Home / Romansa / Nafsu Gelap Sang Majikan / Chapter 281 - Chapter 290

All Chapters of Nafsu Gelap Sang Majikan: Chapter 281 - Chapter 290

317 Chapters

Bab 281

"Aku akan sampaikan pada kalian jika aku sudah bisa pastikan bahwa aku menemukan Martin Dailuna," ucap Syarif di balik telepon. Dia yang ternyata telah menghubungi para polisi, lalu sekarang dia masih mencari di mana Martin berada. Syarif adalah pelacak yang baik, dan dia mencari di mana Nigel atau bahkan Ibrahim bersembunyi. Mungkin dia akan menemukan pria bajingan itu dan membantu Martin. Dia melacak dengan membaca beberapa file tentang keluarga Dailuna apalagi tentang Mark, yang digadang memiliki markas tersembunyi di mana-mana. Hingga dia betul-betul menemukan sebuah tempat rahasia yang mengantarkan Syarif ke sebuah tempat yang mungkin adalah sebuah markas. Sebuah hutan yang lebat, dia bergumam, "Tidak mungkin mereka berada di sini." Dia berjalan masuk dengan peta yang ada di tangannya. Syarif hanya sendiri, tak ada bantuan siapa pun tapi dia bisa merasakan kehadiran sesuatu di dalam hutan yang lebat itu. Dan benar saja, saat Syarif berada di dalam sana, dia menemukan sebuah
Read more

Bab 282

Por Una Cabeza dinyanyikan Andrea Bocelli di ruangan Ibrahim yang sedang menari-nari sendiria dan menunggu kapan Martin akan datang padanya. Dia betul-betul tidak sabar memberikan pelajaran yang lebih parah dari sebelumnya. Suara Ibrahim terus melantunkan lagu ini. Sedangkan Andira, dia berada di dalam kamar dan terus melukai tangannya yang terborgol. Entah apa yang dipikirkan gadis itu, dia merasa kesakitan tapi aksinya terus saja dia lakukan. "Kita harus memberitahu Tuan akan hal ini, kata Tuan Nigel, Andira tidak bisa melukai dirinya." Salah seorang pengawal menyahut dan berbicara dengan yang lainnya. "Kau diam saja atau kau akan berada dalam masalah. Jangan ganggu Tuan Ibrahim saat dia sedang menyalakan musik.""Ah sialan dengan dia!" Ada perbedaan pendapat. Sedangkan Andira, dia akan memutus urat nadinya jika dia tidak berhenti, karena itulah seseorang dengan berani menghubungi Nigel. "Baik Tuan, akan aku berikan pada Ibrahim." Seseorang yang berani-beraninya menghubungi Ni
Read more

Bab 283

"Aku rasa aku akan melakukan ini sendiri, Tom," kata Martin yang terlihat sedikit ragu dengan apa yang dia ucapkan. Tom menatap dengan tatapan tak yakin pada Martin lalu dia bertanya, "Apa kau yakin, Martin?" Pertanyaan itu membuat Martin kembali bertanya apds dirinya sendiri, apakah dia bisa melakukan dan menyelesaikan tugas ini sendiri. "Ya, aku yakin dengan keputusanku." Martin sambil mengangguk. "Terakhir kali kau mengikut rasa yakin dalam dirimu, Martin. Kau kehilangan putrimu," kata Tom yang masih ragu. Martin menggeleng, dan berkata lagi, "Aku yakin dengan yang ini. Aku rasa aku harus menyelamtkan mereka berdua, Andira dan putraku Raisi. Aku juga harus menyelamatkan Lizzia." "Lizzia?" "Anak tiri Nigel, tapi aku rasa dia bukan hanya anak tiri Nigel. Dia lebih dari itu. Sangat menjijikkan." Martin menampakkan wajah jijik. "Dasar pria tua ini, dia bahkan tidak sadar seberapa menjijikkan dirinya," gumam Tom yang menyindir Martin. Martin mengernyit, "Apa kau bilang?" "Kau m
Read more

