Setetes darah meluncur mulus dari dagu menuju hingga ke kening. Melewati sehelai rambut, dan lalu terjun bebas, berceceran di tanah.Basah kuyup terguyur peluh dan darah, dengan posisi tangan dan kaki terikat, kedua lelaki malang itu tengah digantung dengan posisi terbalik. Pakaian keduanya nyaris compang-camping. Memar, lebam, dan sederet luka sayatan, menghiasi sekujur tubuh. Rambut mereka berdua tergerai jatuh. Kusut berantakan.Setengah sadar, Gunawan mengeram pelan. Kelopak matanya membuka perlahan. Di ujung penglihatannya yang masih samar, tertangkap bayangan saudara kembarnya, Paramarta, persis berada di sebelahnya.Gunawan membuka mulut, mencoba bersuara, memanggil nama adiknya. Namun sayang, realita yang hadir ternyata sangat jauh berbeda dari ekspektasinya. Suaranya malah nyaris terdengar seperti racauan. Menyerah, ia pun akhirnya hanya bisa menghela napas. Antara kesal, dan pasrah.Di tengah lingkup malam yang menyelimuti langit tanpa sedikit p
Read more