Lewat tengah malam, Suryawijaya masih terjaga meski menahan kantuk yang kian mendera. Setumpuk lembaran tugas tesis akhir yang molor dan buanyakkk tetap saja hanya nama Nawangsih yang menyita seluruh jiwanya."Apa benar, semesta bekerja dengan baik? Dimana aku ingin menghindari Keneswari, disaat itu pula aku disibukkan dengan banyak hal." Suryawijaya bergumam, sembari memejamkan mata. "Seandainya kamu disini, Tania. Kamu bisa menggantikan posisi Ibunda dan kita bisa bekerjasama. Itu bagus dan kamu akan mengajakku berdebat dengan gagasanmu yang lucu-lucu dan sensitif."Terbayang Nawangsih, Suryawijaya tersenyum. "Sedang apa kamu hari ini, Nia? Kenapa jauh sekali kamu perginya."•••Nawangsih menguap seraya menutup mukanya dengan bantal, ia memukul-mukul bantal itu dengan racauan di pagi yang cukup dingin baginya."Baru kuliah dua Minggu tugas udah banyak banget. Ibu... bantuin, pengen pulang, kangen lodeh, tempe goreng, kangen bunga sedap malam, kangen minum dawet, hu - hu, Ibu." rengek
Last Updated : 2022-04-15 Read more