Sebelum berangkat shooting, Cassie menyempatkan diri untuk berbicara dengan ibunya. Cassie cerita soal desakan Mama Kiano, agar Kiano dan Cassie segera menikah.
Cassie menemui ibunya yang sedang sibuk di dapur, "bu kasih mau bicara sebentar bisa gak?" tanya CassieIbu Cassie menghentikan sejenak aktivitasnya, dan mengajak Cassie duduk di ruangan makan. "Kamu mau bicara soal apa Kasih? Soal apa maksud ibu?""Kemarin mas Kiano di desak Mamanya untuk segera menikah sama Kasih bu," ujar Cassie"Terus.. Masalahnya apa? Bagus toh kalau Mamanya yang minta?" tanya ibu Cassie lagi"Ya sih.. cuma mas Kiano minta pada Mamanya jangan buru-buru, karena Kasih harus lanjutkan kontrak dulu.""Apa tanggapan Mama Kiano?""Mamanya sih gak masalah, malah mendukung karir Kasih bu. Ibu sendiri gimana? Setuju gak kalau Kasih menikah sama mas Kiano?"Ibu Cassie tidak langsung menjawab, bahkan hanya menatap Kasih dengan terharu. Setelah berpikir sejenAda kecemasan yang paling mendasar dalam diri Kiano, yakni ketidakmampuannya melaksanakan fungsi kelelakiannya. Kiano sudah lama mengidap penyakit 'impotensi,' dan itu sudah ia alami sejak lima tahun yang lalu.Namun hal yang paling menguatkannya untuk menikahi Cassie adalah, karena sosok Cassie mampu menggugah gairah kelelakiannya, dan itu dia rasakan sejak awal dia mengenal Cassie saat masih menjadi figuran.Semakin dekat waktu pernikahannya dengan Cassie, Kiano semakin dihujani berbagai kecemasan, sehingga dia semakin stress. Ada keinginannya untuk mengakui hal itu pada Cassie, namun dia takut Cassie kecewa.Selepas dari stasiun TV, Kiano menuju ke rumah Cassie, untuk menemui ibu Cassie. Kecemasan menghadapi ibu Cassie sudah tidak lagi dia rasakan, karena dia sudah tahu kalau ibu Cassie sudah merestui.Kiano baru menyadari kalau dirinya impoten, karena memang selama ini dia belum pernah tertarik dengan wanita, tersebab rasa minder yang
Keesokan harinya Kiano mundurkan callingan shooting Cassie, dia mengajak Cassie konsultasi ke dokter. Kiano tidak memberitahukan Cassie, kenapa sepagi itu harus konsultasi ke dokter. Dengan penuh tanda tanya Cassie mengikuti keinginan Kiano, terlebih lagi Kiano mengajaknya ke dokter andrologi.Begitu sampai di depan klinik dokter barulah Cassie tanyakan pada Kiano, karena dia merasa aneh di ajak ke dokter andrologi, dia baru mendengar adanya dokter andrologi."Kenapa kita harus ke dokter ini mas? Ini dokter penyakit apa?" tanya Cassie"Kamu ikuti aku aja Cassie, nanti kamu akan tahu dokter apa yang akan kita temui." jawab Kiano sambil tergesa-gesa masuk ke tempat praktek dokterTernyata Kiano sudah bikin janji dengan dokternya, sehingga pagi itu dia menjadi pasien pertama di klinik teraebut.Sebelum masuk ke ruang klinik dokter Kiano kasih tahu Cassie,"Nanti kamu dengar aja apa yang aku bicarakan sama dokter ya." pesan Kiano"Iya mas.." jawa
Pesanan makanan dan minuman mereka sudah tersajikan diatas meja, sambil menikmatinya Kiano dan Cassie melanjutkan pembicaraan.Kiano menceritakan masa lalunya pada Cassie, dia ingin bicara tentang masa lalunya secara apa adanya pada Cassie. Kiano tidak ingin menutupi siapa dirinya di masa lalu, meskipun Cassie tidak peduli dengan masa lalunya."Sebelum aku jadi Mualaf, saat kedua orang tuaku masih rukun, hidup aku bergelimang dosa Cassie, sangat jauh dari perbuatan baik." cerita Kiano, pikirannya menerawang ke masa lalu"Mas.. meskipun aku tidak peduli dengan masa lalu kamu, aku akan tetap mendengar apa yang akan kamu ceritakan." ujar Cassie penuh ibaSambil bercerita, Kiano menatap wajah Cassie dan tangannya menggengam erat tangan Cassie diatas meja."Hidup aku tambah parah, saat Papa dan Mama berpisah, Itu terjadi enam tahun lalu, tapi kondisi itu juga yang pada akhirnya membuat aku bangkit.""Itulah yang di sebut Hidayah mas, yang menyadarkan kamu un
