Share

Chapter 235

Penulis: Black Eagle
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Nigel yang saat itu berada di rumahnya, dan tengah asik memakan sendiri sarapannya, tanpa ada keluarga yang lainnya, hanya dia dan banyaknya pelayan yang ada di sisi dirinya. Pelayan yang menyiapkan makanan untuk dirinya. Dia masih dipusingkan dengan menghilangnya Lizzia. Dimana gadis ini? Kepalanya terasa penat karena tidak tahu harus mencari dimana lagi?

Setelah sarapan dengan raut wajah marah dan tubuh yang sudah bersih, dan dengan kaos juga celana pendek selutut biasa, menampilkan bahwa dia adalah pria garang yang berpenampilan biasa. Dia masuk ke dalam kamarnya dan mencari ponsel miliknya, dia kembali mencari dimana Lizzia. Dia mencarinya dengan menghubungi nomor ponsel yang tidak dapat dihubungi sejak hilangnya Lizzia. Setelah sibuk menghubungi banyak orang yang dikenal oleh Lizzia, dia kembali turun dari kamarnya dan memilih untuk pergi.

Dalam beberapa menit, mobil Nigel sudah melaju di jalan berkelok.

"Idiot!" Dia terus memukul-mukul setir mobilnya. Sementara di belakang san
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 236

    "Bukan Thomas Arfinjaya," ucap Rami saat tiba di rumah Dailuna. Dia masuk melalui pintu dimana Martin yang membukanya. Mereka jalan terburu-buru ke arah ruang utama. "Kenapa begitu?" tanya Martin, seiring mendaratkan bokongnya di atas sofa, dia duduk berhadapan dengan Rami. Rami tidak menjawab, tatapannya memutari seluruh ruangan, dia mencari sesuatu. "Rami?""Ya?""Kenapa kau katakan bukan Thomas Arfinjaya yang melakukannya?""Tunggu, dimana gadis itu?""Siapa, Andira? Atau Lizzia?""Yang memiliki tangan ajaib, memasak dengan sempurna, aku lapar Martin, aku tidak sarapan saat datang kemari," jawab Rami. "Ouh, ya kebetulan kami belum sarapan, jika kau mau, kau bisa ikut bersama kami," ujar Martin, menaikkan kedua alisnya menatap Rami. "Baiklah, baiklah, mari kita, ke ruang makan." Martin berdiri dari duduknya dan diikuti oleh Rami, mereka beranjak ke arah ruang makan dimana Andira dan Lizzia sedang menyiapkan sarapan pagi. "Lihat, kau bahkan tidak mengajakku untuk sarapan, jika

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 237

    Hatice dan Nadira terlihat lusuh di dalam ruangan pengap yang tak nyaman, mereka bahkan tak mengganti pakaian mereka, di dalam ruangan itu hanya ada tempat buang air, dan tak disediakan untuk mandi. Bahkan mereka berdua tak diberikan pakaian ganti. Dalam waktu beberapa hari, mereka sangat-sangat menderita.Saat mereka hanya duduk dan Nadira bersandar pada tubuh Hatice, dengan sangat lelahnya dan bahkan gadis ini nyaris tak berbicara sama sekali dalam waktu dua hari. Pintu ruangan itu tiba-tiba terbuka, dibuka oleh seseorang. Tidak lain dan tidak bukan, Ibrahim.Dia masuk ke dalam sana dan menguncinya dari dalam. Dia juga memasukkan kuncinya ke dalam saku."Kau mencariku?" tanya Ibrahim.Awalnya, Hatice sedikit antusias, namun karena lelahnya dan tubuhnya seakan tak dapat digerakkan, membuatnya sulit untuk berdiri dan menghampiri Ibrahim.Nadira yang masih bersandar dengan mata tertutup pada dada Hatice kini dipindahkan oleh Hatice ke arah bantal di lantai. Nadira tidak protes dan mata

