Semua Bab Terjebak Cinta Saudara: Bab 141 - Bab 150

155 Bab

Stella lagi

Naraya masuk ke kafe dan tampak mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan kafe itu. Dia sudah pulang dari liburan dua hari yang lalu karena Kalandra harus kembali bekerja karena ada proyek yang harus dikerjakan.Saat melihat apa yang dicari, Naraya pun melambaikan tangan dengan senyum lebar di wajah. Dia pergi ke kafe tempat Nayla bekerja, sengaja ke sana karena ingin melihat adiknya bekerja.Nayla baru saja selesai menyajikan minuman ke pengunjung, hingga membalas lambaian tangan sang kakak saat melihat Naraya datang. Dia tersenyum lebar, sebelum kemudian berjalan menghampiri kakaknya itu.“Kenapa kamu ke sini?” tanya Nayla sambil memeluk nampan yang dibawa.“Mau main memangnya tidak boleh,” jawab Naraya dengan senyum masih merekah di wajah.Nayla pun mempersilakan Naraya duduk layaknya tamu kafe, kemudian memberikan buku menu karena Naraya memintanya.“Aku bosan di rumah jadi berpikir buat ke sini,” kata Naraya sambil melihat-lihat menu makanan.“Ya, memang kalau di rumah terus membo
Baca selengkapnya

Mangga muda

Nayla baru saja keluar dari dapur setelah selesai mengecek perkejaannya, hingga dia melihat seorang wanita sedang berdiri di samping meja sang kakak sambil memarahi. Tentu saja Nayla tidak akan tinggal diam melihat kakaknya dimarahi orang lain, hingga dia pun mendekat untuk membela sang kakak.Namun, saat Nayla baru saja akan sampai di meja Naraya, dia melihat wanita yang bersama kakaknya mengangkat tangan dan siap memukul, membuat Nayla murka dan buru-buru mendekat.Sebelum tangan Stella melayang ke pipi Naraya, Nayla sudah dulu menarik tangan wanita itu kemudian mendaratkan tamparan di pipi Stella.Plak!Suara tamparan itu begitu keras, hingga pengunjung kafe terkejut dan kini menatap ke arah Naraya dan Nayla.Naraya pun terkejut, ditatapnya sang adik yang kini berdiri di samping Stella dan baru saja melepas tangan wanita itu.“Nay.” Naraya tidak menyangka jika Nayla akan memukul Stella.“Jangan coba-coba memukul kakakku, karena itu yang akan kamu dapatkan!” Nayla bicara sambil menu
Baca selengkapnya

Bersikap aneh

Kalandra dan yang lainnya menatap Naraya dengan rasa heran saat mereka berada di meja makan. Tidak biasanya Naraya makan dalam porsi banyak, bahkan bisa dibilang kali ini dua kali lipat dari biasanya Naraya makan.“Kenapa kalian menatapku?” tanya Naraya saat menyadari jika semua tatapan tertuju ke arahnya.Evangeline dan yang lain langsung mengalihkan tatapan, kemudian fokus menyantap makanan mereka, sedangkan Kalandra masih menatap sang istri yang duduk di sampingnya.“Kamu yakin bisa menghabiskan itu?” tanya Kalandra sambil melirik piring Naraya.Naraya menatap piringnya yang memang penuh dengan lauk, hingga kemudian mengangguk untuk menjawab pertanyaan sang suami.“Habis, ini lauknya enak, makanya aku makan banyak,” ujar Naraya memberi alasan yang bisa diterima semua orang.Kalandra akhirnya membiarkan asalkan Naraya bisa menghabiskannya.Selepas makan malam, Kalandra pergi ke ruang kerja untuk mengambil berkas dan laptop, hendak membawanya dan mengerjakan di kamar. Saat baru saja
Baca selengkapnya

