Share

12. Sebuah Penghalang

Penulis: justphantom
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-11 23:28:59

Pengejarannya terhadap Orlando juga bukan tanpa alasan. Kala mengetahui jika membunuh manusia bisa membuatnya semakin kuat, Kaliya segera mengikuti ke mana aroma Orlando pergi.

Ya. Kaliya ingat bagaimana busuknya bau Orlando. Jika di dunia iblis, semakin busuk suatu kaum, maka semakin kuat dan dipuji-pujilah mereka. Maka dari itu, Kaliya sempat bingung. Apakah Orlando adalah bagian dari iblis juga? Namun, kenapa Orlando bentukannya sangat manuasiawi sekali?

“Siapa sebenarnya dirimu?” bisik Kaliya kepada lelaki itu.

“Kenapa aku tidak bisa melukai orang bodoh sepertimu?”

“Tentu saja kamu tidak boleh!” balas Orlando gemetaran.

Mata Kaliya memicing saat tiba-tiba setitik cahaya muncul dari ujung jalan. Suara sirine menggema di tengah kegelapan malam.

“Suara apa itu?” tanyanya panik.

“I-itu suara mobil polisi, bodoh! Kamu akan segera ditangkap karena telah membunuh orang lain!”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta dari Perempuan Berwujud Iblis   13. Perempuan Tua

    “Tidak!” seru petugas kepolisian itu saat melihat Kaliya dan Orlando terjun dari jembatan.“Apa mereka sudah gila?” ujar yang lain masih syok.“Bagaimana ini, Sir?”“Cepat hubungi bala bantuan, dan beri tahu mereka untuk mencari di setiap hilir sungai!”“Baik, Sir!”Aparat kepolisian itu juga mulai mengevakuasi tubuh beberapa polisi lain yang sudah tidak bernyawa. Laporan ke kantor pusat sudah diberikan. Mereka mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dan segera melapor jika menemukan wanita dengan kekuatan aneh.Potret wajah Kaliya juga sempat tertangkap oleh kamera black box. Maka dari itu, Kaliya dan Orlando resmi menjadi buronan.***Suara gemericik aliran air beserta kicauan burung berhasil membuat seluruh indra Kaliya kembali berfungsi.Perempuan itu terhenyak. Dia langsung bangun dan mendapati pemandangan kumuh di sekelilingnya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-12
  • Cinta dari Perempuan Berwujud Iblis   14. Seorang Peramal

    Mata Kaliya melebar saat namanya keluar dari mulut lelaki itu.“Bagaimana mungkin kamu bisa tahu namaku?!”Orlando menunjukkan seringai kecil yang dipaksakan. “Tentu saja aku tahu. Nenek itu yang mengatakannya.”“Apa maksudmu?”“Aku yakin pendengaranmu baik-baik saja,” cetus Orlando.Kaliya menghela napas. Dia berjalan cepat untuk menyusul perempuan tua tadi. Orlando sampai harus menyingkir karena lelaki itu takut jika Kaliya akan menyakitinya.Suasana hijau dedaunan langsung menyambut penglihatan Kaliya saat dia keluar rumah. Kicauan burung menggema dari satu titik ke titik lain. Aroma khas dedaunan serta pohon juga menyapa hidungnya dengan lembut.Namun, ada satu hal yang menarik perhatian Kaliya. Beberapa langkah dari tempatnya berdiri, melintang sebuah tali tipis yang terikat dari satu pohon ke pohon lainnya. Pada bagian tali itu juga tertempel beberapa kertas persegi panjang dengan

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13
  • Cinta dari Perempuan Berwujud Iblis   15. Pengorbanan Nyawa

