Home / Romansa / Muslihat Cinta Sang Produser / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Muslihat Cinta Sang Produser: Chapter 31 - Chapter 40

97 Chapters

31. Lawan Main

Dalam judul, "Hati yang Terpisah" Cassie adu akting dengan Raga, seorang pemain pria yang baru ditemukan Kiano. Raga adalah lulusan sekolah akting di Amerika. Meskipun peranakan indo, bahasa Indonesia Raga cukup lumayan. Shooting hari pertama, Cassie kembali bertemu dengan Raga. Raga belum tahu kalau Cassie kekasih Kiano, sehingga dia tidak membuat jarak dengan Cassie. Raga secara profesional berusaha untuk membangun chemistry dengan Cassie, begitu juga dengan Cassie. Shooting hari pertama, Raga di kawal oleh kekasihnya, Charlotte, sehingga dia tidak terlalu leluasa melakukan pendekatan dengan Cassie. Sebelum shooting dimulai, Raga memperkenalkan Charlotte pada Cassie, "Pagi Cassie.." sapa Raga saat Cassie sedang membaca skenario di ruang kostum"Pagi juga Raga, baru datang ya?" tanya CassieRaga menghampiri Cassie, "iya nih .. kenalin teman aku, dia juga sekolah di Amerika." ujar RagaCassie mengulurkan tangannya pada Charlotte, "aku
Read more

32. Didesak untuk Menikah

Setelah crew yang kesurupan bisa diatasi, Kiano pun melaksanakan acara selamatan produksi. Semua sesi acara berjalan dengan lancar. Tujuan utama Kiano datang ke lokasi bukan semata untuk acara selamatan produksi, tapi ada hal yang lebih penting harus dia katakan pada Cassie. Sebelum shooting di mulai, Kiano mengajak Cassie bicara serius di ruangan khusus Cassie, "Cassie.. Mama sudah mendesak aku untuk menikah sama kamu," ujar Kiano dengan mimik dan ekspresi penuh beban"Bagus dong mas, Kok kamu malah kurang gembira gitu mas? Kamu gak suka ya dengan permintaan Mama kamu?" tanya CassiePikiran Kiano berkecamuk, satu sisi dia senang mendapat restu dari Mamanya, tapi disisi lain dia masih membutuhkan Cassie di produksinya. "Bukan gak suka Cassie, aku masih butuh kamu di produksi, kalau kita menikah itu artinya kamu harus stop shooting." jawab Kiano"Aku ikhlas dan siap menjadi ibu rumah tangga seutuhnya mas, kalau memang harus begitu."
Read more

33. Sebuah Penghalang

Malam telah larut saat Kiano menjemput Cassie. Kiano menganggap tidak ada mata yang menatap ke arah mereka, ketika Kiano dan Cassie naik ke mobil yang di parkir di depan ruangan Cassie. Tanpa mereka sadari di kejauhan Raga dan Charlotte menatap ke arah mereka. Raga tidak menyangka kalau Cassie memiliki kedekatan khusus dengan Kiano. "Itu gak salah produser kamu jalan sama Cassie?" tanya Charlotte"Biasa aja kali artis jalan sama produser, emang ada yang aneh?" Raga balik bertanya"Ya gak sih itu hak mereka, bisa aja mereka memang punya kedekatan khusus sih.""Udah yuk kita pulang, ngapain juga membahas urusan orang lain." Raga mengajak Charlotte pulangDi dalam mobil Kiano menceritakan semua peristiwa, saat dia menemui Mamanya. Cassie dengan antusias mendengar cerita Kiano. Merasa Cassie sudah menjadi calon isterinya, Kiano memeluk erat Cassie di dalam mobil. Hatinya sangat bahagia, karena apa yang di idam-idamkannya selama ini sudah hampir ter
Read more