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 238

    Ibrahim sendiri duduk di kursinya, dia merenung dan saat ini, dia tengah berada di gedung besar perusahaan Dailuna. Kakinya lurus ke atas meja, dan benaknya memikirkan sesuatu. Tak ada yang bisa menghancurkan kesuksesan Dailuna, bahkan jika reputasinya dihancurkan, bisnis besar ini masih berjalan. Dia juga berpikir, Hatice dan Nadira juga Raisi tidak juga terlalu berpengaruh, dia merasa semuanya sia-sia. Balas dendamnya, semua yang dia lakukan tidak membuat Martin Dailuna hancur, kecuali, jika dia betul-betul membunuh dan menyiksa tubuh Martin dengan tangannya sendiri.Kepala Ibrahim hanya memikirkan bagaimana dia akan menyelesaikan segalanya, semuanya tak berjalan seusai rencananya, dia juga menganggap, Andira telah berkhianat padanya, Andira tak dapat lagi dipercaya, dan Nigel, sekarang dia gila mencari anak tirinya. Hatice dan Nadira juga sudah terlihat begitu menderita, bukan ini rencana Ibrahim. Andira dia kirim ke rumah besar itu hanya untuk membuat anak dan ayah itu jatuh cinta

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 239

    Ibrahim sendiri duduk di kursinya, dia merenung dan saat ini, dia tengah berada di gedung besar perusahaan Dailuna. Kakinya lurus ke atas meja, dan benaknya memikirkan sesuatu. Tak ada yang bisa menghancurkan kesuksesan Dailuna, bahkan jika reputasinya dihancurkan, bisnis besar ini masih berjalan. Dia juga berpikir, Hatice dan Nadira juga Raisi tidak juga terlalu berpengaruh, dia merasa semuanya sia-sia. Balas dendamnya, semua yang dia lakukan tidak membuat Martin Dailuna hancur, kecuali, jika dia betul-betul membunuh dan menyiksa tubuh Martin dengan tangannya sendiri.Kepala Ibrahim hanya memikirkan bagaimana dia akan menyelesaikan segalanya, semuanya tak berjalan seusai rencananya, dia juga menganggap, Andira telah berkhianat padanya, Andira tak dapat lagi dipercaya, dan Nigel, sekarang dia gila mencari anak tirinya. Hatice dan Nadira juga sudah terlihat begitu menderita, bukan ini rencana Ibrahim. Andira dia kirim ke rumah besar itu hanya untuk membuat anak dan ayah itu jatuh cinta

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 240

    Saat para detektif mencari sebuah kebenarannya, petugas kepolisian, Syarif yang begitu serius dengan tugasnya, juga Nigel yang terlihat depresi karena tak menemukan Lizzia, Rami yang terus mencari tahu siapa mungkin musuh yang melakukan ini pada temannya. Martin yang juga masih mencari tahu siapa yang melakukan semua permainannya ini, melalui berkas-berkas tentang musuh-musuh bisnisnya. Dan juga ada Lizzia, yang terus belajar memasak dengan trik yang diberikan Andira.Sementara itu, Andira, dia mendapatkan sebuah panggilan telepon yang tak lain adalah dari Ibrahim. Andira yang tengah asik membaca buku catatannya yang telah dikembalikan Martin olehnya, mengabaikan panggilan itu. Namun ponselnya terus berdering, hingga Andira jenuh mendengarnya, Andira berniat untuk memberi mode silence pada ponselnya, namun dia mendapatkan pesan dari Ibrahim yang berkata, "Mari bertemu, ayo akhiri permainan ini." Pesan itu membuat Andira mengernyitkan keningnya, dia bingung akan membalas apa, bertemu a

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 241

    Saat malam, saat Lizzia dan juga Martin terlelap dalam tidurnya, Andira yang memilih untuk tidur di kamar pembantu keluar secara diam-diam. Dia menyelinap keluar dari pintu besar rumah Dailuna, dan keluar melalui gerbang kediaman itu. Tengah malam, sekitar jam dua belas malam, saat suhu malam menyentuh kulitnya, kedua tangannya memeluk tubuhnya sendiri, dia menunggu kedatangan Ibrahim. Dan cukup lama menunggu, akhirnya mobil Ibrahim tiba tepat di hadapan Andira.Ibrahim keluar dari mobilnya, dan berjalan ke arah Andira."Ada apa? Kenapa kau ingin bertemu denganku?" tanya Andira mengulang pertanyaannya saat berbicara dengan Ibrahim melalui ponsel."Kau harus ikut denganku, ayo." Ibrahim dengan menarik pelan tangan Andira."Kenapa?""Andira ikutlah denganku, semuanya telah selesai, tugasmu di sini semuanya sudah selesai, ayo." Ibrahim membujuk dan menarik kembali lengan Andira."Aku tidak mau." Andira membantah dan memundurkan tubuhnya, menolak untuk pergi."Semuanya akan berakhir, perc

