Semua Bab Hayu: Bab 41 - Bab 50

73 Bab

Setengah Hati

Hayu kembali ke kantor, pembicaraan mereka terhenti karena Bisma bertemu dengan salah satu kliennnya. Mau tak mau mereka menghentikan pembahasan pribadi. Hayu mengundurkan diri dan berpamitan. Bagaimanapun dia harus menjaga sopan santun di depan klien Bisma, meski saat ini Hayu sangat membencinya. Hayu yang baru saja mendudukkan dirinya di kursi, terjengit kaget saat suara Candra menginterupsinya. “Sudah kembali, secepat itu, apa urusan kalian sudah selesai?” “Ish, Bapak kebiasaan, suka kepoin saya. Pak, ingat, ini kantor. Dilarang mengurus urusan pribadi di kantor.” “Ya, iya.. aku mengerti. Jika kamu butuh bersandar, kamu bisa menggunakan bahuku yang lebar ini untuk bersandar.” Candra menatap serius ke arah Hayu, dia tahu saat ini Hayu sedang berusaha tegar, dia tak tahu apa yang terjadi antara mereka berdua, tapi dia sudah bisa mengira jika saat ini, Hayu sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. “Nanti saya ukur dulu bahu Bapak, kalau belum lebar
Baca selengkapnya

Waktu Yang Tepat

“Bisma , jangan keterlaluan! Dia perempuan tidak seharusnya kamu memperlakukannya seperti itu! Lepaskan tangannya, jangan egois Bisma!” perintah Candra dengan nada tinggi naik tujuh oktaf. Dia terlanjur kesal dengan sahabatnya itu semenjak mengetahui Bisma menginap di apartemen Jelita. Dia bukan lelaki bodoh, dia sudah bisa menebak apa yang terjadi dengan mereka berdua.“Jangan ikut campur, Ndra, ini tidak ada hubungannya dengan kamu!”“Aku tidak ikut campur, hanya saja, aku tidak suka kamu memperlakukan perempuan dengan kekerasan, apalagi dia pernah mengisi hidupmu selama beberapa tahun, apa seperti ini kamu memperlakukannya selama ini. Dimana hati nurani kamu Bisma. Kapan kamu merubah temperamen kamu?”“Cukup! Aku tidak mau mendengar apapun dari kamu, bukankah kamu senang kalau hubunganku berakhir, kalian bisa bersenang-senang di atas penderitaanku, kamu bisa lari ke pelukannya setelah meninggalkan aku bukan?”plak! Plak!Hayu menampar Bisma, baru kali in
Baca selengkapnya

Antara Sadar Dan Tak Sadar

Bisma menatap kepergian Hayu dan Candra. Dia kesal, ditendangnya mobilnya beberapa kali, tak menyangka jika hubungannya dengan Hayu akan berakhir sampai di sini.Dia masuk ke dalam mobilnya, dia harus segera pulang, mereka pasti sudah menunggunya untuk makan malam. Sebelum maminya menelepon dan mengomelinya, dia bergegas menghidupkan mesin mobilnya. Baru saja dia memundurkan mobil yang dikendarainya, ponselnya berdering. Nama Jelita terpampang di layar ponselnya. Dengan enggan dia menjawabnya, dia ingat jika Jelita sedang berada di rumahnya, yang dia yakini Jelita sekarang sedang berkumpul dengan kedua orang tuanya. Jadi dia tidak punya alasan untuk tidak menjawab telepon dari Jelita.“Halo.”“Kapan kamu pulang? Semua orang sudah menunggumu.”“Sebentar lagi, aku sedang di jalan menuju ke rumah, katakan saja pada mami dan papi lima belas menit lagi aku sampai."“Baiklah, hati-hati.”Bisma tak menjawab, hatinya masih kesal mengingat pertengkarannya dengan
Baca selengkapnya

