ofd.Pov Astrid"Saya terima nikah dan kawinnya Astrid Anandia binti Bapak Santoso Permana, dengan mas kawin satu set emas seberat lima puluh gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!"Dengan satu tarikan nafas, Edwin mengucap janji suci. Hatiku bergetar seiring dengan serempaknya kata 'saaahhh' yang menggema disetiap sudut masjid."Alhamdulillah ..."

  • MELEPAS BENALU   Bab 77 - Ketahuan.

    Laras langsung menarik selimut, tubuhnya bergetar hebat memandang sosok yang ada dihadapannya.Sementara aku, nafasku tercekat tubuhku membeku tidak dapat bergerak saat sorot itu menatap tajam kearahku."Gua kira kita temen," desis Setyo mengagetkanku.Lidah begitu kelu, aku kehilangan kata-kata. Tubuh bergetar hebat, saat melihat dua laki-laki berbadan tegap masuk kedalam kamar."Yo ... gue bisa jelasin ini semua." tuturku dengan jantung yang berdebar kencang."Jelasin?" Setyo menatap remeh, lalu terkekeh setelahnya. "Gimana tubuh istri gue, nikmat?" Setyo melangkah maju mendekatiku.Aku terdiam, menoleh kearah Laras."Gue bantu kesusahan lo. Tapi ini balasannya?" api kemarahan berkobar-kobar dimatanya."Yo," aku berusaha menahan tubuhnya yang semakin mendekati."Setan lo!!"Bugh ... bugh.Pukulan bertubi-tubi menghantam wajahku, aku tak ing

  • MELEPAS BENALU   Bab 76 - Terkejud.

    Ada uang disayang, tak ada uang dicemberutin.Nasib ....***Ofd"Mas berangkat dulu," aku mengulurkan tangan, membiarkan Sekar mencium punggung tanganku."Hati-hati," ucapnya sambil melempar senyum. Aku menganggukkan kepala, lalu mengusap lembut wajah Mutia dengan lembut."Ayah kerja dulu ya," bisikku ditelinga bayi berusia satu bulan itu.Aku langsung keluar rumah, melajukan kendaraan roda dua menuju tempat kerja.Butuh waktu empat puluh menit untuk sampai dirumah Setyo, aku lihat Boss Setyo sudah duduk dikursi teras rumah sambil menyeruput kopi hitamnya."Ngopi, Boss?" tanyaku setelah memarkirkan motor dihalaman luas milik Laras. Ya setahuku begitu, rumah dan usaha yang digeluti Setyo adalah warisan dari mertuanya yang berarti punya Laras."Hmm ..." Setyo hanya bergumam, sambil mengangkat cangkir kopi dan kembali menyeruputnya."Ngirim barang kemana har

  • MELEPAS BENALU   Bab 75 - Pulang Kerumah.

    "Cucu Ibu perempuan, dia cantik seperti Mamahnya," suster menyahut.Ibu terperangah, wajah penuh harapnya berubah keruh."Silahkan, Bapak." suster berjalan mendahuluiku, memberi jalan agar aku mengekorinya.Kulihat Ibu tertunduk lesu, tak ada gairah sama sekali.Bayi mungil didalam box bayi bergeliat, wajahnya benar-benar menyerupai Sekar. Hatiku terenyuh saat tangan ini bersentuhan dengan wajah merahnya.Kulantunkan takbir, bibirku bergetar saat melihat bayi itu membuka matanya. Entah mengapa aku jadi mengingat dosa, dosa kepada Astrid dan Sekar karna sudah mengkhianati kedua.Selesai mengadzankan bayi mungil itu, aku memutuskan untuk keluar dari ruangan. Rasa sesak menghimpit hati, merobek-robek relung jiwaku. Aku tidak tahu apa yang membuat hatiku serapuh ini, yang aku tahu aku sudah terlalu banyak berbuat dosa."Ibu mau kemana?" tanyaku saat melihat Ibu dan Zeky berjalan meninggalkan kursi

  • MELEPAS BENALU   Bab 74 - Penuh Harap.

    "Ya Alloh ... nafasnya melambat," ucapnya panik, lalu kembali menepuk-nepuk wajah Sekar."Dek, bangun Dek!" aku yang takut hal buruk terjadi pada Sekar langsung mendekat. Merangkup wajah pucatnya yang terasa semakin dingin."Bagaimana ini, Bu?" tanyaku panik, melihat Sekar yang tetap bergeming."Bu sadar, Bu." Ibu Bidan terus mengguncang tubuh Sekar."Segera bawa kerumah sakit, Ibu Sekar sepertinya sudah sangat lemah." jawab Bu bidan."Siapkan mobil, bantu saya menduduki tubuh Ibu Sekar diatas kursi roda," titahnya langsung aku turuti.Dengan perasaan kacau, segera memindahkan tubuh Sekar. Aku benar-benar takut dengan keadaannya."Loh kok dibawa keluar, ada apa?" Ibu terlihat bingung."Sekar tidak sadarkan diri, Bu. Harus dibawa kerumah sakit untuk segera dilakukan tindakan," jawab Bu bidan.Dibantu Zeky, aku memasuki tubuh Sekar kedalam mobil. Wajah kami semua benar-

  • MELEPAS BENALU   Bab 73 - Sekar.

    Pov Ronald.Kepala berdenyut ngilu, jantung berdetak lebih kencang saat Sekar mengetahui tentang Laras. Sekar mulai curiga, dia terus saja membondong seribu pertanyaan untuk menyerangku.Saat ini yang aku lakukan hanya mengelak dan menghindar. Aku takut Sekar semakin curiga, dan masalah semakin melebar kemana-mana."Kasih tahu si Sekar, punya sikap itu dijaga. Masa kepala aku dilempar pakai piring," cebik Zeky saat aku baru saja tiba dirumah. Aku hanya menarik nafas, tak menggubrik ocehannya. Memilih sibuk memainkan gawai."Apes hidupmu, Mas. Lepas dari berlian dapet kepingan sampah." Lagi, Zeki terus saja mengumpat."Ga tahu diri. Sudah numpang dirumah mertua, tapi ga ada bebantunya sama sekali. Dikira dia itu Tuan Putri." Zeky terus berkoar."Ambilin, Mas minum sanah. Haus nih, ditambah denger kamu ngomel-ngomel. Bikin kepala tambah panas," ucapku kemudian, sambil menatap dingin sorot matanya. Zeky mendengkus, sambil menghent

  • MELEPAS BENALU   Bab 72 - Terbongkar.

    "Lampu kamarnya dinyalakan dong, Mas Ronald. Aku jadi tidak bisa melihat wajah tampanmu." desahnya sambil menggigit bibir bagian bawah. Kepala langsung panas, aku menoleh nanar pada sosok yang tertidur lelap disampingku. Air mata luruh begitu saja, nafasku sesak menahan dentuman yang bergejolak didalam dada. Sakit sekali, Tuhan. Tega kamu, Mas! Apa kurangku selama ini, aku selalu sabar menghadapi Ibu dan Adik-Adikmu. Aku selalu pengertian disaat kau tidak memiliki uang, disaat Astrid membuangmu begitu saja aku selalu ada dan selalu setia mendoakan kese

DMCA.com Protection Status