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 242

    Andira meneteskan air mata di hadapan Ibrahim yang juga menunduk, dia menyadari, ya dia sadar bahwa dia adalah monster bagi Andira yang sebenarnya, dia yang mengirim Andira ke rumah besar itu, menjebak Andira di dalam permainan cinta palsu dan gadis ini, gadis ini betul-betul jatuh cinta. Sama seperti Mia, persis sama dengan Mia yang larut dalam cinta Martin."Pergilah, kembali lah ke dalam." Ibrahim yang tak kuasa menatap Andira. Dengan rasa bersalah pada Ibrahim, Andira menatap pria itu sejenak lalu melangkah mundur, dan saat dia berbalik, lihat siapa yang telah mengikutinya, seseorang yang bersembunyi di sela-sela tanaman yang pernah dirawat oleh Pak Rustam.Andira kemudian berbalik, dia menatap Ibrahim dan berkata, "Lizzia membuntutiku."*Lizzia terlihat membuka matanya, dia tidak bisa tidur, dia hanya memikirkan tentang apa yang terjadi pada Raisi, mungkin Nigel sudah melakukan hal buruk padanya. Kepalanya penat memikirkan itu, dia cemas pada pemuda yang telah dia jebak. Dia ing

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 243

    Brak! Satu pukulan diberikan Andira pada Lizzia. Pukulan dari sebuah batang kayu yang cukup besar. Lizzia dengan sekejap terjatuh. "Apa yang harus aku lakukan Ibrahim?" tanya Andira yang merasa panik, dia menatap Ibrahim dengan tatapan begitu cemas, dengan tubuh yang tergelatak tak berdaya Lizzia terbaring di atas rumput dan semak. "Kau harus ikut denganku, kau dan Lizzia. Kau harus membantuku untuk membawanya, ayo!" Dengan segera Andira membantu Ibrahim dan memasukkannya ke dalam mobil bagian belakang. "Apa yang akan kau lakukan padanya?" tanya Andira dengan begitu panik, matanya menatap cemas ke arah Ibrahim. "Masuklah, tidak akan terjadi sesuatu, percayalah padaku Andira, jika kau tetap berada di sini, maka Martin akan curiga padamu." "Bagaimana bisa?" "Tentu dia akan curiga, jika dia kehilangan Lizzia, maka dia juga harus kehilanganmu." "Aku tidak paham." "Kau akan paham, masuklah." "Kau tidak akan melakukan hal yang berbahaya bukan?" "Percayalah padaku Andira, semuany

Bab terbaru

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 317

    "Kau sudah mendapatkan, dia kan?" tanya Ibrahim yang sekarang berada di hadapan Nigel. "Cepatlah akhiri ini, Nigel. Kau pasti akan segera mendapatkan apa yang kau inginkan, bukan?" Ibrahim yang saat ini duduk di hadapan meja Nigel dan Nigel tampak berpikir tetapi tidak senang dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Ibrahim. "Jangan terlalu tergesa-gesa, Ibrahim. Aku tahu kau sangat ingin membunuhnya sama seperti aku ingin sekali melenyapkan dia. Tapi kita tunggu, ya tunggu." Ibrahim tidak senang dengan aoa yang dikatakan Nigel, dia berdiri dan menghentakkan kursi, "Menunggu? Astaga aku sudah sangat lama menunggu dan menantikan momen ini, aku tidak ingin menunggu lebih lama lagi. Apa yang sebenarnya kau rencanakan!" Nigel tersenyum dan ikut berdiri, "Aku sudah katakan padamu. Kau cukup menjaga Andira dan biarkan dia merasa nyaman di sini, karena sebentar lagi dia akan berguna," kaga Nigel yang sekarang berjalan ke arah pintu. Dia membuka pintu ruangan itu dan mempersilahkan Ibrah

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 316

    "Nigel berhasil menangkap ayahmu, Raisi." Suara Litzia tenang. Sedangkan Raisi yang tampak tak berdaya itu hanya bisa menundukkan kepala. Dia lemas dan tidak tahu bagaimana dia akan merespon. "Akhirnya, dendam Nigel akan terselesaikan. Dia bisa menghabisi ayahku kapan saja. Tapi kenapa dia hanya menangkapnya?" Tatapan Raisi kini mengarah kepada Litzia yang terlihat tidak menemukan jawaban apa pun dari pertanyaan Raisi. Dia bahkan tidak tahu kenapa Nigel tidak menghabisi Martin saat ini juga. Kenapa dia harus menunggu waktu yang lama. "Entahlah, tapi untuk saat ini aku hanya mau kondisi mu lebih baik Raisi, kau harus makan sesuatu," kata Litzia yang masih menawarkan makanan untuk Raisi, "Jika tidak maka kau akan berada dalam kondisi yang buruk." "Saat ini aku bahkan jauh lebih buruk dari kematian itu sendiri, Litzia. Aku bahkan tidak tahu bagaimana rasanya makanan." Litzia lalu meraih piring itu dan berusaha untuk membuat Raisi memakan sesuatu, dia menyuapi Raisi dan tidak akan pe

