Home / Romansa / Harem milik Suamiku / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Harem milik Suamiku: Chapter 61 - Chapter 70

129 Chapters

Bab 61 : Bertemu seseorang (1)

"Martin?"Martin dan Nina menoleh ke arah datangnya panggilan itu. Seorang wanita cantik berdiri di dekat meja keduanya.Nina melirik pada Martin yang wajahnya perlahan berubah. "Dasar playboy, mata keranjang. Lihat bening sedikit, langsung jelalatan," omelnya sambil memperhatikan Martin yang tersenyum hangat pada wanita cantik itu. Senyum mempesona itu pun membuat Nina tertegun dan terpukau. Martin terlihat dua kali lebih tampan saat tersenyum."Halo Helen," sapa Martin seraya berdiri dari kursinya. Lalu manik matanya yang berbinar segera bergerak ke atas dan bawah untuk mengamati penampilan wanita bernama Helen itu dengan tatapan memuja. "Kamu terlihat sangat cantik, Helen," pujinya tulus, karena penampilan Helen memang sangat sempurna dan menawan malam ini. Gaun seksi berwarna coklat muda itu menempel indah bagaikan kulit kedua di tubuh Helen. Mata Martin bersinar melihat penampilan Helen yang nyaris seperti telanjang."Helen? Hmm.." bisik Nina seraya berpikir keras. Nama itu seper
Read more

Bab 62 : Bertemu seseorang (2)

Setelah Nina pergi ke toilet, Martin duduk menjauh dari Helen. Sikap tubuhnya yang merayu perlahan memudar, berubah menjadi dingin. Martin juga melepaskan genggaman tangannya dari Helen, lalu mengambil gelas anggur dan menyesapnya perlahan."Bagaimana Martin? Apa kamu mau pulang bersamaku?" tanya Helen sekali lagi. Ada perasaan kecewa ketika sikap Martin yang tiba-tiba berubah dalam sekejap, setelah gadis udik itu pergi dari meja makan. Apakah itu artinya dirinya sedang dimanfaatkan Martin hanya untuk membuat cemburu gadis itu? Sialan!Tuk."Maafkan aku, Helen sayang. Malam ini, aku tidak bisa memenuhi tawaran menggiurkan darimu," ucap Martin kalem dengan tersenyum dingin. "Mungkin lain hari. Kita bisa mencocokkan jadwal di lain waktu."Helen melirik ke arah perginya si gadis udik. Dengan memaksakan senyum, Helen bertanya, "Malam ini kamu dinner mewah dengan gadis itu. Apa.. kamu serius dengannya?""Bisa iya. Bisa tidak. Dan maaf, aku tidak mau membicarakan hal itu denganmu, Helen," j
Read more

Bab 63 : Jadi.. kita adalah satu keluarga?

Brak."Martha, apa yang terjadi?"Martin dan papanya menerjang masuk ke toilet wanita, takut terjadi sesuatu dengan Martha. Dan saat di dalam toilet itu, papa Martin segera menghampiri Martha untuk memastikan istrinya baik-baik saja, sedangkan Martin diam tertegun saat melihat Nina sedang berdiri berhadapan dengan Martha."Nina? Sedang apa kamu disini?" tanya Martin yang bergegas mendekati Nina yang tidak karuan ekspresinya. "Hei, kamu.. terlihat kurang sehat.""Aku baik-baik saja.""Martha, siapa dia? Kata pelayan, kamu bertengkar dengan gadis ini. Memangnya siapa dia?" cecar papa Martin bingung."Anu permisi," sela kikuk si pelayan wanita. "Bagaimana kalau permasalahan anda semua diselesaikan di luar toilet? Ada beberapa tamu yang ingin menggunakan toilet nya.""Oh maaf," ucap papa Martin dengan mengangguk sopan. "Baiklah, kami akan segera keluar. Ayo, Martha kita pergi.""Terima kasih untuk kerjasamanya," ucap pelayan itu sambil menundukkan kepalanya."Martin, sebaiknya aku pulang,
Read more

Bab 64 : Telpon curhat (1)

