Semua Bab Nafsu Gelap Sang Majikan: Bab 251 - Bab 260

317 Bab

Bab 250

Kondisi Nadira semakin parah, dia bahkan hanya memakan beberapa suap saja di dalam kurungan dan Hatice semakin merasa terpuruk dengan kondisi demikian. Dia tidak tahu harus melakukan apa lagi untuk menyelamatkan Nadira. Dia lebih memikirkan kondisi keponakannya itu dibandingkan dengan kondisinya sendiri. Nadira saat ini tidur di atas pangkuan Hatice, matanya bengkak dan tubuhnya terasa ringan. Hatice memandang ke depan, ke arah dinding polos yang ingin sekali ia hancurkan. Dia bahkan tak dapat mengamuk dalam kesedihan dan kemarahannya. Dia hanya mengatakan, "Ayahmu akan menemukan kita," katanya, terus dia katakan pada Nadira yang masih saja meneteskan air mata dalam tidurnya. Isak tangis Nadira yang selalu besar, kini tak dapat terdengar lagi dia bahkan tak tahu apakah dia masih bisa selamat atau akan terjebak dan tiada di tempat mengerikan itu. Dia tidak memiliki harapan bahwa ayahnya akan datang padanya setelah mengetahui bahwa Andira sangat membuat ayahnya buta dan hanya berada d
Baca selengkapnya

Bab 251

"Apa yang kau akan lakukan, padanya?" tanya Andira, dia menatap Ibrahim dengan tatapan tajam yang curiga, dalam benaknya akan terjadi sesuatu yang mungkin tidak akan pernah ia bayangkan. kini ia berada dalam masalah besar yang tak pernah ia sangka akan lalui. Banyak masalah yang telah ia lalui tapi masalah yang satu ini, masalah inilah yang paling brutal baginya. Karena masalah ini, dia hidup dalam mimpi buruk, juga dia menyadari akan rasa sukanya yang dia balas untuk Martin Dailuna. Tapi ada sesuatu yang aneh dalam kisah ini, dan Ibrahim telah menyembunyikan banyak hal padanya. "Pada siapa?" tanya Ibrahim balik pada Andira. Dia kini berjalan masuk ke dalam ruangan dimana Andira berada, sebuah ruangan yang terlihat seperti sebuah kamar dengan tempat tidur kecil di dalamnya. "Tuan Martin, Raisi, dan yang lainnya, apa yang akan kau lakukan pada mereka?" tanyanya lagi, dia bertanya berulang kali. Ibrahim kini duduk di samping Andira, raut wajahnya seolah akan memberi tahu sesuatu pada
Baca selengkapnya

Bab 252

Andira berdiri dari duduknya setelah mendengar berita yang tak diduganya. Dia bertanya tanya apa yang mungkin terjadi pada Hatice dan Nadira. "Kau harus ke sana, cepat lah, karena jika tidak mungkin kau akan terlambat, Ibrahim," katanya. Andira terlihat begitu cemas dan wajahnya begitu muram. "Kau tidak perlu memberi tahu aku akan apa yang harus aku lakukan, aku tahu apa yang harus aku lakukan," kata Ibrahim yang kemudian keluar dari ruangan kamar Andira. Kini Andira duduk di kembali di atas ranjangnya, tepatnya di pinggir ranjang. Dia menelan ludah berkali kali dan merasa bahwa ada yang terjadi pada salah satu diantara mereka. Gadis ini merasa bersalah sangat bersalah. Dia sebenarnya tidak memiliki dendam apa apa pada Martin Dailuna, tapi Ibrahim yang mendorong dia untuk melakukan hal keji. Tangannya lemas, jemari jemarinya terasa bergetar hebat, apa yang dia lakukan saat ini adalah hanya merasa takut dan duduk dengan menyesali apa yang dia telah lakukan selama ini, apa yang dia la
Baca selengkapnya