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 315

    Martin terjatuh dan tidak bisa merasakan tubuhnya, apa yang baru saja dikatakan oleh Nigel adalah sesuatu yang sangat mengerikan. Martin sudah kehilangan Nadira dan dia tidak bisa kehilangan anak lagi. Tubuhnya yang sudah mulai kurus itu terus dihentakkan lelah Nigel yang penuh dengan kebencian dan dendam. Yang pada akhirnya Nigel mendapatkan Martin hidup-hidup. Ini adalah sebuah kesempatan baginya. Bagi Nigel untuk memberikan penderitaan mutlak pada Martin Dailuna. Martin yang tidak berdaya diseret menuju bangunan tua yang cukup terlihat besar, dan tubuh itu langsung dijatuhkan di atas lantai yang lembab. "Bawa dia ke tempat yang seharusnya." Nigel yang terlihat berjalan pergi dan meninggalkan tubuh Martin yang setengah sadar dan tak berdaya. Dan kemudian dibawalah tubuh itu menuju ke tempat yang seharusnya, dan kemenangan Nigel sudah di depan mata. Andira, Raisi dan Martin, adalah pion untuk balas dendam Nigel. Di sisi lain ada Ibrahim yang sama sekali tidak terima Dnegan sikap

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 314

    Lalu ketika itu, Martin yang tidak berdaya dan diseret paksa oleh Nigel membuat pria ini, yang sangat tak berdaya dan seolah tak bisa apa-apa dijatuhkan ke atas rerumputan yang lembab. Dia tentu tak bisa melakukan apa pun karena tak bersenjata dan tak ada yang bisa menyelamatkan Martin sekarang, dalam benak Martin mungkin inilah saatnya dia akan tiada. Tetapi apakah Martin akan menyerah bahkan sebelum dia bertemu dengan Andira dan juga Raisi, bagaimana jika kondisi Raisi dan Andira saat ini tidak lagi naik-naik saja dan dalam masalah yang besar? Martin tentu tidak ingin semua itu terjadi apa lagi untuk kehilangan seorang anak lagi, dia tidak mau dan tidak akan membiarkan hal yang tidak senonoh itu terjadi pada keluarganya. "Lihat sekarang diri mu, Martin, kau bukan siapa-siapa lagi dan kau tidak punya apa-apa, kau bahkan tidak tahu caranya melawanku, seakan kau bukan lagi Martin Dailuna." Tawa terdengar dari bibir Nigel, dia kemudian terbahak-bahak dan tak punya belas kasihan kep

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 313

    Martin menendang senapan yang berada di tangan Nigel dan akhirnya senapan itu terjatuh di atas rerumputan basah di malam hari, dia berlari sekuat mungkin dan Nigel hanya tertawa, berpikir bahwa Martin tidak akan lolos. Senyum jahat tampak di bibirnya yang di mana saat ini, Martin berusaha keras untuk menghindari moncong senjata panas dari Nigel. Sementara itu, langkah kaki Nigel semakin cepat, dan mengikut dengan langkah kaki Martin yang berlari. Nigel menganggap bahwa pantang dilakukan oleh Martin adalah sesuatu yang sia-sia yang membuat Nigel tertawa terbahak-bahak. "Kali ini siapa yang akan menyelamatkan kau, ha, bukanlah yang telah memenjarakan aku selama ini! Martin. Aku selama ini menjadi pelindung kau, tapi apa balasan mu, ha!" Nigel membentak dan ketika Martin terjatuh, dia seolah terjatuh ke dalam sebuah memori yang pernah dialami olehnya sebelumnya, dia dikejar oleh Nigel ketika itu, saat Nigel diperintahkan oleh Mark untuk memata-matai Martin. "Aku tidak mungkin t

