Home / Lain / Racun Mulut Tetangga / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Racun Mulut Tetangga: Chapter 121 - Chapter 130

259 Chapters

Istri Ketiga

Ibu duduk di bangku meja makan lalu menceritakan apa yang terjadi. Warga sedang heboh dengan berita Fitri yang dilamar anak pemilik pondok yang sudah mempunyai dua istri."Ya seperti biasa dong dimana lagi gosip disini cepat tersebar kalau bukan di warung bu Sri," balas ibuku."Tidak usah mendengarkan cerita hoax yang belum tentu benar adanya bu. Ratna juga tidak akan tinggal diam kalau dilangkahi adiknya. Apalagi pak Nurdin mana mau anaknya dijadikan istri ketiga," jawabku.Ibu mengangguk dan berkata perkataanku ada benarnya juga. Tidak ada yang mengijinkan anaknya menjadi selir atau hanya menjadi istri kedua apalagi istri ke tiga.Pak Nurdin pasti tidak rela melepaskan anaknya begitu saja."Tapi kalau seandainya kejadian bagaimana Dar?" tanya ibuku."Ya mau gimana lagi sudah menjadi ketetapan yang maha kuasa," jawabku.Aku selesai sarapan lalu berangkat kerja. Bulan ini terakhir kerja di tempat pak Maulana aku diterima di perusahaan baru yang lebih besa
last updateLast Updated : 2022-04-03
Read more

Berkelahi gara-gara Hutang

Aku menoleh ke sumber suara ternyata beberapa orang terlihat sedang melerai pertengkaran antara bu Lastri juga bu Mutia. Entah apa yang menjadi penyebabnya bukankah tadi mereka masih haha hihi mengomentari Fitri yang akan menjadi istri ke tiga. Kenapa sekarang jadi baku hantam seperti itu."Kehidupan di sini sungguh membuat kepala pusing," ucap Nungki."Yah seperti itulah tinggal di sini. sudahlah ayo jalan. Nanti juga ada yang mengabariku ada gosip apa di kampung ini," balasku.Nungki melajukan kembali mobilnya menuju perusahaan tempatku bekerja. Kami berpisah sementara karena bekerja di tempat yang berbeda."Sampai ketemu nanti sore ya," ucap Nungki sambil membunyikan klaksonnya."Hati-hati di jalan Nungki. Sampai ketemu nanti sore," balasku sambil melambaikan tangan.Hari ini pekerjaan terasa ringan dan cepat selesai. Aku pulang ontime sendirian karena Nungki masih ada banyak urusan. "Ibu, aku pulang," ucapku sambil duduk di dekat ibu yang memega
last updateLast Updated : 2022-04-03
Read more

Kompor Meleduk.

Pak Hansip datang melerai keduanya yang sedang bertengkar tak tahu waktu itu. Sudah malam masih jambak-jambakan seperti anak bocah yang berkelahi padahal sudah nenek-nenek."Hentikan apa kalian ini tidak ingat umur kalau berkelahi besoknya mati gimana hah!" bentak pak Hansip."Dia buat aku jengkel pak hansip. Janji hutang berdua bayarnya separoan tapi beberapa kali mangkir dan malah pamer perhiasan ke warga desa," jawab bu Mutia.Pak Hansip tetap menyalahkan perbuatan mereka yang tak tahu aturan itu. Apa nggak malu di lihat anak cucu mereka sendiri. Sudah tua harusnya pada taubat ingat mati ini semakin menjadi juga bertengkar seperti bocah."Iya saya tahu bu Mutia kalau bu Lastri mungkin salah tapi tidak pantas juga sudah nenek-nenek bau tanah berkelahi sampai jambak-jambakkan seperti ini. Kalau tiba-tiba struk gimana? Yang rugu kalian yang sengsara anak cucu yang mengurus," nasihat pak Hansip."Biarin saja pak hansip jangan melerai mereka, itu karena mereka
last updateLast Updated : 2022-04-03
Read more

