Home / Fantasi / Bukan Cinta Biasa / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Bukan Cinta Biasa: Chapter 51 - Chapter 60

71 Chapters

Kaivan Ceroboh

'Lembaran foto hitam putihAku coba ingat lagiWarna bajumu kala ituKali pertama di hidupkuManusia lain memelukkuLembaran foto hitam putihAku coba ingat lagiWangi rumah di sore ituKue coklat, balon warna-warniPesta hari ulang tahunkuDi mana pun kalian beradaKukirimkan terima kasihUntuk warna dalam hidupkuDan banyak kenangan indahKau melukis akuKita tak pernah tahuBerapa lama kita diberi waktuJika aku pergi lebih dulu, jangan lupakan akuIni lagu untukmu, ungkapan terima kasihkuLembar monokrom hitam putihAku coba ingat warna demi warna dihidupkuTak akan kumengenal cinta bila bukan karena hati baikmu'Lirik demi lirik yang berpadu akustik gitar, mengalun menjadi nuansa tersendiri pada sebuah pesta ulang tahun. Seorang gadis bergaun merah jambu tersenyum manis, sesekali bertepuk tangan, di samping pria paruh baya yang tadi memperkenalkan diri sebagai Ayahnya.Diiringi lagu 'mesin waktu' tadi, satu kue tart berukuran besar dipotong menjadi bagian-bagian kecil usai tiup l
last updateLast Updated : 2022-05-05
Read more

Kaivan Ceroboh 2

Rasa kasihan yang semula memenuhi hati karena memerhatikan Kaivan seperti itu, berubah menjadi penasaran akut. Aku langsung menegakkan tubuh, mengulang yang baru saja telinga dengar."Ulang tahun? Emangnya kamu ingat sudah usia berapa?""Enggak!"Wajah tampan itu muram diliputi kesal."Terus terus, kalau ulang tahun yang diundang jin aja apa sama manusia?"Laki-laki alam lain ini langsung menatap tidak terima, sedangkan aku sudah tidak sanggup menahan tawa. Kaivan marah, menjitak pelan kepalaku sebelum menghilang masuk lampu.Ahaha, salah sendiri membahas ulang tahun, padahal aku kesal juga gara-gara gagal makan di pesta ulang tahun.Mengeluarkan handphone dari tas tangan, aku buru-buru memesan makanan di aplikasi online. Dua porsi tentu saja, masa iya nanti makan sepiring berdua sama jin!Sambil menunggu pesanan datang, sosial media menjadi pilihan terdahulu mencari berita. Dan, benar saja, soal gelas terbang di ulang tahun tadi memenuhi beranda dengan tambahan asumsi supaya cepat tr
last updateLast Updated : 2022-05-08
Read more

Hantu Kapas Bloon

Dibantu Kaivan, akhirnya aku bersiap seperlunya. Sekalian beres-beres rumah, supaya pulang ke sini lagi tidak capek berlipat ganda.Tujuanku sudah jelas sekarang, rumah Kakek untuk menenangkan diri satu atau dua minggu sebelum menghadapi kenyataan.Beruntung aku ada mobil sendiri di garasi yang bisa mengangkut tas berisi bawaan seperlunya. Jadi, tidak perlu merepotkan orang dan terluka lagi dengan sindiran orang.Diiringi tatapan tidak suka para tetangga, sore ini juga aku berangkat ke Ponorogo dengan mobil pribadi. Kaivan ikut, dia memiliki tugas pertama men-tring pikiran Pak Rete supaya tetap ramah saat aku pamitan."Kalau naik mobil perjalanan Ponorogo-Jakarta berapa jam, Naya?" tanya Kaivan tiba-tiba.Mobil yang aku kemudikan sudah lumayan jauh meninggalkan kompleks perumahan, hampir terjebak macet di antara padat kendaraan."Lama, Van. Kan enggak terbang," balasku, lantas terkekeh."Kamu nggak capek nyetir sendirian?""Enggak. Kan teman seperjalanan aku nggak mau nyetir!""Tapi b
last updateLast Updated : 2022-05-08
Read more

