Share

Chapter 242

Author: Black Eagle
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Andira meneteskan air mata di hadapan Ibrahim yang juga menunduk, dia menyadari, ya dia sadar bahwa dia adalah monster bagi Andira yang sebenarnya, dia yang mengirim Andira ke rumah besar itu, menjebak Andira di dalam permainan cinta palsu dan gadis ini, gadis ini betul-betul jatuh cinta. Sama seperti Mia, persis sama dengan Mia yang larut dalam cinta Martin.

"Pergilah, kembali lah ke dalam." Ibrahim yang tak kuasa menatap Andira. Dengan rasa bersalah pada Ibrahim, Andira menatap pria itu sejenak lalu melangkah mundur, dan saat dia berbalik, lihat siapa yang telah mengikutinya, seseorang yang bersembunyi di sela-sela tanaman yang pernah dirawat oleh Pak Rustam.

Andira kemudian berbalik, dia menatap Ibrahim dan berkata, "Lizzia membuntutiku."

*

Lizzia terlihat membuka matanya, dia tidak bisa tidur, dia hanya memikirkan tentang apa yang terjadi pada Raisi, mungkin Nigel sudah melakukan hal buruk padanya. Kepalanya penat memikirkan itu, dia cemas pada pemuda yang telah dia jebak. Dia ing
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 243

    Brak! Satu pukulan diberikan Andira pada Lizzia. Pukulan dari sebuah batang kayu yang cukup besar. Lizzia dengan sekejap terjatuh. "Apa yang harus aku lakukan Ibrahim?" tanya Andira yang merasa panik, dia menatap Ibrahim dengan tatapan begitu cemas, dengan tubuh yang tergelatak tak berdaya Lizzia terbaring di atas rumput dan semak. "Kau harus ikut denganku, kau dan Lizzia. Kau harus membantuku untuk membawanya, ayo!" Dengan segera Andira membantu Ibrahim dan memasukkannya ke dalam mobil bagian belakang. "Apa yang akan kau lakukan padanya?" tanya Andira dengan begitu panik, matanya menatap cemas ke arah Ibrahim. "Masuklah, tidak akan terjadi sesuatu, percayalah padaku Andira, jika kau tetap berada di sini, maka Martin akan curiga padamu." "Bagaimana bisa?" "Tentu dia akan curiga, jika dia kehilangan Lizzia, maka dia juga harus kehilanganmu." "Aku tidak paham." "Kau akan paham, masuklah." "Kau tidak akan melakukan hal yang berbahaya bukan?" "Percayalah padaku Andira, semuany

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 244

    Senyum terlintas di bibir Martin Dailuna sesaat saat dia terbangun dari tidurnya di pagi yang cukup cerah. Dengan mata memandang lurus ke depan, dia membentangkan tangannya ke depan, kakinya dan merasakan suasana pagi yang cukup indah. Kini dia berjalan dan turun dari ranjang, membuka jendelanya, dan merasakan hembusan pagi. Setelah menikmati hembusan pagi yang nyaman, Martin menengok ke arah jam dindingnya dan dia menyadari bahwa hari ini dia akan melanjutkan pencariannya, namun pasti dia akan menikmati masakan pagi milik Andira untuk saat ini. Dia segera membersihkan tubuhnya, dan merasakan percikan air yang keluar dari shower. Kemudian dia berjalan keluar kamar mandi dan mencari pakaian yang cocok untuk hari ini, rompi hitam dengan kemeja putih bersih, sepatu kulit hitam dan sedikit sisiran untuk rambut jatuhnya. Dia kini berjalan keluar kamar, merasakan paginya dan menuruni tangga. Saat dia sampai di ujung tangga, dia menemukan sesuatu, pintu rumah yang terbuka, dia mengernyit

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 245

    martin dailuna terduduk lemas di atas sofa dengan beberapa orang di sampingnya dan di depannya yang menekuni kasus ini. rami pengacara martin berada di samping martin, sementara detektif kepolisian juga duduk berusaha untuk memecahkan kasus ini. martin hanya diam dan lemas, dia tidak tahu harus melakukan apa karena semua ini seakan adalah jalan buntu yang tidak dapat dipecahkan. ruangan terasa sunyi dan hanya rami yang berbincang dengan petugas kepolisian di sana. "Kami tidak dapat menemukan bukti apapun tentang Nigel Dailuna, dia menghilang entah dimana, dia tahu bahwa kami membuntutinya, jadi tolong Tuan, katakan sesuatu yang Anda ketahui," ucap salah satu dari mereka yang mencondongkan wajahnya ke arah Martin. Sedangkan Martin, dia hanya menghela nafa dan menatap petugas yang menanyainya. "Jika aku tahu, kalian tidak akan ada gunanya sekarang, karena akan aku cari sendiri, mengerti?" Tatapan tajam Martin tanpa getir menyinggung kasar petugas yang menanyainya hal demikian. Semu