I'm Loser

Bisma diam tak menjawab, dia tahu dia tak sanggup melakukannya, bernaung sebentar di rumah Hayu saja, membuatnya tak betah, apalagi tinggal di sana.“Kenapa diam, jawab! Sanggup kamu tinggal di sana?”“Nggak, Bisma tidak sanggup. Tapi Bisma bisa membeli rumah untuk kami tinggali. Bisma bekerja, Bisma punya uang untuk melakukan itu.”Jelita yang mendengar perkataan Bisma sejak tadi merasa jengkel, dia kesal, betapa tak dihargainya dirinya, padahal mereka telah menghabiskan malam berdua, dia anggap apa dirinya, perempuan murahan yang bisa dipakai sewaktu dia membutuhkan.“Kamu masih bisa membantah rupanya, kamu mau fasilitas yang kamu pakai Mami tarik semua, yakin kamu bisa hidup kekurangan seperti mereka. Kamu bisa berpikir, sejauh ini gunakan logika kamu untuk memikirkan segala kemungkinan ke depan, menikah itu untuk seumur hidup, bukan satu, dua hari, mungkin kamu bahagia satu hari, tapi lain hari, kamu akan mengalami masalah rumah tangga yang lebih kompleks, a
Baca selengkapnya

Mau Saya Suapi?

Pagi ini Hayu sedang bersiap, apapun masalah yang sedang dihadapinya saat ini, dia harus mengesampingkannya, dia butuh uang untuk hidup, dan juga dia harus bangkit dari keterpurukkannya.Dia tidak mau larut dalam kesedihan, Bisma bukanlah lelaki yang pantas untuk dia tangisi. Lebih baik dia menangisi dosa-dosa yang dia perbuat tiap hari, daripada menangisi lelaki tak tahu diri itu.Hayu turun dari kamarnya, dia tertegun saat melihat Candra yang sudah duduk di ruang makan bersama ibunya.‘Gercep juga Pak Candra, pandai mengambil situasi yang sedang terjadi saat ini.’“Selamat Pagi, Hayu. Kamu pasti lupa kalau pagi ini kita ada memeting klien di hotel Straw.”Hayu menepuk keningnya, dia melupakan hal itu, pantas saja bosnya sudah sidak sepagi ini, dia merasa bersalah karena tadi sempat berpikir bahwa Candra datang hanya untuk memanfaatkan situasi saat ini, nyatanya pemikirannya itu salah.“Selamat Pagi, Pak. Maaf, Pak , saya benar-benar lupa, tapi berkas-
Baca selengkapnya

Jangan Menggodaku

Candra sempat melongo menerima perlakuan Hayu barusan, tubuhnya membeku.“Are you currently seducing me?”Hayu terkekeh, bagaimana mungkin candra melontarkan kalimat yang menurutnya terlalu berani itu.“Saya mana berani, Pak. Saya masih ngeri dan trauma, takut, Pak. Kita beda kasta, Pak.”Hayu melanjutkan menyuapi atasannya dan juga dirinya, hingga roti di kotak makan itu habis, tepat saat mereka sampai dilobi hotel. Hayu memicingkan matanya, meyakinkan apa yang dilihatnya saat ini, dia bahkan mengabaikan panggilan Candra, saking terlalu fokus dengan apa yang dilihatnya.“Hayu, Yu, “ panggil Candra, dia bahkan menepuk bahu Hayu karena kesal, perempuan di sampingnya itu melamun, entah apa yang dia lamunkan.Hayu terjengit kaget, dia tergagap. “A-a-pa, Pak. Maaf, saya tidak mendengar panggilan pak Candra. Bisa diulangi lagi perintahnya.”“Kamu seperti habis melihat hantu, Hayu, kamu melihat apa, saya jadi kepo, deh.”“Nanti juga Bapak tahu, ayo
Baca selengkapnya

Partner In Crime

Pak Adibrata segera meninggalkan Hayu dan Candra. Dia tidak mau mami Jelita ngambek dan marah padanya karena sibuk dengan Candra dan Hayu. “Hayu, sekarang aku tanya padamu, apa kamu yakin tidak mau bercerita apapun denganku? makin ke sini, aku makin mengerti dengan pola pikir mereka yang menurutku nol adab itu.” “Untuk apa saya menceritakan aib saya sendiri, Pak. Bukankah seharusnya saya menutup aib saya sebaik-baiknya dan serapat-rapatnya. Bahkan di dalam agama kita saja, kita dilarang mengumbar aib sendiri.” Candra memutar bola matanya malas. Apa yang diucapkan Hayu memang benar, tapi niatnya hanya ingin membantu gadis itu agar dia tak terlalu sedih. “Apa kamu masih ingat tawaran saya. Apa kamu tidak ingin memberi pelajaran pada mereka agar tahu rasanya seperti apa direndahkan orang lain? Tawaranku masih berlaku, aku juga bisa membantu kamu mewujudkan apa yang kamu inginkan.” Candra menaik-turunkan alisnya menggoda Hayu, kali ini dia sungguh tulus membantunya,
Baca selengkapnya

