Kaliya berdecih. “Manusia aneh. Kenapa harus repot-repot mengubur tubuh yang sudah tidak bernyawa? Padahal aku bisa membantunya membakar tubuh nenek tua itu.”
“Sudah aku bilang, manusia punya cara tersendiri untuk mengebumikan seseorang. Itu adalah bagaimana cara kami menghormati sesama,” balas Orlando penuh penegasan.
Lelaki itu terus mencangkul tanah. Sesekali mata cangkulnya berdenting akibat membentur bebatuan. Dia beralih memakai linggis untuk mencungkil bebatuan itu dari tanah.
Kaliya memerhatikan lelaki itu dengan seksama. Peluh di kening Orlando mulai bermunculan. Namun tekadnya untuk menguburkan sang wanita tua tidak pernah pudar.
“Mengapa kamu berpikir bahwa aku akan membunuhmu?” tanya Kaliya kemudian.
Orlando bergeming untuk sejenak. Dia melirik ke arah Kaliya, kemudian kembali mengayunkan cangkul agar tanah galian bisa lebih dalam.
“Bukankah kamu memang berniat seperti itu? Saat di jembat
Beberapa saat setelah pemakaman, Kaliya serta Orlando kembali ke dalam rumah. Awalnya, tidak ada yang memulai pembicaraan di antara mereka. Sampai akhirnya, Orlando angkat bicara.“Kenapa kamu tidak kembali ke tempat aslimu?”Kaliya bergeming. Dia melirik Orlando yang sedari tadi sibuk memilah perabotan tua milik mendiang nenek tua.“Apa pedulimu? Apa kamu takut aku akan melakukan sesuatu kepadamu?”“Jangan bersikap angkuh. Sekarang aku sudah tahu kalau kamu tidak bisa menyakitiku. Benar, kan?”“Cih.” Kaliya membuang muka. Dia berjalan ke ambang pintu. Tatapannya lurus ke arah pepohonan.Mendengar Orlando berkata demikian, entah kenapa Kaliya menjadi kesal. Fakta bahwa dia selalu gagal mencelakai Orlando juga masih menjadi sebuah misteri. Ditambah lagi dengan energi dari nenek tua tadi yang membuat hasrat membunuh dalam diri Kaliya tiba-tiba saja mereda.Mendadak, Kaliya mendapat sebuah
Kaliya terdiam. Dia membiarkan Orlando kembali bercerita.“Aku kira tadinya itu hanya ilusiku semata. Tapi aku bisa melihat wujudmu dengan jelas. Kamu sedang kesakitan waktu itu. Kemudian tiba-tiba kau teringat akan cerita dongeng di masa lalu tentang malaikat dan iblis. Saat itu aku bertanya-tanya, dengan kondisimu yang jatuh dari langit, apakah kamu ini malaikat ataukah iblis?” ucap Orlando lagi.“Dan kamu memutuskan untuk menyekapku?” sela Kaliya.“Awalnya tidak seperti itu.” Orlando menghela napas sambil memainkan jemari. “Entah kenapa aku ingin menolongmu. Tapi setelah kupikir lagi, kamu mungkin saja berbahaya. Makanya waktu itu aku mengikatmu dan memutuskan untuk memanggil polisi.”“Dasar bodoh,” cibir Kaliya.“Ya, aku memang bodoh. Aku adalah seorang yang sedang diincar oleh polisi karena tuduhan penggelapan dana perusahaan. Kemudian aku malah memanggil mereka sendiri ke rumah
“Sial. Bagaimana mungkin mereka bisa ada di sini?” batin Kaliya gusar.Dia bisa melihat iblis-iblis itu berjalan pelan di sekitar rumah. Tepatnya, di luar tali pembatas bertempelkan jimat yang sebelumnya dipasang oleh nenek tua.Samar-samar, Kaliya juga bisa mendengar percakapan ketiga iblis itu menggunakan bahasa mereka.Isi percakapannya tak lain adalah tentang keberadaan Kaliya. Tentu saja hal itu membuat mata Kaliya semakin melebar.“Kamu bisa melihat mereka bukan?” tanyanya kepada Orlando.Orlando mengangguk pelan.“Dengar. Ini akan sangat berbahaya. Tetap diam, dan kalau bisa carilah tempat sembunyi. Aku akan menghadapi mereka sendiri. Jangan menimbulkan suara sedikit pun. Mengerti?”Dengan gugup, Orlando mengangguk.Setelah yakin bahwa lelaki yang sedang ia bekap mulutnya itu tak akan bicara, akhirnya Kaliya menjauhkan telapak tangannya dari bibir Orlando.Di luar sana, ketiga i