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 246

    Semuanya diam, bahkan Martin pun diam, dia mulai memiliki kecurigaan terhadap Ibrahim, dalam benaknya, Ibrahim mulai mencurigakan, semua pecahan-pecahan muncul dalam benaknya. Dia juga kini mengetahui dimana Ibrahim tinggal, dan bagaimana Ibrahim telah lama berkomunikasi dengan Bi Ana, dia menemukan fakta bahwa Ibrahim yang pernah menjenguk Bi Ana di rumah sakit. Sekarang Martin memilih untuk menyelidiki sendiri siapa itu Ibrahim. Dia kini berada di gedung perusahaannya dan meminta pekerjanya untuk memberikan data pribadi Ibrahim. "Kapan terakhir kali Ibrahim datang kemari?" tanya Martin. "Sudah hampir satu pekan dia tidak datang Pak, dia bahkan tidak memberi kabar, entah dimana dia," jawab sekretaris nya. Martin hanya mengangguk, dan mengizinkan pekerjanya itu untuk pergi. Dia mulai membuka map nya dan melihat data data Ibrahim. Seorang orang tua tunggal, memiliki satu orang putra dan pernah menikah sekali. Kini Martin menemukan keganjalan dalam data pribadi Ibrahim. Ibrahim d

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 247

    Betapa terkejutnya Martin ketika mengetahui bahwa Ibrahim telah menipunya selama ini, lalu siapa yang telah bekerja di kantor, dia menghela nafas beberapa kali dan kemudian memukul-mukul setir mobil. "Menyebalkan! Menyebalkan! Menyebalkan! Bisa-bisanya aku tertipu!" Kepalanya merasakan penat yang luar biasa, matanya berkaca-kaca, kelopak mata itu terlihat rapuh dan pasrah. "Aku akan membunuhnya, aku akan membunuhnya, yang benar saja ini semua!" Dia mengendarai mobilnya dengan laju kencang dan saat dia kembali ke rumahnya dia mendapati Rami sudah berada di sana. "Dari mana saja kau, aku mencarimu, menghubungi mu, dan kau bahkan tidak mengangkatnya," katanya, lalu tak lama kemudian Sarah datang entah dari mana. "Martin!" Dia berteriak dengan suara keras saat berjalan masuk ke dalam rumah Martin. Segera Martin berbalik. "Apa yang kau lakukan selama ini? Ha! Apa yang kau lakukan? Kau bahkan tidak bisa menemukan putrimu dan sekarang kau masih berada di sini!" Sarah mengamuk, mata

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 248

    Seketika Martin terhentak di tempatnya, matanya mendadak membulat dan penuh dengan keterkejutan, semuanya berjalan seakan tak memiliki arah, dia sekarang hanya diam, dan bahkan uangnya tak dapat menyelamatkan dirinya, apa yang sebenarnya terjadi? Dia tidak paham, jika memang Ibrahim yang melakukannya, kenapa pula Ibrahim melakukan itu, apa salah Martin padanya, bahkan Martin tidak pernah memiliki musuh yang betul-betul serius selain bisnis dan hanya dalam bisnis nya saja. Kini Martin melangkah maju ke depan Sarah dan dengan pelan membuka lengannya, dia memeluknya perlahan dan menenangkan Sarah dalam pelukannya. Mantan istrinya itu menangis sejadinya, dia membasahi pundak Martin. Air mata Sarah membanjiri bahu Martin. "Aku tidak pernah menyangka akan sejauh ini." Martin bergumam, dia menatap kosong ke depan. "Bagaimana jika mereka membunuh putriku.., bagaimana jika mereka melakukan...""Shussss.., jangan katakan sesuatu yang buruk," ucap Martin sembari melepas pelukannya dengan pelan