    Kaliya sedikit tercengang. Setelah mendengar pernyataan dari nenek tua tersebut, dia baru mengerti.“Bagaimana mungkin aku tidak memikirkannya sama sekali?” batin Kaliya.Akan menjadi bencana jika anak buah Lucifer menemukan dan menangkap Kaliya. Apalagi, permata Katastrof itu tidak berada di tangannya sekarang.“Apa perkataanku benar?” tanya perempuan itu lagi.“Tutup mulutmu. Aku sedang berpikir,” ujar Kaliya.Orlando dan nenek tua itu saling melempar pandangan. Mereka masih mewaspadai Kaliya.Kaliya sendiri merasakan suatu keanehan. Aroma dari tubuh nenek itu sedari tadi mengganggunya. Kepalanya terus membayangkan bagaimana rasanya jika dia membunuh nenek tua tersebut.“Aku bisa tahu apa yang kamu pikirkan,” ucapnya tiba-tiba.Salah satu alis mata Kaliya terangkat. “Sungguh? Apa memangnya yang aku pikirkan?”“Kamu ingin mengambil energiku.”

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-14
  • Cinta dari Perempuan Berwujud Iblis   16. Sebuah Pemakaman

    Tubuh Kaliya tersentak hebat kemudian tersungkur ke tanah. Rasa sakit yang asing terasa menjalar melewati setiap pembuluh darahnya. Sensai terbakar bisa ia rasakan juga di bagian bekas sayapnya yang hilang.Perempuan itu menatap langit. Cahaya mentari di balik rimbunan dedaunan masih bisa ia lihat dengan jelas. Setelah beberapa detik terdiam dalam posisi itu, Kaliya akhirnya bangun.Dilihatnya perabotan di luar rumah kumuh sang nenek tua. Itu semua berantakan akibat terkena hembusan pusaran angin tadi.“Apakah dia mati?” gumam Kaliya saat menatap tubuh renta yang tergeletak di depan sana.Suara berisik dari dalam rumah terdengar. Orlando yang terhempas akibat kekuatan perempuan tua itu pun kini berjalan keluar dengan sempoyongan.Sepasang manik indahnya kontan melebar saat melihat tubuh nenek tua itu.“Apa yang terjadi? Apa yang telah kamu lakukan padanya?!”“Mana aku tahu, bodoh!” balas Kaliya tere

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-16
  • Cinta dari Perempuan Berwujud Iblis   17. Memetik Bunga

    Kaliya berdecih. “Manusia aneh. Kenapa harus repot-repot mengubur tubuh yang sudah tidak bernyawa? Padahal aku bisa membantunya membakar tubuh nenek tua itu.”“Sudah aku bilang, manusia punya cara tersendiri untuk mengebumikan seseorang. Itu adalah bagaimana cara kami menghormati sesama,” balas Orlando penuh penegasan.Lelaki itu terus mencangkul tanah. Sesekali mata cangkulnya berdenting akibat membentur bebatuan. Dia beralih memakai linggis untuk mencungkil bebatuan itu dari tanah.Kaliya memerhatikan lelaki itu dengan seksama. Peluh di kening Orlando mulai bermunculan. Namun tekadnya untuk menguburkan sang wanita tua tidak pernah pudar.“Mengapa kamu berpikir bahwa aku akan membunuhmu?” tanya Kaliya kemudian.Orlando bergeming untuk sejenak. Dia melirik ke arah Kaliya, kemudian kembali mengayunkan cangkul agar tanah galian bisa lebih dalam.“Bukankah kamu memang berniat seperti itu? Saat di jembat

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-19
  • Cinta dari Perempuan Berwujud Iblis   18. Cerita Orlando