Dengan cepat, Orlando beralih ke hadapan Kaliya dan melindungi tubuh perempuan itu dari serangan timah api.BUZZ....Tiba-tiba dari tubuh Orlando terpancar cahaya kebiruan seperti tempo lalu. Sebuah barrier menyebar dan menangkal kekuatan lemparan iblis itu. Tubuh Kaliya otomatis jadi terlindungi. Bahkan, kini para iblis itu terpental begitu jauhnya akibat barrier yang mendadak muncul di sekitar Orlando.Mata Kaliya membulat takjub. “Apa ini? Kenapa barrier milikmu tiba-tiba muncul?” gumamnya tak percaya.“Mana aku tahu!” seru Orlando dengan raut panik. Tubuh Kaliya masih berada dalam dekapannya selagi cahaya kebiruan itu memancar. “Jika kamu bisa mengalahkan para iblis itu, cepat lakukan sekarang!”“Benar juga,” batin Kaliya. “Aku terlindungi sekarang, dan aku bisa mengalahkan mereka dengan mudah.”“Kalau begitu lepaskan aku, bodoh!” seru Kaliya sembari mendorong pelan
Dahi Orlando langsung mengernyit.“APA? Untuk apa aku jadi pelindungmu?!”“Barrier itu... aku membutuhkannya,” jawab Kaliya.Biasanya perempuan itu akan menjawab dengan nada angkuh. Tapi kali ini Kaliya terlihat bersungguh-sungguh saat meminta sesuatu. Mati-matian dia membuang harga dirinya sebagai iblis hanya demi memohon pertolongan kepada manusia.“Mari kita buat kesepakatan. Aku bisa membantumu hidup aman di dunia manusia—kamu bilang kamu seorang buronan, kan? Aku bisa melindungimu dari kejahatan manusia lainnya.”Kaliya terus melanjutkan, “Sebagai gantinya, kamu harus melindungiku dari incaran para iblis lain. Bagaimana?”“Kamu tidak sedang menjebakku, kan?”“Tentu saja, tidak!” ucap Kaliya tak sabar. “Aku bisa mewujudkan semua keinginanmu jika kamu mau. Yang kupinta darimu hanya satu, jika ada iblis lain yang berniat menyakitiku, kamu harus melin
“Kamu baik-baik saja?” tanya Kaliya kemudian.Orlando menelan salivanya dengan susah payah. Baru beberapa saat lalu pergelangan tangannya sakit akibat ditusuk oleh kuku panjang Kaliya. Namun sekarang rasa sakit itu sirna. Dia segera melihat pergelangan tangannya yang kembali mulus.“Apa yang baru saja kamu lakukan padaku?!” pekik Orlando seperti anak perempuan.“Tenang saja. Itu tidak akan berbekas.”“Apa yang kamu lakukan padaku?!” ulang Orlando dengan nada tinggi.Kaliya hanya berdecak kecil. “Itu adalah cara bagaimana kaum kami membuat perjanjian.”“Tapi kenapa kamu harus menusuk tanganku? Itu mengerikan!” ujar Orlando heboh sembari menggosok-gosok pergelangan tangannya tadi. Padahal tidak ada bekas luka lagi. Namun, rasa nyerinya masih bisa Orlando ingat.“Jangan berlebihan. Itu hanya perjanjian darah,” balas Kaliya enteng.“Apa? Perja