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 249

    "Aku menemukan Lizzia mu," ucap Ibrahim, dia berjalan ke arah Nigel yang berdiri menatap Raisi yang babak belur dan terikat di atas kursi. Raisi yang mendengarnya segera mengangkat kepalanya dan menatap Ibrahim. Mata Raisi membelalak menatap Ibrahim, selama ini dia percaya sekali dengan Ibrahim dan kini, dia menatap orang dari dalang semua hal ini. "Ibrahim?" gumam Raisi, darah mengalir di wajahnya. "Bagaimana kabar mu anak muda? kenapa? kau terkejut?" tanya Ibrahim yang kemudian mengabaikan Raisi. "Kau sialan itu! Kau yang melakukan semuanya? Dasar bajingan!" Raisi memberontak marah, matanya terlihat nanar sehingga memberi gangguan antara Nigel dan juga Ibrahim. Kini keduanya keluar dari ruangan itu dan melangkah jauh. "Dimana kau menemukannya?" tanya Nigel, dia terlihat lelah karena memukul anak sulung Dailuna. "Di istana Dailuna, dia bersembunyi di sana," jawab Ibrahim. "Hmm, sudah kuduga, dan bodohnya aku tidak mencarinya di sana. Ah lupakan, setidaknya kau sudah menemukan

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 250

    Kondisi Nadira semakin parah, dia bahkan hanya memakan beberapa suap saja di dalam kurungan dan Hatice semakin merasa terpuruk dengan kondisi demikian. Dia tidak tahu harus melakukan apa lagi untuk menyelamatkan Nadira. Dia lebih memikirkan kondisi keponakannya itu dibandingkan dengan kondisinya sendiri. Nadira saat ini tidur di atas pangkuan Hatice, matanya bengkak dan tubuhnya terasa ringan. Hatice memandang ke depan, ke arah dinding polos yang ingin sekali ia hancurkan. Dia bahkan tak dapat mengamuk dalam kesedihan dan kemarahannya. Dia hanya mengatakan, "Ayahmu akan menemukan kita," katanya, terus dia katakan pada Nadira yang masih saja meneteskan air mata dalam tidurnya. Isak tangis Nadira yang selalu besar, kini tak dapat terdengar lagi dia bahkan tak tahu apakah dia masih bisa selamat atau akan terjebak dan tiada di tempat mengerikan itu. Dia tidak memiliki harapan bahwa ayahnya akan datang padanya setelah mengetahui bahwa Andira sangat membuat ayahnya buta dan hanya berada d

Latest chapter

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 317

    "Kau sudah mendapatkan, dia kan?" tanya Ibrahim yang sekarang berada di hadapan Nigel. "Cepatlah akhiri ini, Nigel. Kau pasti akan segera mendapatkan apa yang kau inginkan, bukan?" Ibrahim yang saat ini duduk di hadapan meja Nigel dan Nigel tampak berpikir tetapi tidak senang dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Ibrahim. "Jangan terlalu tergesa-gesa, Ibrahim. Aku tahu kau sangat ingin membunuhnya sama seperti aku ingin sekali melenyapkan dia. Tapi kita tunggu, ya tunggu." Ibrahim tidak senang dengan aoa yang dikatakan Nigel, dia berdiri dan menghentakkan kursi, "Menunggu? Astaga aku sudah sangat lama menunggu dan menantikan momen ini, aku tidak ingin menunggu lebih lama lagi. Apa yang sebenarnya kau rencanakan!" Nigel tersenyum dan ikut berdiri, "Aku sudah katakan padamu. Kau cukup menjaga Andira dan biarkan dia merasa nyaman di sini, karena sebentar lagi dia akan berguna," kaga Nigel yang sekarang berjalan ke arah pintu. Dia membuka pintu ruangan itu dan mempersilahkan Ibrah

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 316

    "Nigel berhasil menangkap ayahmu, Raisi." Suara Litzia tenang. Sedangkan Raisi yang tampak tak berdaya itu hanya bisa menundukkan kepala. Dia lemas dan tidak tahu bagaimana dia akan merespon. "Akhirnya, dendam Nigel akan terselesaikan. Dia bisa menghabisi ayahku kapan saja. Tapi kenapa dia hanya menangkapnya?" Tatapan Raisi kini mengarah kepada Litzia yang terlihat tidak menemukan jawaban apa pun dari pertanyaan Raisi. Dia bahkan tidak tahu kenapa Nigel tidak menghabisi Martin saat ini juga. Kenapa dia harus menunggu waktu yang lama. "Entahlah, tapi untuk saat ini aku hanya mau kondisi mu lebih baik Raisi, kau harus makan sesuatu," kata Litzia yang masih menawarkan makanan untuk Raisi, "Jika tidak maka kau akan berada dalam kondisi yang buruk." "Saat ini aku bahkan jauh lebih buruk dari kematian itu sendiri, Litzia. Aku bahkan tidak tahu bagaimana rasanya makanan." Litzia lalu meraih piring itu dan berusaha untuk membuat Raisi memakan sesuatu, dia menyuapi Raisi dan tidak akan pe