    Beberapa saat setelah pemakaman, Kaliya serta Orlando kembali ke dalam rumah. Awalnya, tidak ada yang memulai pembicaraan di antara mereka. Sampai akhirnya, Orlando angkat bicara.“Kenapa kamu tidak kembali ke tempat aslimu?”Kaliya bergeming. Dia melirik Orlando yang sedari tadi sibuk memilah perabotan tua milik mendiang nenek tua.“Apa pedulimu? Apa kamu takut aku akan melakukan sesuatu kepadamu?”“Jangan bersikap angkuh. Sekarang aku sudah tahu kalau kamu tidak bisa menyakitiku. Benar, kan?”“Cih.” Kaliya membuang muka. Dia berjalan ke ambang pintu. Tatapannya lurus ke arah pepohonan.Mendengar Orlando berkata demikian, entah kenapa Kaliya menjadi kesal. Fakta bahwa dia selalu gagal mencelakai Orlando juga masih menjadi sebuah misteri. Ditambah lagi dengan energi dari nenek tua tadi yang membuat hasrat membunuh dalam diri Kaliya tiba-tiba saja mereda.Mendadak, Kaliya mendapat sebuah

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-20
  • Cinta dari Perempuan Berwujud Iblis   19. Kemunculan Iblis Lain

    Kaliya terdiam. Dia membiarkan Orlando kembali bercerita.“Aku kira tadinya itu hanya ilusiku semata. Tapi aku bisa melihat wujudmu dengan jelas. Kamu sedang kesakitan waktu itu. Kemudian tiba-tiba kau teringat akan cerita dongeng di masa lalu tentang malaikat dan iblis. Saat itu aku bertanya-tanya, dengan kondisimu yang jatuh dari langit, apakah kamu ini malaikat ataukah iblis?” ucap Orlando lagi.“Dan kamu memutuskan untuk menyekapku?” sela Kaliya.“Awalnya tidak seperti itu.” Orlando menghela napas sambil memainkan jemari. “Entah kenapa aku ingin menolongmu. Tapi setelah kupikir lagi, kamu mungkin saja berbahaya. Makanya waktu itu aku mengikatmu dan memutuskan untuk memanggil polisi.”“Dasar bodoh,” cibir Kaliya.“Ya, aku memang bodoh. Aku adalah seorang yang sedang diincar oleh polisi karena tuduhan penggelapan dana perusahaan. Kemudian aku malah memanggil mereka sendiri ke rumah

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23
  • Cinta dari Perempuan Berwujud Iblis   20. Segel Pembatas

    “Sial. Bagaimana mungkin mereka bisa ada di sini?” batin Kaliya gusar.Dia bisa melihat iblis-iblis itu berjalan pelan di sekitar rumah. Tepatnya, di luar tali pembatas bertempelkan jimat yang sebelumnya dipasang oleh nenek tua.Samar-samar, Kaliya juga bisa mendengar percakapan ketiga iblis itu menggunakan bahasa mereka.Isi percakapannya tak lain adalah tentang keberadaan Kaliya. Tentu saja hal itu membuat mata Kaliya semakin melebar.“Kamu bisa melihat mereka bukan?” tanyanya kepada Orlando.Orlando mengangguk pelan.“Dengar. Ini akan sangat berbahaya. Tetap diam, dan kalau bisa carilah tempat sembunyi. Aku akan menghadapi mereka sendiri. Jangan menimbulkan suara sedikit pun. Mengerti?”Dengan gugup, Orlando mengangguk.Setelah yakin bahwa lelaki yang sedang ia bekap mulutnya itu tak akan bicara, akhirnya Kaliya menjauhkan telapak tangannya dari bibir Orlando.Di luar sana, ketiga i