Tubuh rusa itu langsung terpental setelah memekik kesakitan akibat kekuatan yang Kaliya lemparkan. Beberapa detik kemudian, tubuhnya terkapar di tanah dalam keadaan tak berdaya.Kaliya segera menghampiri hewan tersebut. “Bagus. Maaf karena aku membunuhmu. Tapi aku harus melakukannya.”“Kamu... berhasil menangkapnya?” tanya Orlando sedikit tak jelas. “Hanya dengan sekali pukulan?”“Benar. Segera makan ini atau aku akan menghanguskannya menjadi abu!”“Baiklah, baiklah. Tolong sabar dahulu,” ujar Orlando. Dia menatap ke arah tubuh rusa yang bagian perutnya sedikit gosong akibat kekuatan api dari Kaliya.Meski di dalam hati dia merasa kasihan, tetapi tubuh Orlando hanya sedang ingin bertindak realistis. Dia lapar dan membutuhkan asupan makanan. Sebenarnya, Orlando bisa saja memakan bahan persediaan pangan yang ditimbun oleh nenek tua di rumahnya—karena sebelumnya dia diberi tahukan soal
“Bicaralah yang jelas, atau aku akan menghancurkan rusa milikmu ini!” ancam Kaliya.“Eh, jangan lakukan itu!” sergah Orlando cepat. “Daging rusa ini masih banyak dan kemungkinan cukup untuk makananku selama berminggu-minggu. Tolong mengertilah!”Melihat wajah bodoh yang tengah memelas di depannya, Kaliya malah jadi tertawa. Ekspresi Orlando lucu sekali.“Dasar orang bodoh,” cibir Kaliya dalam hati. “Padahal aku bisa mencarikan mangsa lain jika kamu lapar.”“Ya, baguslah kalau begitu. Aku jadi tidak khawatir.”“Kalau begitu ayo pergi dan cari tempat persembunyian. Selain itu, aku ingin kamu menemaniku untuk mencari pecahan batu Katastrof. Ini bukan sebuah permintaan, tapi ini adalah perintah. Jadi ikuti saja!”“Tidak mau!” seru Orlando manja, sembari menggigit kembali daging rusa.Karena kesal, Kaliya bangkit kemudian melemparkan bola api ke
Kaliya hanya bisa mengernyitkan dahi ketika melihat kepergian manusia itu. Entah kenapa, nada bicara Orlando sangat tak enak didengar oleh gendang telinganya.“Apa-apaan itu tadi? Kenapa ekspresi Orlando juga berubah seperti itu?”Meski sempat bingung dengan reaksi dari manusia tersebut, Kaliya memilih untuk tidak mengkhawatirkannya.Kondisi perut dan suasana hatinya sudah berubah-ubah. Dan perempuan iblis itu tidak mau menambah pikirannya karena Orlando.Di sisi lain, Orlando berjalan masuk ke dalam hutan. Pria itu kemudian membuang napas kasar beberapa kali. Rasa kecewa tampak jelas di matanya.“Kalau kamu membenci Lucifer, lantas kenapa kamu membiarkan iblis itu menjamah dirimu, Kaliya?” gumam Orlando.Orlando menatap rimbun pepohonan di depannya. Saat menemukan sebuah pohon dengan batang yang besar, entah kenapa ia ingin sekali menghampiri pohon tersebut dan melayangkan tinjunya di sana.Namun, Orlando bukanlah lelaki seperti itu. Dia hanyalah manusia lemah yang bahkan orang-orang
“Huweeek!” Kaliya mendadak muntah. Dia mencoba menutup hidungnya, tapi aroma busuk itu semakin membuatnya tak bisa mengontrol diri.“Astaga, Kaliya! Apa yang terjadi padamu?” seru Orlando panik.Mendengar keributan yang mereka timbulkan, Alex dan Hannah pun segera menghampiri mereka.Saat melihat keadaan Kaliya yang tiba-tiba saja muntah seperti itu, tentu saja keduanya merasa khawatir. Hannah langsung memegangi kedua bahu Kaliya, takut-takut wanita iblis itu mendadak pingsan. Sementara itu, Orlando membantu memijat bagian belakang leher Kaliya.“Ada sesuatu di sana!” seru Orlando kepada Alex. “Mungkin sesuatu itu yang membuat Kaliya muntah-muntah seperti ini!”“Kalau begitu bawa Kaliya kembali ke tempat peristirahatan,” ujar Alex. “Masalah di sini biar aku yang selesaikan.”“Tapi Alex—”“Tidak apa-apa, Hannah.” Alex tersenyum ke arah wanita ular itu. Dia berusaha untuk membuat Hannah tenang.“Aku akan baik-baik saja. Aku dan Foxie akan mengurus ini semua. Kamu dan Orlando harus memba