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 315

    Martin terjatuh dan tidak bisa merasakan tubuhnya, apa yang baru saja dikatakan oleh Nigel adalah sesuatu yang sangat mengerikan. Martin sudah kehilangan Nadira dan dia tidak bisa kehilangan anak lagi. Tubuhnya yang sudah mulai kurus itu terus dihentakkan lelah Nigel yang penuh dengan kebencian dan dendam. Yang pada akhirnya Nigel mendapatkan Martin hidup-hidup. Ini adalah sebuah kesempatan baginya. Bagi Nigel untuk memberikan penderitaan mutlak pada Martin Dailuna. Martin yang tidak berdaya diseret menuju bangunan tua yang cukup terlihat besar, dan tubuh itu langsung dijatuhkan di atas lantai yang lembab. "Bawa dia ke tempat yang seharusnya." Nigel yang terlihat berjalan pergi dan meninggalkan tubuh Martin yang setengah sadar dan tak berdaya. Dan kemudian dibawalah tubuh itu menuju ke tempat yang seharusnya, dan kemenangan Nigel sudah di depan mata. Andira, Raisi dan Martin, adalah pion untuk balas dendam Nigel. Di sisi lain ada Ibrahim yang sama sekali tidak terima Dnegan sikap

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 314

    Lalu ketika itu, Martin yang tidak berdaya dan diseret paksa oleh Nigel membuat pria ini, yang sangat tak berdaya dan seolah tak bisa apa-apa dijatuhkan ke atas rerumputan yang lembab. Dia tentu tak bisa melakukan apa pun karena tak bersenjata dan tak ada yang bisa menyelamatkan Martin sekarang, dalam benak Martin mungkin inilah saatnya dia akan tiada. Tetapi apakah Martin akan menyerah bahkan sebelum dia bertemu dengan Andira dan juga Raisi, bagaimana jika kondisi Raisi dan Andira saat ini tidak lagi naik-naik saja dan dalam masalah yang besar? Martin tentu tidak ingin semua itu terjadi apa lagi untuk kehilangan seorang anak lagi, dia tidak mau dan tidak akan membiarkan hal yang tidak senonoh itu terjadi pada keluarganya. "Lihat sekarang diri mu, Martin, kau bukan siapa-siapa lagi dan kau tidak punya apa-apa, kau bahkan tidak tahu caranya melawanku, seakan kau bukan lagi Martin Dailuna." Tawa terdengar dari bibir Nigel, dia kemudian terbahak-bahak dan tak punya belas kasihan kep

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 313

    Martin menendang senapan yang berada di tangan Nigel dan akhirnya senapan itu terjatuh di atas rerumputan basah di malam hari, dia berlari sekuat mungkin dan Nigel hanya tertawa, berpikir bahwa Martin tidak akan lolos. Senyum jahat tampak di bibirnya yang di mana saat ini, Martin berusaha keras untuk menghindari moncong senjata panas dari Nigel. Sementara itu, langkah kaki Nigel semakin cepat, dan mengikut dengan langkah kaki Martin yang berlari. Nigel menganggap bahwa pantang dilakukan oleh Martin adalah sesuatu yang sia-sia yang membuat Nigel tertawa terbahak-bahak. "Kali ini siapa yang akan menyelamatkan kau, ha, bukanlah yang telah memenjarakan aku selama ini! Martin. Aku selama ini menjadi pelindung kau, tapi apa balasan mu, ha!" Nigel membentak dan ketika Martin terjatuh, dia seolah terjatuh ke dalam sebuah memori yang pernah dialami olehnya sebelumnya, dia dikejar oleh Nigel ketika itu, saat Nigel diperintahkan oleh Mark untuk memata-matai Martin. "Aku tidak mungkin t