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 112

    Masa lalu adalah yang paling menyakitkan dan yang paling ingin dilupakan oleh Martin Tapi sayangnya orang-orang yang berada di sekitar Martin selalu mengingatkan Martin terhadap Apa yang membuat pria setengah baya ini selalu terluka. Tak ada yang bisa dilakukan Martin sekarang di hadapan moncong senapan yang dihadapkan ke arah kepala Martin dan hanya satu gerakan saja ketika jari Nigel menarik pelatuk itu maka meledak lah kepala Martin. Sementara pria ini hanya menunggu kapan Nigel akan meledakkan kepalanya dan dia akan terbebas dengan apa yang selama ini terjadi tetapi sayangnya hal yang paling diinginkan Martin saat ini adalah untuk membebaskan Raisi dan Andira. Tetapi di mana Andira saat ini? Tentu Hal itu membuat Martin merasa bingung luar biasa dan ingin segera menemukan di mana mereka berdua karena jika Martin tiada sebelum menemukan Andira dan Raisi, maka kehidupan Martin akan berakhir dalam ketidaktenangan. "Sebelum kau menarik pelatuk itu, sebaiknya kau katakan apa yang s

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 311

    "Aku tidak percaya aku bisa menemukan kau di sini, Martin Dailuna." Suara yang begitu mengagetkan, Martin yang berada di tengah hutan saat ini, di malam hari dan masih dalam perjalanan di mana dia harus menemukan bangunan tua di mana Nigel menyembunyikan Andira. Ketika Martin berbalik kemudian Martin melihat siapa yang berada di belakang Martin, yang di mana saat itu dan yang berada di belakang Martin ternyata adalah Nigel. Dengan senapan di tangan Nigel dan ditodongkan tepat ke arah kepala Martin membuat pria setengah bahaya ini langsung mengangkat kedua tangannya dan saling berhadapan dengan Nigel Dailuna. Beberapa kali Martin menelan saliva dan tentu saja terkejut dengan apa yang baru saja dilihat oleh Martin dan siapa yang berada di hadapan pria setengah baya ini. "Sangat mengejutkan bahwa aku bisa menemukan engkau di malam hari tepat di tengah hutan ketika aku sedang ingin berburu, yang pada akhirnya buruhan ku pun aku temukan." Nigel membuat Martin merasa bahwa Martin haru

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 310

    Terjadi kekacauan antara Sarah dan Randy, di mana mereka berdua tidak ada satu pun yang bisa saling meredakan, kini hanya ada Ray yang melihat aksi Sarah dan Randy yang sekarang berlutut di lantai sambil meraih pecahan demi pecahan yang ada di atas lantai. Pecahan biola yang kini remuk dan tidak utuh lagi serta tali biola dan tak akan bisa utuh secara instan, atau mungkin dia harus membuang biola itu, Sarah langsung tersadar bahwa dia sedang melakukan sebuah kesalahan yang membuat hati Randy patah. Tentu hal ini membuat Sarah menyesal luar biasa, dia lalu dengan perlahan ikut berlutut di hadapan Randy sementara Ray hanya diam sambil menggelengkan kepala melihat aksi kakaknya itu. "Keluar." Randy bergumam dan Sarah mengabaikan ucapan Randy, dia tetap membantu Randy memungut serpihan biola itu, yang hanya membuat Randy merasa kesal dan berkata, "Aku bilang keluar dari sini!" Sebuah suara yang kini membentak dan membuat Saran terhentak. "Ibu minta maaf, sayang," kata Sarah tapi Randy

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 309

    "Ibu hanya ingin memastikan, Randy bahwa sama sekali tidak ada masalah di sekolah lagi, agar kau bisa belajar dengan tenang, atau Ibu mungkin akan membawa kau ke sekolah lain," kata Sarah yang mengelus lembut rambut Randy tapi Randy memalingkan wajah dan tidak senang dengan jawaban sang ibu. "Itu hanya akan memperburuk masalah Ibu, jika Ibu datang ke sekolah dan memarahi anak nakal itu, maka mereka tidak akan berhenti mengganggu aku," kaya Randy dengan nada suara yang kesal. "Tapi sayang ibu hanya berusaha melakukan sesuatu yang terbaik untukmu," ucap Sarah sekali lagi tapi Randy tidak peduli, dia memalingkan wajah dan tidak senang dengan sang ibu, membuat Sarah merasa tersindir, dia sudah melakukan hal yang luar biasa untuk Randy tapi bahkan untuk saat ini Randy masih saja tidak melihat kepedulian ibunya sendiri. "Kenapa Ibu tidak bisa diam, seharusnya ibu duam saja dan tidak usah melakukan apa pun," kata Randy sambil menghentakkan tangan Sarah yang mengelus lembut rambut Randy, k

DMCA.com Protection Status