“Aku tidak yakin akan hal itu, Orlando.” Kaliya menjawab sembari menatap ke arah api unggun di depannya.Sesekali, wanita iblis itu menjulurkan tangan sehingga ia bisa memainkan api tersebut.“Bagaimana kalau kita berjalan-jalan ke negara lain?” cetus Hannah tiba-tiba.Semua perhatian langsung tertuju pada wanita ular tersebut.“Apa maksudmu, Hannah?” tanya Kaliya sambil mengerutkan dahi.“Ya, kau tahu. Aku berpengalaman dalam berburu pria, ingat? Dalam prosesnya, aku selalu berkelana dari satu hutan ke hutan lain, dan itu aku lakukan bukan hanya di satu negara. Jadi bila kau ingin menemukan permata itu lebih cepat, kau tidak boleh diam di tempat terlalu lama, Kaliya.”“Jadi kamu ingin kami pergi berkelana?”“Ya, benar. Apa itu terdengar sulit bagimu? Aku yakin hal itu bukanlah ide yang buruk.”Kaliya melirik ke arah Orlando dan Alex. Kedua rekannya itu tampak memikirkan saran dari Hannah. Mau tak mau, Kaliya juga ikut memikirkannya. Mulai dari bagaimana cara pergi mengelilingi dunia
Hannah tak bisa menyembunyikan senyuman bahagia di bibirnya. Ketika Kaliya membebaskannya dari kandang gaib, wanita ular itu langsung meneriakkan nama Alex.Akibat kelakuan wanita ular itu, Alex yang sedang berburu pun langsung berlari secepat angin.“Hannah!” seru manusia serigala itu begitu melihat Hannah.“Alex!”Keduanya berlari untuk saling menghampiri kemudian mereka berpelukan. Bukan hanya pelukan biasa, melainkan pelukan yang amat erat. Kaliya yang melihatnya pun bahkan sampai takut jika Alex dan Hannah bisa saling meremukkan tulang masing-masing.“Bisakah kalian tidak bertingkah seperti ini di depanku?” cetus Kaliya sebal.Hannah dan Alex pun terpaksa melepaskan pelukan mereka. Senyum lebar menghiasi bibir masing-masing, dan itu menambah rasa sebal di benak Kaliya.“Maaf, Kaliya. Kami hanya terlalu senang,” ujar Alex membela diri, atau lebih tepatnya membela kelakuan mereka.Kaliya hanya mendengus pelan, kemudian wanita iblis itu memutuskan untuk memberi waktu kepada Alex dan
“Aku bisa menjadikan semua keturunan Hannah sebagai pengikutku!” serunya lagi.“Ya, benar! Kamu bisa melakukan itu, Kaliya!”Wanita iblis itu kemudian tertawa bahagia. Sebuah tawa yang sangat khas. Anehnya, Orlando malah senang bila Kaliya tertawa seperti itu. Meskipun Orlando tahu bahwa Kaliya memiliki rencana liciknya sendiri.Setelah diskusi singkat itu, Kaliya dan Orlando kembali menghampiri Hannah. Tanpa basa-basi, Kaliya segera mengatakan maksud dari rencananya.“Hannah,” panggil wanita iblis itu.Hannah yang tengah duduk sambil merenung pun mendongak. Sepasang matanya tampak berbinar karena lapisan air mata. Ekspresi kelabu yang menghiasi wajahnya membuat Kaliya jadi merasa bersalah.Tapi, Kaliya tidak akan tunduk dengan mudah tentu saja. Selama hidupnya sebagai iblis, dia selalu mengupayakan berbagai cara agar hubungan yang ia miliki dengan makhluk lain bisa memberikan benefit tersendiri untuknya.“Kaliya,” balas Hannah pelan.“Aku sudah memikirkannya matang-matang.”“Sungguh?
