Beberapa saat setelah pemakaman, Kaliya serta Orlando kembali ke dalam rumah. Awalnya, tidak ada yang memulai pembicaraan di antara mereka. Sampai akhirnya, Orlando angkat bicara.“Kenapa kamu tidak kembali ke tempat aslimu?”Kaliya bergeming. Dia melirik Orlando yang sedari tadi sibuk memilah perabotan tua milik mendiang nenek tua.“Apa pedulimu? Apa kamu takut aku akan melakukan sesuatu kepadamu?”“Jangan bersikap angkuh. Sekarang aku sudah tahu kalau kamu tidak bisa menyakitiku. Benar, kan?”“Cih.” Kaliya membuang muka. Dia berjalan ke ambang pintu. Tatapannya lurus ke arah pepohonan.Mendengar Orlando berkata demikian, entah kenapa Kaliya menjadi kesal. Fakta bahwa dia selalu gagal mencelakai Orlando juga masih menjadi sebuah misteri. Ditambah lagi dengan energi dari nenek tua tadi yang membuat hasrat membunuh dalam diri Kaliya tiba-tiba saja mereda.Mendadak, Kaliya mendapat sebuah
Last Updated : 2024-10-29 Read more