Hampir sejam melewati jalan tol, perjalanan dilanjutkan lagi menggunakan angkutan kota juga selama satu jam. Anggi menyiapkan selembar uang lima ribuan dan selembar dua ribuan. Sejak ia naik angkot dari depan sebuah Rumah Sakit tadi hanya ada dua penumpang yang menaiki angkot ini. Ia dan seorang perempuan berseragam hijau yang turun di depan sebuah pabrik."Sepi ya, Neng." Sopir angkot seolah dapat membaca pikirannya."Iya, Mang. Apa tiap hari seperti ini?""Betul, Neng. Semenjak ada mobil dan motor yang bisa dipesan lewat aplikasi itu angkot jadi ga laku. Anak-anak sekolah aja seneng naik mobil dari aplikasi itu, mereka bisa patungan. Dan enak pake AC katanya." Mang sopir tertawa miris."Rezeki Mang pasti ada. Semoga banyak penumpang ya Mang.""Amin, Neng. Rezeki kan sudah diatur Allah ya, Neng."Angkot ngetem di sebuah pabrik lainnya, sebentar lagi jam pulang para pegawai pabrik. Anggi tak protes, toh iya juga tak terburu-buru. Ia ikut senang saat beberapa pekerja pabrik menaiki angk
Read more