Setelah Kiano berlalu dari rumahnya, Cassie berlari masuk ke kamarnya dan membanting tubuhnya di atas tempat tidur. Dia tumpahkan semua perasaannya dengan uraian airmata.Melihat Cassie tergesa-gesa ke kamar, ibunya mengikuti ke kamar dan melihat Cassie sedang berurai airmata. Ibunya mendekati Cassie duduk di pinggiran tempat tidur,"Kenapa kamu nak? Kok tiba-tiba kamu berurai mata gitu? Kiano menyakiti kamu?" tanya ibunyaCassie bangun dari tidurnya dan langsung memeluk ibunya, "aku kasihan sama mas Kiano bu, dia mengidap impotensi." ucap Cassie"Jangan anggap dunia ini akan kiamat Kasih, itu bukanlah penyakit yang tidak bisa di sembuhkan, kamu harus yakini dia." Ibu Cassie mengatakan itu sambil mengusap-usap punggung CassieIbu Cassie terus memberikan semangat, agar Cassie tidak terlalu larut dalam kesedihan. Dia tidak ingin gara-gara hal itu, Cassie malah jatuh sakit lagi."Semua itu tidak lepas dari rencana gusti Allah Kasih, berprasangka baik saja
Di tengah hatinya berkabut masalah, Raga sebagai lawan mainnya tidak peka terhadap situasi. Raga terus berusaha memanfaatkan adegan yang sedang di perankannya bersama Cassie, untuk melampiaskan hasratnya terhadapa Cassie.Sebaik-baiknya Cassie terhadapa lawan mainnya, dia pun bisa murka ketika lawan mainnya tidak bisa menghormati dirinya. Dalam satu scene, yang merupakan 'golden scene,' dimana Raga dan Cassie harus melakukan love scene, Raga memanfaatkan scene itu sebagai sebuah kesempatan.Secara reflek, Cassie langsung teriak, "cut!!, kamu kok bablas gitu Ga? Kamu memanfaatkan scene ini untuk melampiaskan hasrat kamu ya?" sergah CassieSutradara sangat terkejut dengan reaksi Cassie, karena tidak biasanya Cassie bertindak seperti itu,"Ada apa Cassie? Kok kamu teriak cut?" tanya sutradara dengan penasaran"Ini mas.. Raga memanfaatkan scene ini untuk melecehkan saya secara fisik, seharusnya dia tidak perlu meraba-raba bagian tubuh saya." jawab CassieRa
Kiano ajak Cassie dan Raga bicara di ruangan Cassie, dia kemukakan kalau suksesnya episode satu karena adanya chemistry antara kedua mereka. Dia minta pada Cassie dan Raga, untuk tetap terus menjaga chemistry tersebut."Sumbangan terbesar dari sinetron ini, sehingga bisa tembus tiga besar adalah karena chemistry yang kalian berdua bangun. Penonton sangat menyukai penokohan kalian berdua." Ujar Kiano"Apa yang harus kami lakukan untuk mempertahankan prestasi tersebut pak?" Tanya Raga"Ya kalian harus jaga, jangan sampai di episode selanjutnya penonton tidak lagi merasakan chemistry itu." Jawab KianoCassie merasa dilematis mendengar pernyataan Kiano, karena satu sisi dia harus menjaga perasaan Kiano sebagai calon suaminya, namun disisi lain dia dituntut untuk tetap menjaga hubungannya dalam peran dengan Raga. Sementara dia merasa Raga sangat memanfaatkan setiap adegan untuk melampiaskan hasratnya.Tapi atas pernyataan Kiano tersebut, Cassie merasa kalau Kiano
Selesai acara makan bersama, Kiano ajak Cassie bicara dari hati ke hati, dia tidak ingin ada kesalahfahaman Cassie terhadap perubahan sikapnya, yang terkesan lebih mementingkan produksi ketimbang rencana pernikahan mereka.Kiano merangkul Cassie sambil duduk di sofa, di ruangan Cassie,"Cassie kamu jangan salah faham ya, terhadap sikap aku akhir-akhir ini, ini semua aku lakukan demi karir kamu." Ujar Kiano sambil menatap Cassie yang ada di sampingnya"Ya mas.. aku perlu penjelasan kamu, supaya tidak terjadi kesalahfahaman." Cassie menjawab itu sambil menatap Kiano"Kamu jangan berpikir bahwa aku lebih mementingkan produksi, ketimbang pernikahan kita. Sama sekali tidak seperti itu.""Kenapa mas mengatakan hal seperti itu? Apakah aku berpikir seperti itu?"Kiano menerangkan pada Cassie, bahwa ucapannya itu adalah merupakan antisipasinya, agar Cassie tidak berpikir seperti itu. Kiano sangat percaya kalau Cassie tidak akan berpikir seperti itu.Kepada