Hamil

Saat pagi menyapa, Kalandra meraba sisi ranjang yang ternyata sudah kosong. Dia mencoba membuka kelopak mata perlahan karena sang istri sudah tidak berada di sampingnya. Kalandra bangun dan mengedarkan pandangan, tapi tidak mendapati Naraya di kamar. Waktu baru saja menunjukkan pukul empat pagi, tidak mungkin Naraya bangun dan keluar.“Ra!” panggil Kalandra yang berpikir Naraya berada di kamar mandi.“Ya, aku di kamar mandi!” Benar saja, Naraya ternyata ada di sana.Kalandra menyibakkan selimut yang menutupi kaki, lantas turun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi.“Kamu kenapa? Sakit perut?” tanya Kalandra cemas karena tidak biasanya Naraya bangun sepagi ini.Tidak ada jawaban dari dalam, membuat Kalandra semakin yakin jika Naraya pasti mulas karena kebanyakan makan mangga muda semalam.Beberapa saat kemudian, pintu kamar mandi terbuka, Naraya keluar sambil memegangi perutnya. Dia berdiri di ambang pintu menatap suami yang memasang wajah garang.“Lihat! Kamu dibilang malah nge
Baca selengkapnya

Mood berubah-ubah

Kalandra menautkan jemarinya dengan Naraya, bahkan sesekali mengusap perut sang istri yang masih datar hingga membuat siapapun yang melihatnya iri.Naraya sampai tersipu malu, melirik ke kanan dan kiri saat beberapa orang yang duduk maupun berlalu lalang menatap ke arahnya.Mereka berada di rumah sakit untuk memastikan kehamilan Naraya, Kalandra bersikukuh ikut karena ingin mengetahui bagaimana kondisi janin calon bayinya.“Al, kamu membuat semua orang menatap ke arah kita,” ujar Naraya dengan setengah berbisik.“Menatap kenapa?” Kalandra mengabaikan pandangan semua orang karena merasa tidak salah.“Kamu terus menggenggam jemariku, belum lagi mengusap perut yang datar,” bisik Naraya.Kalandra menengok ke sekitar, lantas kembali menatap Naraya.“Biarkan saja, aku menggenggam jemari dan mengusap perut istriku, memangnya salah?”Naraya kalah telak mendengar ucapan suaminya, hingga akhirnya memilih diam saja.Nama Naraya pun dipanggil, dia dan suaminya pun masuk ke ruang pemeriksaan.Dokt
Baca selengkapnya

Jenis kelamin

Tidak terasa kandungan Naraya kini sudah memasuki usia lima bulan, perut Naraya memang terlihat sangat besar, tidak seperti ibu hamil pada umumnya di usia itu. Ternyata Naraya hamil bayi kembar, saat pemeriksaan pertama janin yang terlihat hanya satu, tapi saat pemeriksaan kedua baru diketahui jika ada dua janin yang tumbuh di sana, itulah yang membuat nafsu makan Naraya bertambah, karena ada dua calon bayi yang butuh asupan gizi lebih banyak.Siang itu Naraya dan Kalandra pergi ke rumah sakit untuk mengecek kondisi calon bayi mereka. Naraya sudah berbaring di ranjang, siap untuk diperiksa. Kalandra sendiri terus berada di samping ranjang sambil memegang tangan Naraya, dirinya tidak sabar ingin bertanya jenis kelamin bayi kembar mereka.“Semuanya tampak bagus, detak jantungnya juga normal.” Dokter memperlihatkan titik kecil yang berkedip di layar monitor, itu adalah detak jantung calon bayi Kalandra dan Naraya.“Detak jantung satunya tidak terlihat karena ditutupi anin satunya,” ujar
Baca selengkapnya

Lamaran Kenan

Hari itu Naraya dan yang lainnya pergi untuk ikut dalam acara lamaran yang akan dilakukan Kenan. Setelah beberapa bulan berpacaran, akhirnya Kenan memantapkan hati untuk melamar Amanda.Semua orang singgah di hotel sebelum acara lamaran yang akan dilakukan esok hari, sedangkan Naraya meminta izin tinggal di rumah Amanda karena melepas rindu dengan temannya itu.“Perutmu besar sekali, Na? Bukankah kamu bilang baru lima bulan?” tanya Amanda keheranan.“Aku lupa bilang kalau mereka kembar,” ujar Naraya saat melihat temannya terheran-heran melihat perutnya yang besar.“Kembar?” Amanda seolah tidak percaya jika Naraya akan memiliki bayi kembar.Naraya mengangguk-angguk, sebelum kemudian berbisik, “Mereka laki-laki.”Amanda semakin tidak percaya karena Naraya bisa seberuntung itu. Dia menyentuh perut Naraya yang besar, penasaran sedang apa bayi kembar Naraya sekarang.Saat tangan Amanda sedang menyentuh dan mengusap lembut, tiba-tiba terasa gerakan dari dalam sana.“Mereka bergerak.” Amanda
Baca selengkapnya