Bab 284

"Aku tahu ke mana akan pergi, mungkin saja ya, kematian." Martin mengemudikan mobil yang diberikan Tom pada him. Martin juga bertanya-tanya apa yang mungkin akan dikatakan Tom padanya, tetapi Martin sama sekali tak ingin memusingkan hal itu. Dia hanya melajukan mobil itu saja, hingga he betul-betul sampai pada sebuah tempat di mana he seharusnya berada sejak lam. "Ah, jangan hutan lagi," gumam Martin yang lelah dengan persembunyian di dalam hutan. Apakah Martin akan menemukan Andira atau Raisi, Nigel atau mungkin Ibrahim. Entahlah, dia hanya peduli bagaimana he bisa menemukan mereka berdua. "Aku akan menemukanmu, aku akan menemukan kalian, aku akan menemukan apa yang aku cari." Martin meraih senjata api yang dia telah simpan, lalu mengisi senjata api itu dengan peluru, secara full dan menyelipkan ke dalam mulut celananya. Lalu kemudian Martin keluar dari mobil, menyembunyikan mobil itu di sebuah dedaunan dan ranting agar tak ada yang curiga, tak ada pula yang menemukan dan bisa m
Read more

Bab 285

Syarif, dia tentu langsung bersembunyi setelah menyadari bahwa Nigel telah mengetahui seseorang berada di belakang, memantau Nigel yang ternyata Syarif. Dalam persembunyian Syarif dia melihat wajah Nigel yang menonjol ke dari jendela. Syarif menunggu waktu yang tepat kapan dia akan keluar dari persembunyiannya. Karena Nigel merasa terancam, dia berteriak pada beberapa pengawalnya di mana dia berkata, "Ada seseorang yang membuntuti aku, cepat kalian cari dia!" Nigel yang suaranya didengar oleh Syarif. Karena Syarif merasa terancam, dia hanya membungkuk pelan-pelan, menghindar dari sana. Untungnya dia membawa senjata api untuk dia gunakan sebagai alat bertahan. Pemuda ini bahkan berusaha kerasa agar tak mengeluarkan suara apa pun, bahkan berusaha untuk rak terlihat sama sekali, tetapi nyatanya itu semua gagal, ya persembunyian Syarif gagal total dan beberapa pengawal Nigel menyadari akan kehadiran Syarif. "Penyusup!" Suara itu mengagetkan Syarif, yang membuat Syarif berlari sekencang
Read more

Bab 286

"Syarif, kau kah itu?" Martin saat dia berbalik dan melihat Syarif yang ternyata menodongkan senjata padanya, tentu senyum mekar di bibir Martin yang sekarang tak lagi merasa terancam. Syarif juga sudah menurunkan senapannya. "Tuan Martin, astaga. Ah aku tidak percaya bahwa aku akan menemukan Anda di sini." Syarif menurunkan senjatanya dan sedikit maju, lalu tak lama kemudian Syarif mendapatkan pelukan hangat dari Martin yang sudah lama tak bertemu dengan orang yang cukup menghormatinya. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Martin saat dia melepaskan pelukan yang dia berikan kepada Syarif. "Aku mencari Anda, Tuan." Jawaban Syarif membuat Martin kehilangan senyum dan Syarif cukup terhentak melihat senyum Martin yang hilang. "Ada apa Tuan? Apa Anda tidak senang aku di sini? Atau ....""Tidak, tidak begitu Syarif aku hanya ...." Martin menunduk dan kembali mengangkat his tatapan sembari mendengar Syarif berkata, "Tapi apa Tuan?" "Melawan Nigel adalah sesuatu yang bercahaya, apala
Read more

Bab 287

Ibrahim mendapatkan berita tentang kedatangan yang bisa saja menjadi mata-mata Martin, tetapi sekarang Ibrahim yakin bahwa Martin sekarang berada di kota yang sama di mana Ibrahim berada. He tidak yakin bahwa Martin sekarang berada di wilayah Nigel. Padahal mata-mata Ibrahim mengatakan bahwa Martin berada di kota yang sama. Tetapi ternyata misi Nigel dan juga Ibrahim tidaklah berjalan lancar. Alonso memberikan petunjuk kepada Martin untuk menuju wilayah milik Nigel walaupun tempat Ibrahim sekarang adalah memang milik Nigel tetapi Alonso memberikan tempat yang berbeda. Di mana tempat itu adalah di mana sekarang Nigel berada, bersama dengan Tuan Muda Dailuna yang sekarang sudah mulai sekarat. Tuan Muda Dailuna, ya Raisi Dailuna kehilangan banyak darah dan wajahnya akan sangat sulit untuk diselematkan sementara itu, Nigel merasa geram. Dia memilih mendatangi Raisi dan akan memberikan pemuda itu sebuah ceramah. "Ayahmu datang kemari." Nigel saat tiba di hadapan Raisi yang masih terdu
Read more

