"Sabina, kita akan kembali ke rumah sebelumnya, kau harus merawatnya ya?" tanya Ibrahim pada Sabina yang berdiri di hadapannya. "Kita tidak berada di sini lagi? Bagaimana dengan Kakek?" tanya Sabina. "Dia ada urusan dan akan kembali dalam waktu yang lama, di sini tidak lagi aman," ujar Ibrahim. "Baiklah, apa lagi yang bisa aku katakan, kata ibu, aku harus mendengarkan apa yang Paman katakan, bukan." Ibrahim tersenyum, dia menepuk lembut pipi Sabina. Mereka segera berkemas, Ibrahim melihat ibunya yang hanya duduk diam dengan uban di kepalanya. Dia mencium pucuk kepala sang ibu dan berbisik, "Aku akan membawakan Martin ke hadapan mu, dan dalam keadaan tak berdaya, ibu." Mendengar apa yang dikatakan oleh Ibrahim, wanita tua ini menampilkan senyum tipis dengan mata yang masih tak berkedip. Dia lalu menggendong tubuh si wanita tua, membawanya masuk ke dalam mobil, begitupun Sabina yang menggendong putra Ibrahim. Ibrahim sendiri mengemas dan saat berada dalam kamar orang taunya, dia m
Read more