Hantu Kapas Bloon 2

Kaivan kembali memejamkan mata, saat mobil melaju stabil di jalan depan kecamatan menuju arah desa Kakek. Meski lalu lintas tetap ramai, tapi sedikit bisa bernapas lega mengingat ini bukan Jakarta.Namun, sekali lagi indra penciumanku terusik. Bau darah bercampur daging terbakar itu kembali menguar di antara pengharum mobil. Tidak hanya berhasil mengganti lapar dengan mual, tapi membuat bulu kuduk meremang hebat.Shit! Terpaksa mobil berhenti lagi."Van, bangun!"Kuguncang perlahan tubuh jin tampan yang mungkin sudah terlelap itu, memaksanya membuka mata meski dengan resiko kena damprat setelah ini. Tidur sebentar selain membuat kepala pening, juga kesal luar biasa."Apa, Naya? Udah sampai, ya?"Dia menegakkan tubuh, mengucek mata beberapa detik. Tepat saat itulah aku membisikkan sesuatu, tentang kemungkinan hantu kapas yang kembali diam-diam.Kaivan berdecak, sejenak merasakan keadaan sebelum bergumam."Ia membawa energi jahat lebih besar!""Terus bagaimana? Kamu bisa mengatasi?"Kai
last updateLast Updated : 2022-05-11
Read more

Diobati Dukun Kuno

Aku mengangguk. Entah kenapa, setengah pikiran menjadi kebingungan. Kaivan ingin tanya apa? Aku ada salah atau bagaimana?"Naya, kamu ingat ke sini tadi naik apa?" Kaivan mulai bertanya lembut.Kedua alisku saling bertaut. "Naik ... taxi, mobil ... kayaknya mobil deh. Kan perjalanan jauh!""Tadi pas naik mobil lihat sesuatu, nggak? Misalnya diikuti apa gitu?"Aku menggeleng. "Memang apa yang mengikuti aku, Van?"Jin tampan di hadapanku ini tersenyum, mirip psikiater yang begitu gembira karena pasiennya berangsur sembuh."Berarti aku berhasil menghapus sebagian peristiwa dari ingatanmuu, Naya!"Aku menatap Kaivan lekat, bermaksud minta penjelasan apa yang tadi kualami. Sumpah, rasanya seperti bangun dari mimpi buruk lebih dari satu. Sulit sekali diingat. Dan, laki-laki alam lain itu justru menyuruhku segera makan, lalu tidur.°°°°Satu minggu tidak terasa aku tinggal di rumah Kakek. Membantu Bulek, mencari kegiatan sebagaimana orang-orang yang tinggal di desa. Di sela itu aku juga teta
last updateLast Updated : 2022-05-11
Read more

Negoisasi

Seperti kesepakatan Bulek dan Ki Wulung, bahwa tiga malam setelah pertemuan pertama pagi itu, aku sudah harus berada di rumah dukun sakti itu. Jum'at Kliwon sekaranglah waktunya. Aku diantar dan ditinggal bersama dua orang tua asing sekaligus menyeramkan. "Kenapa belum ganti pakaian juga, Nyai?"Aki Wulung seketika menghardik---lebih tepatnya ditujukan kepadaku---saat aku takut-takut mengikuti langkah Nyai Wulung yang membuka pintu menuju belakang rumah.Bulan purnama bersinar penuh, menyapu tanah dan pucuk-pucuk pepohonan yang menjadi hitam oleh suasana malam. Aki Wulung berada di tengah pelataran, menghadap sebuah bejana berbahan tanah liat berisi air kembang. Sedang tangan kanannya memegang botol kecap yang terisi penuh.Apa aku akan dimandikan pakai kecap, ya? Atau ... itu botol darah yang dimaksud Kaivan?"Anaknya tidak mau, Kang. Membantah terus!"Suara serak kering Nyai Wulung yang mengadu kesal membuatku tersentak, kembali dari lamunan dan merasakan nuansa horor. Entah, aku m
last updateLast Updated : 2022-05-11
Read more

Alasan

"Ba-bagaimana kami harus mengatakan kepada Kakeknya Naya, kalau jin yang mengikuti ternyata Tuan?""Itu urusanmu, Ki. Pokoknya aku tidak mau kalian menyebarluaskan siapa aku!""Ba-baik, Tuan. Kami mengerti!"Kaivan menoleh padaku. "Siap pulang, Naya?""Bagaimana dengan Kakek?"Kaivan tersenyum dan mengacak rambutku. "Sudah kuantar sampai rumah. Tadi saat ketiduran kena sirep hampir diganggu peliharaan Aki Wulung."Aku mengangguk-angguk mengerti. Peliharaan itu maksudnya mahkluk halus yang dipelihara sama dukun."Kami pulang dulu, Aki dan Nyai. Ingat, kalian jangan coba-coba mengusirku!"Aki Wulung dan istrinya mengangguk, memberi sembah hormat sekali lagi sambil memandangi Kaivan yang membawaku melesat lewat jalur langit.Tidak ada pembicaraan selama kami terbang. Selain trauma selip UFO, bulan purnama sebenarnya memiliki banyak bahaya di samping keindahannya. Banyak hal-hal tidak terduga yang kemungkinan menjadi rintangan kami, dan aku tidak mau menganggu fokus Kaivan memilih jalan.
last updateLast Updated : 2022-05-11
Read more