Klatifikasi

Bu Endang menolak dan juga mengatai aku sebagai pencari muka pada warga biar dianggap bijak juga ingin menjadi populer di depan para warga. Aku tak mempedulikan bu Endang berkata apa yang jelas sekarang adalah persetujuan dari warga."Setuju, kami setuju kalau anak bu Endang juga anak bu Mutia di hadirkan di sini untuk klarifikasi sebenarnya apa yang terjadi sehingga orang tuanya pada bertengkar masalah anak seperti ini," balas pak Hansip."Kalian ini sudah pada tua, pada bangkotan bau tanah juga kenapa menyetujui ocehan anak baru kemarin sore seperti Dara ini. Nanti dia semakin besar kepala dan tak hormat lagi pada kalian!" seru bu Endang.Beberapa warga meneriaki bu Endang sebagai orang yang gila hormat, gila jabatan, serta ingin selalu disanjung oleh warga desa sukma jaya.Orang tua tidak selalu benar, juga anak muda juga sepenuhnya salah. Tapi walaupun anak muda yang benar ya tetap kalah sama yang tua."Saya setuju saja sih bu Endang. Daripada kami penas
last updateLast Updated : 2022-04-04
Read more

Saling Terbuka

Husna menghembuskan nafasnya panjang menahan emsoi yang ada dj hatinya. Aku lihat wajah bu Endang senang karena bisa menghasut pria yang akan menjadi suami Husna."Ya sudah bu. Kami saling terbuka jujur apa adanya," jawab Husna."Loh kamu beneran mau sama yang secara tertulis di ktp gadis tapi sebenarnya sudah melahirkan dua anak dari lelaki yang berbeda?" tanya bu Endang pada lelaki di samping Husna.Husna sempat hendak emosi tapi sepertinya lelaki di sampingnya menahan Husna agar tidak terpancing emosi bu Endang. Husna mengalah dan membiarkan lelaki di sampingnya menjawab sesuai apa yang ada di hatinya."Seperti apa yang dikatakan Husna tadi bu. Kami sudah saling terbuka dan jujur apa adanya. Saya mau menerima Husna juga anak-anaknya," jawab lelaki bersama Anton itu."Maksudnya sudah saling terbuka bagaimana? Sudah saling buka baju gitu ya jangan-jangan! seru bu Endang.Ya ampun bu Endang ini pintar sekali mengaduk emosi orang. Bagaimana nanti giliran
last updateLast Updated : 2022-04-04
Read more

Fitri akhirnya muncul

Bu Mutia menjelaskan apa yang ia maksud. Pak Nurdin secara seksama mendengarkan dan mencoba mencerna apa yang dimaksud oleh bu Mutia. Aku juga ikut buka suara sedikit saja untuk memperjelas apa yang disampaikan oleh bu Mutia. Pak Nurdin mengangguk pelan-pelan sepertinya sudah mengerti apa yang kami maksudkan."Tapi pak Nurdin biar lebih jelas suruh si Fitri menemui kita saja menjelaskan apa yang menjadi permasalahan di sini," ucap bu Mutia."Untuk apa kamu suruh anakku keluar hah. Cukup suamiku saja yang menjelaskan sepertinya sudah memperjelas semuanya," balas bu Endang ketus."Kamu menyuruh anakku klarifikasi kenapa giliran anakmu tidak mau hah. Dasar manusia ular kamu!" seru bu Mutia kesal sekali.Pak Nurdin akhirnya yang menjelaskan dan kami semua mendengarkan apa yang disampaikan memang cukup jelas sih. Fitri memang di sukai oleh anak pemilik pesantren tapi beliau sudah mempunyai dua istri. Pak Nurdin tidak memberikan ijin kalau anaknay harus menjadi
last updateLast Updated : 2022-04-04
Read more

Ilmu Pengasih

Aku tersenyum pahit saat bu Endang mengatakan itu kenapa bisa kata seperti itu begitu enteng terucap. Ilmu pengasih seperti apa yang aku pakai ini. Aku berharap bu Endang dapat memegang atau mempertanggungjawabkan kata-katanya."Bu Endang jangan asal bicara ilmu pengasih apa? Atau jangan-jangan bu Endang yang masuk pesantren tubuhnya seperti kebakar karena kebanyakan jin tukang gosip yang menempel!" jawabku."Kurang ajar kamu ya nggak sopan sama orang tua," hardik bu Endang."Saya akan sopan kalau lawan bicara saya juga sopan," jawabku lagi.Para ibu-ibu yang menonton kejadian ini tertawa bersama. Menertawakan bu Endang yang memang suka bergosip, walaupun dia bilang kalimat demi kalimat yang ia lontarkan sudah terverifikasi dan dapat dipertanggung jawabkan sama saja dengan kepo pada masalah orang."Sudah-sudah jangan berdebat lagi, ibu juga jangan asal bicara nanti orang lain tersinggung," pinta Fitri."Coba Fit. Kamu kan sudah lama di pesantren ibunya d
last updateLast Updated : 2022-04-05
Read more