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-25

Bab terbaru

  • Cinta dari Perempuan Berwujud Iblis   133. Rasa Kecewa Orlando

    Kaliya hanya bisa mengernyitkan dahi ketika melihat kepergian manusia itu. Entah kenapa, nada bicara Orlando sangat tak enak didengar oleh gendang telinganya.“Apa-apaan itu tadi? Kenapa ekspresi Orlando juga berubah seperti itu?”Meski sempat bingung dengan reaksi dari manusia tersebut, Kaliya memilih untuk tidak mengkhawatirkannya.Kondisi perut dan suasana hatinya sudah berubah-ubah. Dan perempuan iblis itu tidak mau menambah pikirannya karena Orlando.Di sisi lain, Orlando berjalan masuk ke dalam hutan. Pria itu kemudian membuang napas kasar beberapa kali. Rasa kecewa tampak jelas di matanya.“Kalau kamu membenci Lucifer, lantas kenapa kamu membiarkan iblis itu menjamah dirimu, Kaliya?” gumam Orlando.Orlando menatap rimbun pepohonan di depannya. Saat menemukan sebuah pohon dengan batang yang besar, entah kenapa ia ingin sekali menghampiri pohon tersebut dan melayangkan tinjunya di sana.Namun, Orlando bukanlah lelaki seperti itu. Dia hanyalah manusia lemah yang bahkan orang-orang

  • Cinta dari Perempuan Berwujud Iblis   132. Muntah-muntah

    “Huweeek!” Kaliya mendadak muntah. Dia mencoba menutup hidungnya, tapi aroma busuk itu semakin membuatnya tak bisa mengontrol diri.“Astaga, Kaliya! Apa yang terjadi padamu?” seru Orlando panik.Mendengar keributan yang mereka timbulkan, Alex dan Hannah pun segera menghampiri mereka.Saat melihat keadaan Kaliya yang tiba-tiba saja muntah seperti itu, tentu saja keduanya merasa khawatir. Hannah langsung memegangi kedua bahu Kaliya, takut-takut wanita iblis itu mendadak pingsan. Sementara itu, Orlando membantu memijat bagian belakang leher Kaliya.“Ada sesuatu di sana!” seru Orlando kepada Alex. “Mungkin sesuatu itu yang membuat Kaliya muntah-muntah seperti ini!”“Kalau begitu bawa Kaliya kembali ke tempat peristirahatan,” ujar Alex. “Masalah di sini biar aku yang selesaikan.”“Tapi Alex—”“Tidak apa-apa, Hannah.” Alex tersenyum ke arah wanita ular itu. Dia berusaha untuk membuat Hannah tenang.“Aku akan baik-baik saja. Aku dan Foxie akan mengurus ini semua. Kamu dan Orlando harus memba

  • Cinta dari Perempuan Berwujud Iblis   131. Bau Busuk

    “Aku tidak yakin akan hal itu, Orlando.” Kaliya menjawab sembari menatap ke arah api unggun di depannya.Sesekali, wanita iblis itu menjulurkan tangan sehingga ia bisa memainkan api tersebut.“Bagaimana kalau kita berjalan-jalan ke negara lain?” cetus Hannah tiba-tiba.Semua perhatian langsung tertuju pada wanita ular tersebut.“Apa maksudmu, Hannah?” tanya Kaliya sambil mengerutkan dahi.“Ya, kau tahu. Aku berpengalaman dalam berburu pria, ingat? Dalam prosesnya, aku selalu berkelana dari satu hutan ke hutan lain, dan itu aku lakukan bukan hanya di satu negara. Jadi bila kau ingin menemukan permata itu lebih cepat, kau tidak boleh diam di tempat terlalu lama, Kaliya.”“Jadi kamu ingin kami pergi berkelana?”“Ya, benar. Apa itu terdengar sulit bagimu? Aku yakin hal itu bukanlah ide yang buruk.”Kaliya melirik ke arah Orlando dan Alex. Kedua rekannya itu tampak memikirkan saran dari Hannah. Mau tak mau, Kaliya juga ikut memikirkannya. Mulai dari bagaimana cara pergi mengelilingi dunia