Drrrt-drrrt-drrrt..."Halo Nina? Kenapa menelponku malam-malam begini? Hoam..""Apa kamu sudah tidur, Marigold?""Belum. Aku belum tidur. Perutku masih kekenyangan makan," jawab Marigold malas sambil meregangkan tubuhnya dan mengerang nyaman.Nina melirik waktu di jam bekernya di meja nakas di samping tempat tidur. "Hei Marigold, ini jam hampir jam dua belas malam dan kamu masih kekenyangan makan? Apa kamu tidak takut gendut?" tanyanya dengan nada mengejek."Haish, jangan merecokiku, Nina jelek," gerutu Marigold yang terdengar sedikit teredam sesuatu. "Apa kamu tahu, Nina... kasur bantal dan guling disini sangat empuk dan nyaman. Begitu aku menyentuh semua benda empuk ini, mataku langsung tinggal lima watt. Hoam..""Ck, tidak usah pamer," sembur Nina seraya berdecak sebal. "Lagian tidak etis membandingkan gubuk reyotku dengan istana mewahmu! Ibaratnya kamu itu tinggal di rumah sebesar ikan paus orca, sedangkan aku tinggal di rumah mungil nemo si ikan badut. Ck, sungguh sangat ironi pe
Read more

Bab 65 : Telpon curhat (2)

"Papa Martin. Mamaku menikah dengan papanya Tuan Martin, asisten Tuan Max.""APA?!"Pekikan histeris Marigold menggema di telinga Nina. Alhasil, Nina harus menjauhkan ponselnya dari telinga supaya tidak tuli mendadak."Nina, apa kamu bercanda? Bibi menikah... papa dari Tuan Martin? Benarkah itu? Kamu tidak mengada-ada kan?" cecar Marigold dengan nada sangat takjub."Ck, aku tidak mungkin 'menghalu' untuk hal sebesar itu, Marigold jelek," decak Nina sebal. "Aku ini serius, dua rius, dan tiga rius. Secara hukum, aku dan Tuan Martin adalah saudara tiri.""Aku tidak percaya dengan kebetulan seperti ini. Jadi, apa itu artinya.. kamu dan Tuan Martin adalah.. saudara tiri?" simpul menyebalkan dari Marigold. "Wow. Itu keren, Nina."Nina memutar bola matanya, jengkel. "Keren dari Hongkong?! Aku tidak suka punya saudara tiri, apalagi kakak tiri seperti Martin. Hiii... ogah! Bikin ribet!" gerutunya dengan nada meninggi.Suara Nina yang merespon komentarnya dengan nada menyangkal, membuat Marigol
Read more

Bab 66 : Pagi hari Max

Keesokan harinya.Tuk.Max meletakkan cangkir kopi hitamnya di meja kafe yang terletak di sebelah kantornya. Max selalu menyukai suasana ramai dimana para pengunjung membeli secangkir kopi untuk dibawa ke tempat kerja mereka. Juga aroma harum kopi yang baru saja digiling, terasa menenangkan pikiran.Sejak Max bangun tidur tadi, raut wajahnya tidak bisa berhenti tersenyum ceria. Terbangun di sebelah gadis bandel yang berstatus sebagai istri ketujuhnya, membuat Max bahagia. Max juga menyempatkan diri beberapa saat lamanya untuk mengamati wajah cantik sekaligus lugu milik Marigold yang sedang terlelap di sampingnya.Semalam, Max menikmati malam yang penuh gairah bersama Marigold. Reaksi yang polos dan ekspresif membuat Max sangat bersemangat memberikan kenikmatan pada Marigold. Erangan dan rengekan Marigold terdengar merdu nan seksi di telinga Max."Ini pesanan croissant anda, Tuan Max. Silakan dinikmati," ucap seorang pelayan perempuan yang meletakkan sebuah piring berisi dua potong pas
Read more

Bab 67 : Stres dan pelampiasannya

"Kakek anda. Tuan Alexander."Mulut Max menganga lebar. "Dasar tua bangka! Kenapa sekarang dia ikut campur urusan kantor, hah?!" desisnya murka."Tuan Max, apa yang akan anda lakukan?"*****"Halo Max sayang, sudah lama sekali kamu tidak mengunjungi kami," sapa ramah seorang wanita paruh baya dengan tubuh montok nya, sangat nyaman untuk dipeluk. Wanita itu merentangkan kedua tangannya, menyambut kedatangan Max di rumah Tulip, rumah Tuan Alexander tua."Halo Nanny. Dimana kakek?" tanya Max sambil membiarkan dirinya dipeluk dan dihujani ciuman oleh wanita itu."Kakekmu sedang duduk santai di taman belakang," jawab Nanny sambil mengedikkan dagunya ke sebelah kanan. "Katakan padaku, apa kamu akan tinggal disini sampai makan siang, Max? Aku akan menyiapkan makanan kesukaanmu.""Aku tidak tahu, Nanny. Aku ada banyak pekerjaan, salah satunya memarahi si tua bangka itu."Pluk-pluk-pluk."Kasihan anakku," ucap Nanny sambil menepuk lembut kedua pipi Max. "Benar, kakekmu itu memang harus dimarah
Read more

