“Ya, Sayang?”Nadya bisa mendengar samar suara anak di ujung sana. Dari suaranya yang kecil, Nadya memperkirakan usianya sepantar Tasya.“Iya, Papa masih ada urusan, sabar ya ...”....“Iya, Nayla, sebentar lagi papa pulang. Bisa minta tolong sama Mbok Yem dulu, oke?” Edwin menyahut dengan sabar di antara helaan napas berat seakan masalah besar sedang menimpanya.....“Bye, Sayang, doakan urusan papa cepat selesai ya ...”Edwin meletakkan ponsel ke atas nakas setelah menekan tombol merah. Dia mulai menyendok makanan di piring yang dipegangnya dengan tangan kiri, dan mendekatkannya ke mulut Nadya yang baru dia sadari telah menoleh ke arahnya.Nadya berpaling. “Tinggalkan aku. Aku bisa mengurus ini sendiri.”Edwin menurunkan piring makan itu ke pangkuan tanpa melepas kedua tangannya. “Jika itu benar, kau pasti tidak akan ada di sini.”Nadya kembali menoleh dan masih tetap diam. Edwin meletakkan piring itu ke meja.“Jadi Nadya, dengan penampilanmu, aku yakin kau bukan gelandangan, bukan?
Last Updated : 2022-07-15 Read more