“Apa ini?” Prams menatap dada Nayla yang memiliki bekas merah keunguan. “Apalagi? Demi uang aku harus begini,” balas Naraya. Tanda merah yang ditinggalkan Hardi, terlihat jelas karena dirinya melepas jaket yang dikenakannya dari rumah. Prams menaikkan satu sudut alis, merasa jika kini Nayla mulai kecanduan bercinta. Nayla mengikat rambutnya, lantas berjalan ke arah Prams yang duduk di tepian ranjang. Wanita itu memegang kedua pundak Prams, kemudian dia duduk di atas pangkuan kekasihnya itu saling berhadapan. “Kamu jangan cemburu, ini semua demi kita. Kalau aku tidak begini, nanti tidak dapat uang. Kamu tahu, aku mendapatkan uang dari Hardi kemarin,” ujar Nayla merayu Prams agar tidak cemburu karena dirinya tidur dengan Hardi. Prams hanya memanfaatkan tubuh Nayla, selama dia bisa menikmati kemudian juga mendapatkan uang, tentunya Prams tidak akan melarang jika Nayla menjual diri ke pria hidung belang. “Kamu memang hebat, Nay. Bisa merayu pria itu agar mengeluarkan uang untuk menik
Baca selengkapnya