Bah 253

Kepala Martin Dailuna seakan ingin meledak karena apa yang dia pikirkan saat ini. Pecahan puzzle demi pecahan dia berusaha untuk satukan. Tapi kini dia sendiri, tak ada yang lagi yang bersamanya, selama penyelidikan dia memilih untuk diam saat dia mengetahui segalanya, saat dia mengetahui bahwa Ibrahim adalah Abraham, pria yang menipunya selama ini, dia baru mengetahui apa yang terjadi setelah sekian lama. Orang yang ingin dia celaka adalah adik dari wanita yang sangat dicintainya. Wanita yang telah hilang dalam hidup Martin, dan Wanita yang tidak pernah hilang dalam hati Martin. Wajah Martin Dailuna terlihat begitu lusuh, dan dia hanya berdiri dengan segelas susu putih di tangannya. Dia berdiri menghadap keluar dari jendelanya. Membiarkan tim penyidik yang mengurus semuanya. Temannya Rami juga tidak dia temui, mantan istrinya juga tidak dia temui, semua orang yang mengenalnya tidak ditemui olehnya. Dia sendiri di singgasana miliknya. Hatinya terlampau lemah dan tidak ada sesuatu ya
Baca selengkapnya

Bab 254

Pria dengan tato macho ini menatap gadis yang terluka di lengan dan bagian tubuh lainnya, dia sudah sering kali menyiksa gadisnya sekian lama karena hasrat dan kemarahan yang dimilikinya. Nigel Dailuna, pria yang memiliki kisah sendiri yang dipenuhi akan luka yang mendalam, tapi kisahnya di sini terlalu singkat, dia hanya anak yang tak diharapkan oleh ayahnya, Ryan Dailuna. Yang ketika muda menjadi budak dari Mark Dailuna. Dia selalu memiliki harapan besar bahwa dialah yang lahir di rahim ibu Martin dan selalu berharap bahwa dialah putra sulung dari Mark Dailuna. Bukan Martin Dailuna. Kini dia berjalan ke arah gadis yang ditatapnya, gadis yang terlelap di atas ranjang yang dipenuhi bunga mawar yang kini berwarna merah gelap karena sudah kehilangan kesegarannya. Layu dan telah mati. Dia kini duduk di pinggir ranjang dan menatap gadisnya terlelap. Tangannya menyentuh lembut wajah gadis bernama Lizzia itu, dan menatapnya dengan harapan gadis itu akan memaafkan atas apa yang telah dia l
Baca selengkapnya

Bab 255

Tangan Andira sedikit lagi mengiris nadi yang berdetak di pergelangan tangannya. Namun syukurlah Ibrahim tidak akan pernah membiarkan Andira untuk melakukan hal semacam itu. "Baiklah jika kau tidak mau melakukannya, kau tidak ingin aku memerintah kamu, tapi lakukan hal ini sekali lagi. Tetaplah di sini dan jangan lakukan hal gila yang bisa membuatmu menyesal!" Ibrahim menatap Andira dengan tatapan kesal sementara Andira menatap Ibrahim dengan tatapan benci. Kini Ibrahim keluar dari ruangan itu dan mengunci Andira di dalam sana. Andira yang kemudian melepas pecahan beling yang bisa saja melukai tangannya. Gadis ini kini hanya terduduk di kursinya dan berusaha untuk membuat dirinya sendiri tenang dan tidak memikirkan hal yang buruk. Ibrahim berjalan ke ruangan dimana Hatice dan Nadira terkunci, dia mendapat kabar bahwa terjadi sesuatu di ruangan itu. "Apa yang terjadi pada mereka?" tanya Ibrahim dengan langkah cepat menuju ruangan yang kini terdengar suara jeritan di sana. "Entah
Baca selengkapnya

Bab 256

Martin yang berdiam diri di rumahnya sendirian, dengan wajah yang tak terurus dan tak dipedulikan, yang hanya mempercayai para polisi dan detektif untuk mencari keluarganya kini mendengar suara ponsel yang sudah lama dia tak genggam kini berdering. Dia menoleh ke arah ponsel itu, dan hanya menatapnya sejenak, lalu dia menoleh kembalu ke arah lain dan tak memperdulikan suara deringan yang terus berdering tanpa henti. Karena kesal dengan suara deringan itu, Martin berdiri dari duduknya dan meraih ponselnya, lalu melemparnya hingga hancur. Kepingan bagian dari ponsel itu menyebar dan akhirnya, ponsel itu berhenti berdering. "Aku butuh hidup yang tenang, dan aku tidak membutuhkan suara nyaring itu!" katanya dengan tegas. Selama beberapa hari dia terus mengalami halusinasi yang tak dapat dia kendalikan, dan suara-suara menyebalkan membuatnya terus mengoceh sendiri lalu menghancurkan sesuatu yang bersuara itu. Dia bahkan tidak peduli dengan isi perutnya, dia hanya memakan roti isi dengan
Baca selengkapnya