Diobati Dukun Milenial 1

"Van, tapi kenapa Ki Wulung terdengar bersungguh-sungguh dengan ceritanya?" tanyaku semakin ingin tahu."Itu tadi, supaya Kakekmu percaya dan tidak melimpahkan seluruh kesalahan padanya." Kaivan kemudian mengambil sumping dari tanganku. "Naya, orang hidup abadi itu sebenarnya tidak ada. Kalaupun bisa, bertahan hanya lima ratus tahun.Seandainya Wulung itu bagian dari orang kerajaan kami yang berhasil selamat lalu reinkarnasi, memangnya sampai berapa ribu tubuh ruh sanggup berpindah dan tumbuh? Apa iya memori ingatannya kuat selama berabad-abad?"Aku mengerti sekarang, benar juga semua yang Kaivan bilang. Reinkarnasi setidaknya hanya beberapa kali, dan ruh itu mewujud sebagaimana raga baru yang ia tempati. Sifat, sikap, mau pun pola pikirnya.Kaivan lantas mengajakku ke dapur, sarapan duluan sebelum yang lain. Sebab, jin tampan itu harus masuk lampu untuk minum obat dan istirahat lagi sampai pulih.°°°°Sore cerah, aku sudah pamitan pada Kakek dan Bulek untuk jalan-jalan melihat suasan
last updateLast Updated : 2022-05-16
Read more

Diobati Dukun Milenial 2

Aku terbatuk-batuk, mengambil oksigen sebanyak mungkin di ruangan yang tertutup ini. Sementara dua pemuda yang sejak tadi mengamati pengobatan, panik melihat apa yang terjadi pada Mister Rehe."Mister Guru kenapa?"Oh, muridnya. Pantas sama-sama bloon!Kaivan mendekat, menyentuh leher yang terasa sangat sakit luar dalam, kemudian meniup ubun-ubun. Seketika aku pulih seperti sedia kala. Hampir saja berteriak kegirangan.Namun ..."Sstt, tetap akting batuk-batuk, Naya. Aku mau panggil polisi!"Cling!Kaivan lenyap dari pandangan, menyisakan aku yang harus akting sesak napas di antara teriakan panik dua murid Mister Rehe yang berusaha melepas lilitan kain di leher gurunya.Tidak ada yang menolong ku, bahkan menoleh peduli pun ... no!Oh, jadi ini yang Kaivan sebut misi. Aku sungguh tidak habis pikir dengan kecerdikan sugar daddy alam lain itu.Mungkin keributan di ruangan ini sampai terdengar ke ruang tamu, beberapa saat aku melihat pintu dicongkel dari luar, kemudian terbuka paksa disus
last updateLast Updated : 2022-05-16
Read more

Mister Rehe

Kaivan menjeda ucapan beberapa detik. "Tunggu sebentar, Naya. Semoga tivi-nya ada episode bagian masa lalu Mister Rehe!"Tanpa menunggu jawabanku, jin tampan itu langsung melakukan tring berkali-kali pada televisinya. Layaknya mencari tayangan paling bagus, berpindah dari satu channel ke channel lain.Bedanya ini melihat salah satu bagian masa lalu seseorang, bukan mencari episode film yang diinginkan.Sambil menunggu Kaivan mencari, aku berinisiatif membuatkannya obat. Menuang beberapa tetes ramuan dari Belanda ke air dalam gelas. Aku takut kejadian buruk seperti kemarin terulang lagi, karena Kaivan menghabiskan banyak energi hari ini."Ketemu, Naya!"Tepat saat Kaivan berseru dengan binar senang berhasil menemukan apa yang dicarinya, aku selesai mencampur ramuan dan air. Kusodorkan gelas keemasan itu padanya."Minum dulu, Van. Nanti sakit lagi."Kaivan menerima gelas dari tanganku sambil mengucap terima kasih, kemudian meneguk isinya hingga tandas. Dan, kami pun kembali pada tayanga
last updateLast Updated : 2022-05-16
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status