34. Di Luar Dugaan

Sebelum berangkat shooting, Cassie menyempatkan diri untuk berbicara dengan ibunya. Cassie cerita soal desakan Mama Kiano, agar Kiano dan Cassie segera menikah. Cassie menemui ibunya yang sedang sibuk di dapur, "bu kasih mau bicara sebentar bisa gak?" tanya CassieIbu Cassie menghentikan sejenak aktivitasnya, dan mengajak Cassie duduk di ruangan makan. "Kamu mau bicara soal apa Kasih? Soal apa maksud ibu?""Kemarin mas Kiano di desak Mamanya untuk segera menikah sama Kasih bu," ujar Cassie"Terus.. Masalahnya apa? Bagus toh kalau Mamanya yang minta?" tanya ibu Cassie lagi"Ya sih.. cuma mas Kiano minta pada Mamanya jangan buru-buru, karena Kasih harus lanjutkan kontrak dulu.""Apa tanggapan Mama Kiano?""Mamanya sih gak masalah, malah mendukung karir Kasih bu. Ibu sendiri gimana? Setuju gak kalau Kasih menikah sama mas Kiano?"Ibu Cassie tidak langsung menjawab, bahkan hanya menatap Kasih dengan terharu. Setelah berpikir sejen
Read more

35. Fungsi Kelelakian

Ada kecemasan yang paling mendasar dalam diri Kiano, yakni ketidakmampuannya melaksanakan fungsi kelelakiannya. Kiano sudah lama mengidap penyakit 'impotensi,' dan itu sudah ia alami sejak lima tahun yang lalu. Namun hal yang paling menguatkannya untuk menikahi Cassie adalah, karena sosok Cassie mampu menggugah gairah kelelakiannya, dan itu dia rasakan sejak awal dia mengenal Cassie saat masih menjadi figuran. Semakin dekat waktu pernikahannya dengan Cassie, Kiano semakin dihujani berbagai kecemasan, sehingga dia semakin stress. Ada keinginannya untuk mengakui hal itu pada Cassie, namun dia takut Cassie kecewa. Selepas dari stasiun TV, Kiano menuju ke rumah Cassie, untuk menemui ibu Cassie. Kecemasan menghadapi ibu Cassie sudah tidak lagi dia rasakan, karena dia sudah tahu kalau ibu Cassie sudah merestui. Kiano baru menyadari kalau dirinya impoten, karena memang selama ini dia belum pernah tertarik dengan wanita, tersebab rasa minder yang
Read more

36. Kiano Ajak Cassie ke Dokter

Keesokan harinya Kiano mundurkan callingan shooting Cassie, dia mengajak Cassie konsultasi ke dokter. Kiano tidak memberitahukan Cassie, kenapa sepagi itu harus konsultasi ke dokter. Dengan penuh tanda tanya Cassie mengikuti keinginan Kiano, terlebih lagi Kiano mengajaknya ke dokter andrologi.Begitu sampai di depan klinik dokter barulah Cassie tanyakan pada Kiano, karena dia merasa aneh di ajak ke dokter andrologi, dia baru mendengar adanya dokter andrologi. "Kenapa kita harus ke dokter ini mas? Ini dokter penyakit apa?" tanya Cassie"Kamu ikuti aku aja Cassie, nanti kamu akan tahu dokter apa yang akan kita temui." jawab Kiano sambil tergesa-gesa masuk ke tempat praktek dokterTernyata Kiano sudah bikin janji dengan dokternya, sehingga pagi itu dia menjadi pasien pertama di klinik teraebut.Sebelum masuk ke ruang klinik dokter Kiano kasih tahu Cassie,"Nanti kamu dengar aja apa yang aku bicarakan sama dokter ya." pesan Kiano"Iya mas.." jawa
Read more

37. Masa Lalu

Pesanan makanan dan minuman mereka sudah tersajikan diatas meja, sambil menikmatinya Kiano dan Cassie melanjutkan pembicaraan.Kiano menceritakan masa lalunya pada Cassie, dia ingin bicara tentang masa lalunya secara apa adanya pada Cassie. Kiano tidak ingin menutupi siapa dirinya di masa lalu, meskipun Cassie tidak peduli dengan masa lalunya."Sebelum aku jadi Mualaf, saat kedua orang tuaku masih rukun, hidup aku bergelimang dosa Cassie, sangat jauh dari perbuatan baik." cerita Kiano, pikirannya menerawang ke masa lalu"Mas.. meskipun aku tidak peduli dengan masa lalu kamu, aku akan tetap mendengar apa yang akan kamu ceritakan." ujar Cassie penuh ibaSambil bercerita, Kiano menatap wajah Cassie dan tangannya menggengam erat tangan Cassie diatas meja."Hidup aku tambah parah, saat Papa dan Mama berpisah, Itu terjadi enam tahun lalu, tapi kondisi itu juga yang pada akhirnya membuat aku bangkit.""Itulah yang di sebut Hidayah mas, yang menyadarkan kamu un
Read more

