"Bukan Thomas Arfinjaya," ucap Rami saat tiba di rumah Dailuna. Dia masuk melalui pintu dimana Martin yang membukanya. Mereka jalan terburu-buru ke arah ruang utama. "Kenapa begitu?" tanya Martin, seiring mendaratkan bokongnya di atas sofa, dia duduk berhadapan dengan Rami. Rami tidak menjawab, tatapannya memutari seluruh ruangan, dia mencari sesuatu. "Rami?""Ya?""Kenapa kau katakan bukan Thomas Arfinjaya yang melakukannya?""Tunggu, dimana gadis itu?""Siapa, Andira? Atau Lizzia?""Yang memiliki tangan ajaib, memasak dengan sempurna, aku lapar Martin, aku tidak sarapan saat datang kemari," jawab Rami. "Ouh, ya kebetulan kami belum sarapan, jika kau mau, kau bisa ikut bersama kami," ujar Martin, menaikkan kedua alisnya menatap Rami. "Baiklah, baiklah, mari kita, ke ruang makan." Martin berdiri dari duduknya dan diikuti oleh Rami, mereka beranjak ke arah ruang makan dimana Andira dan Lizzia sedang menyiapkan sarapan pagi. "Lihat, kau bahkan tidak mengajakku untuk sarapan, jika
Baca selengkapnya