  • Cinta dari Perempuan Berwujud Iblis   130. Beberapa Ekor Tupai

    Hannah tak bisa menyembunyikan senyuman bahagia di bibirnya. Ketika Kaliya membebaskannya dari kandang gaib, wanita ular itu langsung meneriakkan nama Alex.Akibat kelakuan wanita ular itu, Alex yang sedang berburu pun langsung berlari secepat angin.“Hannah!” seru manusia serigala itu begitu melihat Hannah.“Alex!”Keduanya berlari untuk saling menghampiri kemudian mereka berpelukan. Bukan hanya pelukan biasa, melainkan pelukan yang amat erat. Kaliya yang melihatnya pun bahkan sampai takut jika Alex dan Hannah bisa saling meremukkan tulang masing-masing.“Bisakah kalian tidak bertingkah seperti ini di depanku?” cetus Kaliya sebal.Hannah dan Alex pun terpaksa melepaskan pelukan mereka. Senyum lebar menghiasi bibir masing-masing, dan itu menambah rasa sebal di benak Kaliya.“Maaf, Kaliya. Kami hanya terlalu senang,” ujar Alex membela diri, atau lebih tepatnya membela kelakuan mereka.Kaliya hanya mendengus pelan, kemudian wanita iblis itu memutuskan untuk memberi waktu kepada Alex dan

  • Cinta dari Perempuan Berwujud Iblis   129. Anggota Aliansi Baru

    “Aku bisa menjadikan semua keturunan Hannah sebagai pengikutku!” serunya lagi.“Ya, benar! Kamu bisa melakukan itu, Kaliya!”Wanita iblis itu kemudian tertawa bahagia. Sebuah tawa yang sangat khas. Anehnya, Orlando malah senang bila Kaliya tertawa seperti itu. Meskipun Orlando tahu bahwa Kaliya memiliki rencana liciknya sendiri.Setelah diskusi singkat itu, Kaliya dan Orlando kembali menghampiri Hannah. Tanpa basa-basi, Kaliya segera mengatakan maksud dari rencananya.“Hannah,” panggil wanita iblis itu.Hannah yang tengah duduk sambil merenung pun mendongak. Sepasang matanya tampak berbinar karena lapisan air mata. Ekspresi kelabu yang menghiasi wajahnya membuat Kaliya jadi merasa bersalah.Tapi, Kaliya tidak akan tunduk dengan mudah tentu saja. Selama hidupnya sebagai iblis, dia selalu mengupayakan berbagai cara agar hubungan yang ia miliki dengan makhluk lain bisa memberikan benefit tersendiri untuknya.“Kaliya,” balas Hannah pelan.“Aku sudah memikirkannya matang-matang.”“Sungguh?

  • Cinta dari Perempuan Berwujud Iblis   128. Pertimbangan Kaliya

    Kaliya berdecak kesal. Dia tidak suka dengan perdebatan kecil di depannya. Menurut Kaliya, apa yang dilakukan oleh Alex dan Hannah itu terlalu dramatis. Dan Kaliya benci melihatnya!“Kaliya?”Tiba-tiba Kaliya merasakan sentuhan di lengan atasnya. Dia langsung melirik, dan mendapati wajah tampan Orlando.“Mari bicara sebentar,” ucap lelaki itu. “Kamu tidak perlu memberikan keputusan secara buru-buru. Aku yakin Alex dan Hannah akan mengerti, kalau kamu juga butuh mempertimbangkan permintaan mereka.”“Ya, benar.” Kaliya menyahut. “Beri aku waktu untuk memikirkan itu semua. Sebelum aku memberi keputusan, kalian dilarang bertemu!” serunya kemudian dia memanggil Foxie.“Foxie! Bawa Alex untuk kembali berburu, dan jangan kembali ke sini sebelum aku memanggil!”Foxie mengaum singkat, lalu serigala itu menarik-nari celana Alex dengan giginya.Alex sendiri tidak menjawab. P