Terjawab Sudah

Fitri tersenyum lalu berkata dia pertama kali mengeanl anak pemilik pesantren itu adalah ketika mengajar di kelasnya. Karena sering bertemu karena Fitri timbul kedekatan diantara mereka. "Saya pertama kali bertemu dengan beliau saat mengajar di kelas bu. Saya sendiri juga menyukinya makanya mau untuk dinikahi, tapi bapak tidak menyetujuinya," balas Fitri."Ya jelas tidak menyetujuinya, bapak mana yang mau anaknya menjadi istri ketiga. Orang ibunya saja kalau ada istri kedua atau pelakor mulutnya gatal menghiannya. Masa anaknya mau jadi istri ketiga,"ucap bu Mutia sambil terkekeh menertawakan bu Endang.Pak Nurdin mengatakan tidak akan merestui hubungan mereka. Dan akan memindahkan Fitri ke pesantren yang lainnya. Demi kebaikan bersama dan tidak ada lagi hal yang tidak diinginkan pak Nurdin berencana memisahkan mereka. Aku sangat lega mendengar hal ini. Semoga keputusan pak Nurdin adalah keputusan yang terbaik bagi anaknya juga kedua belah piha
last updateLast Updated : 2022-04-05
Read more

Masih Berani Pulang Kamu!

Bu Endang ternyata pingsan mungkin sudah tak kuat lagi menahan gejolak yang ada di hatinya. Anak-anaknya membuatnya kecewa."Tenang ibu-ibu, kita bagi dua saja ya. Satu mengurus bu Endang. Satu lagi kelompok ikut kami ke bidan," pintaku."Baik kalau begitu bu Endang serahkan pada kami saja!" seru bu Mutia selaku bu Rt.Akhirnya kami dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok mengurus bu endang yang pingsan. Kelompok kedua mengurus Fitri untuk menjalani pemeriksaan di bidan."Bu Bidan mohon maaf mengganggu malam-malam begini. Saya ingin melakukan pemeriksaan usg untuk adik kami," pintaku."Baiklah silahkan masuk," jawab bu Bidan.Tak butuh waktu lama bu Bidan memeriksa manual dan juga usg. Setelah aku menjelaskan maksud kedatangan kami untuk apa. Bu bidan tersenyum menatap wajah manis Fitri lalu menasihatinya."Kamu itu masih muda. Masa depan masih panjang untuk apa menipu orang tua. Menikah bukan untuk main-main banyak yang perlu dipersiapkan, a
last updateLast Updated : 2022-04-05
Read more

Merasa Lega

Aku kembali menyerahkan surat keterangan dari Bidan kepada bu Endang yang masih emosi. Mau tak mau bu Endang harus tahu kalau sebenarnya Fitri tidak hamil, itu hanya sebuah alsan agar bapaknya memberikan ijin menikah. "Bu Endang kalau tidak mau baca dulu ya nggak bakalan tahu apa isinya loh," ucapku. "Apa kamu sedang meledekku hah! Aku tahu isinay pasti adalah sudah berapa usia janin di kandungan Fitri anak durhaka itu," ucap bu Endang. Aku membacakan apa yang tertera di surat itu. Karena isinya menyatakan bahwa Fitri tidak mengandung. Ibu-ibu yang lain kaget bukan main. Kenapa Fitri bisa mengatakan kalau sedang hamil. Sebegitu ngebetkan ingin kawin sehingga membohongi semua orang. "Apa yang ada dipikiranmu Fitri sehingga gampang banget berkata kalau kamu hamil. Memang menikah itu enak apa. Kalau beras dan gas habis bersamaan nanti kamu akan pusing memikirkan masalah yang timbul saat berumah tangga, kamu itu kok nggak berpikir dulu kalau mau bertindak samapi ibum
last updateLast Updated : 2022-04-06
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
26
DMCA.com Protection Status