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 112

    Masa lalu adalah yang paling menyakitkan dan yang paling ingin dilupakan oleh Martin Tapi sayangnya orang-orang yang berada di sekitar Martin selalu mengingatkan Martin terhadap Apa yang membuat pria setengah baya ini selalu terluka. Tak ada yang bisa dilakukan Martin sekarang di hadapan moncong senapan yang dihadapkan ke arah kepala Martin dan hanya satu gerakan saja ketika jari Nigel menarik pelatuk itu maka meledak lah kepala Martin. Sementara pria ini hanya menunggu kapan Nigel akan meledakkan kepalanya dan dia akan terbebas dengan apa yang selama ini terjadi tetapi sayangnya hal yang paling diinginkan Martin saat ini adalah untuk membebaskan Raisi dan Andira. Tetapi di mana Andira saat ini? Tentu Hal itu membuat Martin merasa bingung luar biasa dan ingin segera menemukan di mana mereka berdua karena jika Martin tiada sebelum menemukan Andira dan Raisi, maka kehidupan Martin akan berakhir dalam ketidaktenangan. "Sebelum kau menarik pelatuk itu, sebaiknya kau katakan apa yang s

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 311

    "Aku tidak percaya aku bisa menemukan kau di sini, Martin Dailuna." Suara yang begitu mengagetkan, Martin yang berada di tengah hutan saat ini, di malam hari dan masih dalam perjalanan di mana dia harus menemukan bangunan tua di mana Nigel menyembunyikan Andira. Ketika Martin berbalik kemudian Martin melihat siapa yang berada di belakang Martin, yang di mana saat itu dan yang berada di belakang Martin ternyata adalah Nigel. Dengan senapan di tangan Nigel dan ditodongkan tepat ke arah kepala Martin membuat pria setengah bahaya ini langsung mengangkat kedua tangannya dan saling berhadapan dengan Nigel Dailuna. Beberapa kali Martin menelan saliva dan tentu saja terkejut dengan apa yang baru saja dilihat oleh Martin dan siapa yang berada di hadapan pria setengah baya ini. "Sangat mengejutkan bahwa aku bisa menemukan engkau di malam hari tepat di tengah hutan ketika aku sedang ingin berburu, yang pada akhirnya buruhan ku pun aku temukan." Nigel membuat Martin merasa bahwa Martin haru

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 310

    Terjadi kekacauan antara Sarah dan Randy, di mana mereka berdua tidak ada satu pun yang bisa saling meredakan, kini hanya ada Ray yang melihat aksi Sarah dan Randy yang sekarang berlutut di lantai sambil meraih pecahan demi pecahan yang ada di atas lantai. Pecahan biola yang kini remuk dan tidak utuh lagi serta tali biola dan tak akan bisa utuh secara instan, atau mungkin dia harus membuang biola itu, Sarah langsung tersadar bahwa dia sedang melakukan sebuah kesalahan yang membuat hati Randy patah. Tentu hal ini membuat Sarah menyesal luar biasa, dia lalu dengan perlahan ikut berlutut di hadapan Randy sementara Ray hanya diam sambil menggelengkan kepala melihat aksi kakaknya itu. "Keluar." Randy bergumam dan Sarah mengabaikan ucapan Randy, dia tetap membantu Randy memungut serpihan biola itu, yang hanya membuat Randy merasa kesal dan berkata, "Aku bilang keluar dari sini!" Sebuah suara yang kini membentak dan membuat Saran terhentak. "Ibu minta maaf, sayang," kata Sarah tapi Randy

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 309

    "Ibu hanya ingin memastikan, Randy bahwa sama sekali tidak ada masalah di sekolah lagi, agar kau bisa belajar dengan tenang, atau Ibu mungkin akan membawa kau ke sekolah lain," kata Sarah yang mengelus lembut rambut Randy tapi Randy memalingkan wajah dan tidak senang dengan jawaban sang ibu. "Itu hanya akan memperburuk masalah Ibu, jika Ibu datang ke sekolah dan memarahi anak nakal itu, maka mereka tidak akan berhenti mengganggu aku," kaya Randy dengan nada suara yang kesal. "Tapi sayang ibu hanya berusaha melakukan sesuatu yang terbaik untukmu," ucap Sarah sekali lagi tapi Randy tidak peduli, dia memalingkan wajah dan tidak senang dengan sang ibu, membuat Sarah merasa tersindir, dia sudah melakukan hal yang luar biasa untuk Randy tapi bahkan untuk saat ini Randy masih saja tidak melihat kepedulian ibunya sendiri. "Kenapa Ibu tidak bisa diam, seharusnya ibu duam saja dan tidak usah melakukan apa pun," kata Randy sambil menghentakkan tangan Sarah yang mengelus lembut rambut Randy, k

DMCA.com Protection Status