  • Cinta dari Perempuan Berwujud Iblis   127. Permohonan Hannah

    “Arghhh!” Alex mengerang pelan sembari memegangi dadanya.Di sisi lain, Hannah yang terkejut pun langsung melotot ke arah wanita iblis tersebut.“Kenapa kamu menyakiti dia, Kaliya?” serunya geram.Kaliya hanya menatap Alex dengan datar, kemudian dia berjalan ke arah Hannah hingga jarak mereka hanya terpisahkan oleh sekat gaib yang diciptakan Kaliya sendiri.“Aku tidak menyakitinya. Aku hanya membantu Alex untuk kembali sadar dari tipu dayamu, Hannah.”“Aku tidak melakukan tipu daya apa pun! Manusia serigala itulah yang telah jatuh cinta kepadaku!” desisnya penuh dengan keangkuhan.Ingin sekali Kaliya menarik lidah wanita ular itu dan menariknya hingga putus. Dia tidak suka bila ada makhluk lain yang bersikap arogan. Hal itu selalu mengingatkannya akan betapa menyebalkannya sifat Lucifer dahulu.Kaliya berdecak pelan. Kemudian perempuan iblis itu berkata, “Sekedar informasi, aku benci kepada pembohong, mau makhluk apa pun itu.”“Dan sekedar informasi juga, Kaliya, daya tarik dari dirik

  • Cinta dari Perempuan Berwujud Iblis   126. Rayuan Hannah

    Kaliya menoleh dan hanya memperhatikan mereka dengan tenang. Alex meletakkan dua ekor musang ke tanah, berikut dengan kayu bakar yang ia kumpulkan. Disusul dengan Foxie yang juga meletakkan satu ekor musang mati ke tanah.“Kenapa kalian pergi begitu saja? Bagaimana jika terjadi sesuatu tanpa sepengetahuanku?”“Tenang saja, kamu tidak perlu khawatir, Kaliya. Lagi pula kami berburu masih di sekitar sini, kok!” dalih Alex. Meski dimarahi, wajah Alex tampak sumringah. Dan sepertinya Kaliya tahu apa penyebabnya.Tanpa aba-aba, wanita iblis itu berjalan menghampiri Alex lalu menekan tengkuknya dengan cepat. Kaliya mengalirkan rasa panas dari telapak tangannya ke leher pria tersebut, berharap bahwa Alex akan tersadar dari sihir wanita ular itu.Ajaibnya, sedetik kemudian raut wajah Alex langsung berubah. Senyum lebar yang tadi menghiasi wajahnya telah digantikan dengan ekspresinya seperti biasa.“Astaga, apa yang sudah terjadi kepadaku?” ucap manusia serigala itu.“Kamu telah terbuai, Alex!”

  • Cinta dari Perempuan Berwujud Iblis   125. Terhipnotis

    “Tidak bisa!” sergah Hannah. “Di hutan lain, kebanyakan manusia tidak takut kepadaku. Jika aku menampakkan diri, mereka pasti berniat untuk memburuku. Aku pernah tertangkap satu kali, ngomong-ngomong.”“Bernahkah? Oleh siapa?” tanya Kaliya penasaran.“Kamu ingin tahu kelanjutannya?”Kaliya mengernyitkan dahi. Mendadak perasaannya berubah tidak enak.“Aku akan memberitahu apa pun yang ingin kamu dengar, Kaliya. Tapi sebelumnya, lepaskan aku dari kurungan gaib ini!”Kaliya berdecak pelan. “Fiuh... hampir saja aku terkecoh. Maafkan aku, Hannah, sepertinya aku tidak bisa mengeluarkanmu sekarang. Sihir yang kamu tunjukkan padaku, tidak cukup untuk membuatku terhipnotis!”Kaliya kemudian melangkah lebih dekat sampai jaraknya dengan wanita ular itu hanya terpisah satu langkah.“Dan jika kamu lupa, Hannah, aku adalah wanita iblis terkuat yang sudah hidup selama enam ratus tahun. Jadi aku harap kamu tidak macam-macam kepadaku, dan kepada rekan-rekanku. Mengerti?”Wanita ular di depannya hanya

DMCA.com Protection Status