Bab 68 : Merasa tertarik

Archie Alexander.Seorang laki-laki tampan sedang duduk di jok belakang mobilnya sambil menekuri tablet di pangkuannya."Tuan Archie, apa anda sudah mendengar berita terbaru tentang Tuan Max, sepupu anda?" tanya sopir sekaligus asisten pribadinya. "Tuan Max baru saja menikahi seorang gadis belia berusia 23 tahun. Jadi saat ini, total ada tujuh istri yang dimiliki sepupu anda, Tuan Archie.""Hmm, aku tahu," sahut Archie dengan jari terus menscroll layar tabletnya. "Aku sedang membaca berita tentang acara pemilihan gadis perawan untuk milyader. Gadis yang terpilih dan yang dinikahi sepupuku ini sama sekali tidak cantik ataupun menarik sedikitpun, bahkan memiliki latar belakang yang sama sekali tidak istimewa. Seharusnya dengan acara heboh seperti itu, wanita sekelas Miss Universe pun bisa didapatkan Max, bukannya malah memilih gadis sederhana yang polos dan culun. Entah apa yang ada di pikiran Max hingga memilih gadis itu sebagai pelengkap haremnya," cibirnya sinis.Saat ini, mobil Merc
Read more

Bab 69 : Acara makan siang

Di sebuah restoran mewah yang menyajikan Chinese Cuisine."Tunggu dulu, Tuan Martin," ucap Marigold yang tertegun menatap satu meja bulat melingkar, penuh dengan para penghuni istana penyihir. Mereka berenam ditambah dengan seorang ratu penyihir, sudah lengkap duduk cantik disana, sedang menyantap hidangan yang tersaji di atas meja bulat itu."Ya?""Tuan Martin bilang kalau aku akan makan siang dengan Tuan Max, tapi kenapa aku tidak melihat sosoknya di restoran ini? Aku malah melihat para siluman itu sedang duduk makan bersama disini? Apa mungkin Tuan Martin salah memberikan informasi padaku?"Martin memandang datar ke arah Marigold dan menjawab, "Tidak. Tidak salah. Anda memang dijadwalkan untuk makan bersama dengan Nyonya Alexander, mama dari Tuan Max. Beliau ingin makan siang bersama dengan para istri Tuan Max."Mendengar jawaban asisten pribadi tuan milayder, Marigold berkacak pinggang dengan gemas. "Apa kita berdua bermusuhan, Tuan Martin yang terhormat?""Bermusuhan? Apa maksud
Read more

Bab 70 : Menahan rasa mual

"Apa kamu sudah hamil, Marigold?"Bibir Marigold sudah terbuka untuk menjawab pertanyaan Nyonya Alexander, namun sudut matanya tiba-tiba menangkap satu sosok yang membuat tertegun. Otak Marigold seketika menjadi buram dan berkabut. Marigold memicingkan matanya ke arah sosok itu. Tubuh Marigold seolah mati rasa, saat mengenali bahwa sosok itu adalah Nolan, mantan kekasihnya.Saat ini Nolan sedang duduk satu meja bersama seorang wanita cantik. Posisi meja mereka berada tersembunyi di ujung restoran sehingga tidak terlihat jelas oleh orang yang berlalu lalang. Sekujur tubuh Marigold semakin membeku melihat interaksi Nolan dengan wanita itu. Keduanya... terlihat sangat akrab, malah terlalu akrab hingga bisa disebut intim."Tapi, wanita itu... terlihat lebih tua dari Nolan," batin Marigold yang tidak berkedip menatap bergantian, Nolan dan pasangannya. "Jadi.. semua itu benar?! Apa yang dikatakan Tuan Max tentang Nolan adalah benar?! Bahwa Nolan adalah gigolo, kekasih tante-tante?!" rintihn
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status