bab 288

"Tunggu, aku rasa ada sesuatu yang aneh di sini!" Suara pria yang masih berdiri di depan semak-semak. "Tinggalkan, tak ada apa-apa di sana." Suara dari kejauhan yang sudah tak berada di dekat semak. Sementara pria ini tak ingin kemana-mana, dan lebih memilih untuk memeriksa semak. Saat itu, ketika pria ini akan memeriksa semak, Martin dan Syarif yang berada di dalam sana lalu membuat rencana. Mereka saling lirik dan menunjukkan sebuah instruksi tanda bahwa dalam hitungan ketiga mereka akan menarik tangan pria ini dan masuk ke dalam semak. Mengambil senjatanya atau mungkin memberikan pelajaran. Mereka tak berniat untuk melenyapkan jadi rencana mereka mungkin hanya akan mengikat saja. Jadi dalam hitungan ke tiga saat pria ini hendak memasukkan tangannya ke dalam semak, suara yang lainnya muncul. "Hey idiot!" Suara itu menghentikan aksi Martin dan Syarif. "Tinggalkan saja kata Tuan. Cepatlah kemari, aku harus jauh-jauh kemari hanya untuk memanggilmu. Jika kau tidak datang maka kau
Read more

Bab 289

"Aku rasa ini hanya akan sia-sia, permainan ini memakan banyak waktu, astaga." Ibrahim yang sekarang mengeluh, semuanya terasa tidak masuk akal dan menyebalkan. Rasanya semua aba-aba yang diberikan oleh Nigel adalah aba-aba yang sia-sia saja. Ibrahim tampak mondar-mandir di tempat dia berdiri dengan kedua tangan yang terlipat di dada. Bahkan Andira belum makan bahkan hanya sesuap dan apa yang akan terjadi setelah ini. Martin harus diberikan peringatan, tak ada yang bisa menyelesaikan ini jika tak ada yang bergerak. Kenapa Nigel harus bermain petak umpet segala, mereka bahkan berjauhan dan Nigel sekarang memerintahkan kepada Ibrahim agar segera datang ke wilayah mereka karena Martin akan segera diberikan pelajaran. Raisi harus ditukar dengan Andira, dan Ibrahim harus tetap bersama dengan Nigel. Mereka akan memberikan pelajaran untuk Martin. Setidaknya semua yang berlalu adalah kesalahan Martin, itulah yang mereka pikirkan sehingga Martin yang harus menanggung ini semua. Bahkan Marti
Read more

Ban 290

Mobil melaju kencang di jalanan berbukit, membawa Andira semakin jauh dari tempatnya disekap. Ibrahim duduk di kursi pengemudi dengan wajah tegang, sesekali melirik ke kaca spion untuk memastikan tidak ada yang mengikuti mereka. Di kursi belakang, Andira meringkuk, berusaha menahan rasa mual yang semakin menjadi. Perutnya bergolak dan kepalanya berdenyut hebat."Berhenti!" teriak Andira, tak tahan lagi dengan rasa mualnya.Ibrahim mengerutkan kening. "Diam!" bentaknya."Kumohon, aku mau muntah," rengek Andira.Ibrahim menggerutu pelan, kemudian menepikan mobil di bahu jalan. Andira membuka pintu mobil dengan tergesa-gesa dan berlari keluar. Dia muntah-muntah di pinggir jalan, merasakan isi perutnya seakan-akan akan keluar semua.Ibrahim turun dari mobil dan berjalan ke arah Andira. "Cepatlah!" ketusnya.Andira menyeka mulutnya dengan tangan yang gemetar. Dia masih merasa pusing dan lemas, tapi dia tahu dia tidak bisa berlama-lama di sini. Dia harus kabur. Saat Ibrahim kembali ke kurs
Read more
PREV
1
...
272829303132
DMCA.com Protection Status