Calon Mantu

“Candra!”Dia menoleh, suara itu adalah suara mamanya. Segera candra berdiri dan menyongsongnya.“Ma, kok, tumben Mama ada di sini, ayo makan siang bersama kami,” ajak Candra pada mamanya. Hayu pun berdiri menyalami Mama Candra, Selamat Siang, Bu.”“Siang Hayu, silakan duduk, maaf, Ibu mengganggu kalian berdua. Tadi Ibu habis bertemu dengan teman Ibu di sini, tak sengaja melihat kalian, ya sudah, Ibu hampiri saja kalian. Ibu tidak mengganggu kalian, kan?” tanyanya menggoda putra dan sekretarisnya.“Ma, nggak usah aneh-aneh, Candra sedang berjuang, tapi belum tahu hasilnya.”Hayu yang mendengar itu pun menunduk dalam, telinganya memanas, mungkin sekarang wajahnya sudah merona, mendengar perkataan bosnya yang cerewet itu.“Jangan menggodanya Candra, Hayu malu, kamu mau sekretarismu yang cantik ini kabur, kembali ke mantan kekasihnya itu.”Hayu berdeham, bisa-bisanya mereka berdua membahas dirinya secara terang-terangan.“Hayu, Ibu tidak s
Baca selengkapnya

Bertemu Mantan

Hayu dan Candra kembali ke kantor. Candra sudah terlebih dulu masuk ruangannya, sedang Hayu masih harus mondar-mandir mengurusi segala hal yang akan mereka butuhkan untuk proyek mereka selanjutnya. Dengan langkah cepat Hayu menuju ruangan Bosnya. Hayu mengetuk pintu, melangkah masuk ke ruangan Candra, heelsnya menggema di ruangan Candra, membuat Candra yang sibuk menatap layar komputernya mendongak menatap Hayu. “Bagaimana semua, beres?” Hayu mengangguk, menyerahkan setumpuk berkas pada sang atasan. “Kerja bagus, aku tahu kamu bisa diandalkan. Langkah selanjutnya, aku sudah mengirimkan surel padamu, jadi sekarang, kamu bisa cek surel kamu, kita pikirkan strategi apalagi yang akan kita lakukan, semakin cepat semakin baik, apalagi sekarang Bisma yang menjabat sebagai CEO, papinya sedang terjerat panah asmara hingga membuatnya lupa diri, itu artinya kesempatan kita kali ini akan lebih besar.” Hayu mengangguk-angguk mengerti, dia bukannya balas dendam dengan mantan k
Baca selengkapnya

Surga Dunia

“Ndra,” panggil Hayu dengan suara seraknya. Suara khas bangun tidur. Candra menoleh, menatap hayu dan menulis senyum.“Hm, sudah bangun?”Hayu mengangguk, “Ini dimana? Masih lama ya, kenapa belum sampai, apa kita terjebak macet?”Candra mengangguk, rasanya adem, mendengar Hayu memanggil namanya tanpa embel-embel bapak. Ingin rasanya dia merengkuh gadis itu ke dalam pelukannya.“Tidurlah lagi, kalau kamu masih mengantuk, sepertinya ini akan lama, sebaiknya kamu telepon Ibu dulu, kasihan beliau pasti khawatir.”Hayu mengangguk, dia menuruti perintah atasannya itu, segera mengambil ponselnya dan menelepon ibunya. Mengatakan padanya untuk tidak menunggu Hayu, karena Hayu dalam perjalanan pulang ke rumah dalam keadaan jalanan yang macet parah.Hayu melirik jam di tangannya, hampir pukul sepuluh malam, berati perjalanan mereka kali ini benar-benar lama sekali. “Ndra, apa kamu lelah, ini ada apa sebenarnya kenapa, tumben macet sampai sepanjang ini, apa ada pe
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status