Kaliya berdecak kesal. Dia tidak suka dengan perdebatan kecil di depannya. Menurut Kaliya, apa yang dilakukan oleh Alex dan Hannah itu terlalu dramatis. Dan Kaliya benci melihatnya!“Kaliya?”Tiba-tiba Kaliya merasakan sentuhan di lengan atasnya. Dia langsung melirik, dan mendapati wajah tampan Orlando.“Mari bicara sebentar,” ucap lelaki itu. “Kamu tidak perlu memberikan keputusan secara buru-buru. Aku yakin Alex dan Hannah akan mengerti, kalau kamu juga butuh mempertimbangkan permintaan mereka.”“Ya, benar.” Kaliya menyahut. “Beri aku waktu untuk memikirkan itu semua. Sebelum aku memberi keputusan, kalian dilarang bertemu!” serunya kemudian dia memanggil Foxie.“Foxie! Bawa Alex untuk kembali berburu, dan jangan kembali ke sini sebelum aku memanggil!”Foxie mengaum singkat, lalu serigala itu menarik-nari celana Alex dengan giginya.Alex sendiri tidak menjawab. P
“Arghhh!” Alex mengerang pelan sembari memegangi dadanya.Di sisi lain, Hannah yang terkejut pun langsung melotot ke arah wanita iblis tersebut.“Kenapa kamu menyakiti dia, Kaliya?” serunya geram.Kaliya hanya menatap Alex dengan datar, kemudian dia berjalan ke arah Hannah hingga jarak mereka hanya terpisahkan oleh sekat gaib yang diciptakan Kaliya sendiri.“Aku tidak menyakitinya. Aku hanya membantu Alex untuk kembali sadar dari tipu dayamu, Hannah.”“Aku tidak melakukan tipu daya apa pun! Manusia serigala itulah yang telah jatuh cinta kepadaku!” desisnya penuh dengan keangkuhan.Ingin sekali Kaliya menarik lidah wanita ular itu dan menariknya hingga putus. Dia tidak suka bila ada makhluk lain yang bersikap arogan. Hal itu selalu mengingatkannya akan betapa menyebalkannya sifat Lucifer dahulu.Kaliya berdecak pelan. Kemudian perempuan iblis itu berkata, “Sekedar informasi, aku benci kepada pembohong, mau makhluk apa pun itu.”“Dan sekedar informasi juga, Kaliya, daya tarik dari dirik
Kaliya menoleh dan hanya memperhatikan mereka dengan tenang. Alex meletakkan dua ekor musang ke tanah, berikut dengan kayu bakar yang ia kumpulkan. Disusul dengan Foxie yang juga meletakkan satu ekor musang mati ke tanah.“Kenapa kalian pergi begitu saja? Bagaimana jika terjadi sesuatu tanpa sepengetahuanku?”“Tenang saja, kamu tidak perlu khawatir, Kaliya. Lagi pula kami berburu masih di sekitar sini, kok!” dalih Alex. Meski dimarahi, wajah Alex tampak sumringah. Dan sepertinya Kaliya tahu apa penyebabnya.Tanpa aba-aba, wanita iblis itu berjalan menghampiri Alex lalu menekan tengkuknya dengan cepat. Kaliya mengalirkan rasa panas dari telapak tangannya ke leher pria tersebut, berharap bahwa Alex akan tersadar dari sihir wanita ular itu.Ajaibnya, sedetik kemudian raut wajah Alex langsung berubah. Senyum lebar yang tadi menghiasi wajahnya telah digantikan dengan ekspresinya seperti biasa.“Astaga, apa yang sudah terjadi kepadaku?” ucap manusia serigala itu.“Kamu telah terbuai, Alex!”
“Tidak bisa!” sergah Hannah. “Di hutan lain, kebanyakan manusia tidak takut kepadaku. Jika aku menampakkan diri, mereka pasti berniat untuk memburuku. Aku pernah tertangkap satu kali, ngomong-ngomong.”“Bernahkah? Oleh siapa?” tanya Kaliya penasaran.“Kamu ingin tahu kelanjutannya?”Kaliya mengernyitkan dahi. Mendadak perasaannya berubah tidak enak.“Aku akan memberitahu apa pun yang ingin kamu dengar, Kaliya. Tapi sebelumnya, lepaskan aku dari kurungan gaib ini!”Kaliya berdecak pelan. “Fiuh... hampir saja aku terkecoh. Maafkan aku, Hannah, sepertinya aku tidak bisa mengeluarkanmu sekarang. Sihir yang kamu tunjukkan padaku, tidak cukup untuk membuatku terhipnotis!”Kaliya kemudian melangkah lebih dekat sampai jaraknya dengan wanita ular itu hanya terpisah satu langkah.“Dan jika kamu lupa, Hannah, aku adalah wanita iblis terkuat yang sudah hidup selama enam ratus tahun. Jadi aku harap kamu tidak macam-macam kepadaku, dan kepada rekan-rekanku. Mengerti?”Wanita ular di depannya hanya