Amira terus menerka nerka dalam hatinya, ia masih belum ingat siapa wanita didepannya ini. Dalam hati kecilnya ia merasa pernah melihat wanita itu, namun ia lupa dimana. Pasalnya Amira hanya pernah melihat foto Adinda sekali saja, dan itupun dari hasil foto Martha waktu di klinik dulu. Berbeda dengan Adinda yang sangat faham dengan wajah Amira,, baginya wajah itu sudah tak asing lagi, karena dulu sewaktu masih sering bersama Herman, Adinda selalu melihat-lihat galery Herman yang penuh dengan foto Amira. "Sedang apa kau disini?" tanya Adinda basa basi.Amira hanya terdiam, lalu menunjukkan hasil belanjaannya tadi. "Aku selesai membeli perlengkapan calon bayiku" ucapnya hangat. Adinda tersenyum tipis, namun dalam hatinya ia sangat ingin marah. "Harusnya aku yang mengandung anak Herman, dan bukan kamu !!" umpatnya dalam hati sambil memandangi oerut buncit Amira. "Sebentar, kenapa anda tak menjawab pertanyaanku, sebenarnya a
Read more