38. Meratapi Nasib

Setelah Kiano berlalu dari rumahnya, Cassie berlari masuk ke kamarnya dan membanting tubuhnya di atas tempat tidur. Dia tumpahkan semua perasaannya dengan uraian airmata.Melihat Cassie tergesa-gesa ke kamar, ibunya mengikuti ke kamar dan melihat Cassie sedang berurai airmata. Ibunya mendekati Cassie duduk di pinggiran tempat tidur,"Kenapa kamu nak? Kok tiba-tiba kamu berurai mata gitu? Kiano menyakiti kamu?" tanya ibunyaCassie bangun dari tidurnya dan langsung memeluk ibunya, "aku kasihan sama mas Kiano bu, dia mengidap impotensi." ucap Cassie"Jangan anggap dunia ini akan kiamat Kasih, itu bukanlah penyakit yang tidak bisa di sembuhkan, kamu harus yakini dia." Ibu Cassie mengatakan itu sambil mengusap-usap punggung CassieIbu Cassie terus memberikan semangat, agar Cassie tidak terlalu larut dalam kesedihan. Dia tidak ingin gara-gara hal itu, Cassie malah jatuh sakit lagi."Semua itu tidak lepas dari rencana gusti Allah Kasih, berprasangka baik saja
Read more

39. Cassie Murka

Di tengah hatinya berkabut masalah, Raga sebagai lawan mainnya tidak peka terhadap situasi. Raga terus berusaha memanfaatkan adegan yang sedang di perankannya bersama Cassie, untuk melampiaskan hasratnya terhadapa Cassie.Sebaik-baiknya Cassie terhadapa lawan mainnya, dia pun bisa murka ketika lawan mainnya tidak bisa menghormati dirinya. Dalam satu scene, yang merupakan 'golden scene,' dimana Raga dan Cassie harus melakukan love scene, Raga memanfaatkan scene itu sebagai sebuah kesempatan.Secara reflek, Cassie langsung teriak, "cut!!, kamu kok bablas gitu Ga? Kamu memanfaatkan scene ini untuk melampiaskan hasrat kamu ya?" sergah CassieSutradara sangat terkejut dengan reaksi Cassie, karena tidak biasanya Cassie bertindak seperti itu,"Ada apa Cassie? Kok kamu teriak cut?" tanya sutradara dengan penasaran"Ini mas.. Raga memanfaatkan scene ini untuk melecehkan saya secara fisik, seharusnya dia tidak perlu meraba-raba bagian tubuh saya." jawab CassieRa
Read more

40. Korban Perasaan

Kiano ajak Cassie dan Raga bicara di ruangan Cassie, dia kemukakan kalau suksesnya episode satu karena adanya chemistry antara kedua mereka. Dia minta pada Cassie dan Raga, untuk tetap terus menjaga chemistry tersebut."Sumbangan terbesar dari sinetron ini, sehingga bisa tembus tiga besar adalah karena chemistry yang kalian berdua bangun. Penonton sangat menyukai penokohan kalian berdua." Ujar Kiano"Apa yang harus kami lakukan untuk mempertahankan prestasi tersebut pak?" Tanya Raga"Ya kalian harus jaga, jangan sampai di episode selanjutnya penonton tidak lagi merasakan chemistry itu." Jawab KianoCassie merasa dilematis mendengar pernyataan Kiano, karena satu sisi dia harus menjaga perasaan Kiano sebagai calon suaminya, namun disisi lain dia dituntut untuk tetap menjaga hubungannya dalam peran dengan Raga. Sementara dia merasa Raga sangat memanfaatkan setiap adegan untuk melampiaskan hasratnya.Tapi atas pernyataan Kiano tersebut, Cassie merasa kalau Kiano
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status