Menengok calon bayi

Kalandra berbaring berbantal paha Naraya, dengan posisi miring dia menghadap ke perut sang istri dan terlihat sesekali menciumnya manja.“Apa mereka lapar atau menginginkan sesuatu?” tanya Kalandra sambil mengusap perut Naraya lagi.“Mereka sudah makan banyak tadi, jadi ga mau apa-apa lagi,” jawab Naraya sambil mengusap rambut suaminya.Kalandra kembali mencium perut Naraya, sebelum kemudian bangun dan mencium bibir istrinya itu.“Sekarang papinya yang menginginkan sesuatu,” ujar Kalandra dengan senyum menggoda.“Mau apa?” tanya Naraya dengan dahi berkerut halus.“Mau nengokin mereka,” jawab Kalandra tanpa basa-basi.Naraya terkesiap tapi kemudian terlihat malu karena ternyata suaminya meminta jatah. Kalandra memang tidak pernah meminta saat usia kandungannya masih di trimester pertama, itu karena larangan dari dokter agar kondisi jalan rahimnya tidak terbuka karena berhubungan intim. Namun, dokter mengizinkan jika berhubungan setelah masuk di trimester kedua.“Boleh, tapi jangan buat
Baca selengkapnya

Kebersamaan

Hari pernikahan Kenan dan Amanda pun tiba, mereka menikah tiga bulan setelah acara lamaran berlangsung. Mereka melakukan akad di rumah Amanda, tapi sepakat mengadakan pesta di rumah Kenan karena Milea yang meminta dan disetujui oleh keluarga Amanda.Naraya sendiri senang karena pesta diadakan di rumah Milea, sehingga dia tidak harus bepergian ke luar kota dalam kondisi hamil besar. Usia kandungan Naraya kini sudah memasuki usia delapan bulan, dan ukuran perutnya pun begitu besar karena bagi kembarnya.“Untung kalian menikah di sini, jadi aku tidak kerepotan pergi ke luar kota,” ucap Naraya saat mendatangi kamar Amanda.Amanda dan keluarganya diberi tempat di rumah Evangeline agar memudahkan mereka saat pergi ke rumah Kenan.Amanda langsung berlutut di depan Naraya yang sedang duduk, lantas mengusap-usap lembut permukaan perut temannya itu.“Aunty ‘kan baik, jadi ga mau nyusahin kalian,” ucap Amanda dengan tangan mengelus perut Naraya.Usai bicara demikian, terasa gerakan bergeser di p
Baca selengkapnya

Resepsi pernikahan

Hari itu Naraya hanya duduk menanti acara resepsi pernikahan Amanda dan Kenan dimulai. Dia tidak bisa membantu banyak hal karena kondisinya yang sudah hamil besar.Orang-orang berlalu-lalang menyiapkan diri untuk berangkat menuju rumah Kenan. Amanda sudah didandani begitu cantik dengan gaun yang tidak terlalu mewah tapi begitu indah.“Kita siap berangkat sekarang,” kata Kalandra saat menghampiri istrinya.Naraya mengangguk, kemudian berusaha berdiri meski agak kesusahan. Kalandra pun dengan sigap memegang pundak dan lengan Naraya, membantu istrinya itu berdiri dengan tegap.“Terima kasih,” ucap Naraya setelah sudah berdiri dengan benar.“Ra, apa kamu sakit?” tanya Kalandra karena wajah Naraya terlihat pucat. Kalandra takut jika istrinya kecapean.Naraya menangkup kedua pipi saat mendengar pertanyaan Kalandra, dia sudah menggunakan make up tipis, apa mungkin masih terlihat pucat.“Aku baik-baik saja, mungkin karena semalam kurang tidur akibat mereka terus menendang,” jawab Naraya sambi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status