Bab 257

"Bertahanlah, bertahanlah sayangku, bertahanlah Nadira, bertahanlah." Hatice, matanya tertutup kain merah sementara Nadira terbaring di pangkuannya. Ibrahim sengaja menutup mata Hatice karena jika Hatice pergi dengan mata yang terbuka maka dia akan menghafal dan dengan mudah mengingat tempat penyekapan yang dilakukan Ibrahim pada mereka berdua. Raut wajah Hatice betul-betul terlihat sangat-sangat cemas dan kedua tangannya terikat dan juga kakinya. Kedua tangan Hatice bergetar dan lama kemudian akhirnya dia sampai tepat di rumah sakit kota. Penutup matanya kini terbuka dan dia bersama dengan Nadira langsung dilempar keluar dari mobil yang ditumpanginya, dan setelah itu mobil hitam mengkilat tanpa plat nomor ini langsung melajukan mobilnya dengan sangat kencang. Dalam hitungan detik orang-orang di sana langsung mendatangi mereka dan memberi bantuan, kamera ada di mana-mana dan Hatice juga Nadira langsung ditangani. Penutup mata Hatice kini dilepas dan dia di bawa masuk lalu diobati di
Baca selengkapnya

Bab 258

Martin menatap dengan tatapan mata yang berkaca-kaca dan akan jatuh padanya air mata tak terbendung. kini semuanya semakin jauh, permainan yang dilakukan oleh pria yang tak pernah diduganya kini semakin parah, hari ini adalah putrinya, besok mungkin seluruh keluarganya dan dia akan hidup dalam penyesalan. Dalam benaknya dia berpikir kenapa bukan dirinya yang disekap, kenapa bukan dirinya yang mati saja dan membayar semua hal yang terjadi di masa lalu. Dia kehilangan keseimbangan tubuhnya saat melihat putrinya terbaring di atas tempat tidur kurus rumah sakit. Dia berlutut di lantai dan bersedih. Air matanya kini mengalir begitu deras dan tatapan basahnya mengarah pada istrinya yang terus menangis luar biasa sementara Hatice muncul di ambang pintu dan berjalan pelan ke arah Martin. Dia menguatkan kakaknya dan memeluknya dengan pelukan hangat dan menemaninya untuk menangis. "Apa salahku Hati? Apa salahku sehingga aku harus menjadi orang tua yang harus mengubur anak sendiri? Apa salahk
Baca selengkapnya

Bab 259

Darah masih mengalir di wajah tampannya dan dia terlihat tidak baik-baik saja. Wajahnya dialiri dengan banyak darah dari bekas pukulan dan matanya berusaha untuk terbuka namun dia seolah tak memiliki kekuatan lagi. Dia terbaring di atas lantai dingin dengan tubuh tak berdaya, dia bahkan bekum memakan makanannya yang sudah disiapkan untuknya sejak lama. Kedua tangannya terikat di belakang dan dia yang kini berusaha untuk membuka matanya dan tetap kuat untuk bisa bergerak. Namun tak kunjung dia bisa menyelamatkan tubuhnya sendiri, pintu ruangan terbuka. "Kau masih punya nyali untuk kabur," kata dari seorang yang muncul dari luar. Raisi kini tak lagi menggerakkan tubuhnya dan hanya diam saja di tempatnya. Dia pesuruh dari Nigel muncul dan mengangkat tubuh Raisi lalu mengembalikan tubuh itu untuk duduk di kursi lalu kembali mengikatnya. Raisi tak kuat lagi untuk melawan, bahkan bernafas pun sudah sangat kesulitan untuknya. "Kau bersyukur bahwa kau masih bisa bertahan." Tangan dari
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2425262728
...
32
DMCA.com Protection Status