Manusia punya keterbatasan dalam berpikir, dan Kiano sangat menyadari hal itu. Dia butuh jalan keluar dari setiap kesulitan yang sedang dihadapinya, dalam kondisi seperti itu, biasanya Mamanyalah tempat dia mengadu.Kiano menghadapi situasi yang sangat dilematis, antara mempertahankan karir Cassie dan rencana pernikahannya. Dia mengkonsultasikan hal itu pada Mamanya, saat selesai sarapan pagi bersama Mamanya."Ma.. Kiano mau bicara soal sesuatu boleh gak?" Tanya Kiano"Kamu mau bicara apa? Bicara aja, gak usah terlalu ribet gitu mikirnya." Jawab MamanyaKiano akhirnya cerita soal masalah yang sedang dihadapinya, pertama dia kemukakan soal penundaan pernikahannya, yang kedua soal kesuksesan tayangan produksinya, yang terkait dengan populeritas Cassie. Dia bingung untuk memilih mana yang harus dia perioritaskan."Seperti yang Mama pernah bilang, rencanakan aja kapan kalian mau menikah, toh keputusannya adalah sesuai dengan ketentuan Tuhan. Begitu juga soal pop
Cassie mencoba menghubungi nomor ponsel pengirim video tersebut. Namun, tidak bisa tersambung. Berkali-kali Cassie mencoba menghubunginya. Tapi, hasilnya tetap sama, tidak bisa dihubungi sama sekali.Waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Mata Cassie semakin sulit untuk terpejam. Cassie benar-benar dalam kebingungan, rencana pernikahannya sudah diujung tanduk. Dari tampilan video yang dikirim kepadanya, rasanya sudah sulit dia bisa memperbaiki hubungan dengan Kiano.Dalam video itu tersajikan Kiano sedang memeluk Jovanca di parkiran sebuah Mall. Seperti apa yang dilihat Regina saat memergoki Kiano memeluk Jovanca. Kejadian itu merupakan bagian dari peristiwa saat Kiano menolong Jovanca yang sakit. Berdasarkan cerita Kiano dan Jovanca hanyalah memberikan kesan Kiano hanya menolong Jovanca.Bahasa verbal yang disampaikan jelas berbeda penyampaiannya dengan visual, karena secara visual akan memberikan berbagai penafsiran. Inilah yang membuat Cassie sanga
Malam sudah larut saat Kiano antar Cassie pulang, meskipun mereka pasangan yang sebentar lagi menikah ibu Cassie tetap khawatir dengan Cassie. Di hadapan Kiano ibu Cassie mempertanyakannya,“Kok larut malam pulangnya nak Kiano?” tanya ibu Cassie. Kiano menjawab apa adanya pertanyaan ibu Cassie, “maaf bu.. tadi pulang shooting saya ajak Cassie ngobrol soal acara lamaran.” Jawab Kiano.Ibu Cassie tidak terima begitu saja jawaban Kiano, namun mengingatkan Cassie dan Kiano; “kalian kan bulan depan menikah, harus hati-hati menjaga hubungan. Hubungan kalian sangat rentan kalau tidak diwaspadai.” Nasehat ibu Cassie.Setelah Kiano pamit pulang, ibu Cassie kembali mencecar Cassie, “emang gak bisa dibicarakan di rumah soal lamaran itu, Kasih? Kenapa harus larut malam pulangnya?” ceca ibu Cassie. Cassie minta maaf sama ibunya,“Maaf bu.. aku yang ajak mas Kiano untuk bicara di kapal pesiarnya, kar
Saat tim produksi dan artis melakukan rembukan Kiano datang ke lokasi tanpa pemberitahuan. Kedatangan Kiano yang tiba-tiba membuat suasana menjadi ramai, karena Kiano langsung nimbrung di tengah-tengah crew dan pemain. “Ada apa nih? Lagi gak pada shooting ya? “ Tanya Kiano memecah keramaian. Robby sebagai sutradara langsung menjawab pertanyaan Kiano, “kebetulan nih bapak ada.. kita sedang membahas ritme kerja yang sedang menurun pak.” Jawab RobbyDengan antusias Kiano pun ingin mendengar apa yang menjadi persoalannya, “oke.. saya suka kalian peduli terhadap hal ini, saya akan menjadi pendengar dari semua yang akan kalian kemukakan.” Ujar KianoMelihat kehadiran Kiano Jovanca hatinya berbunga-bunga, sebaliknya Cassie malah biasa-biasa saja. Robby meneruskan pembicaraan, “Tadi Jovanca sudah mengemukakan apa yang merusak mood-nya, begitu juga dengan Cassie.” Tambah RobbyDengan tanpa perasaan sunkan Jovanca menghampiri Kiano, dia mengemukakan tentang apa yang meru
Hubungan antara Jovanca dengan Cassie dan Kiano seperti api dalam sekam. Di permukaan terlihat baik-baik saja, namun secara diam-diam Jovanca tetaplah merencanakan sesuatu untuk menghancurkan rencana pernikahan Cassie dan Kiano. Sehari-hari di lokasi antara Jovanca dan Cassie terlihat harmonis, tidak ada yang tahu kalau Jovanca tidak saja antgonis dalam perannya di sinetron. Saat tibanya waktu sholat Jovanca pun sholat bersama Cassie. Sehingga tabiat jahatnya Jovanca tidak akan ada yang menduganya. Wajahnya cantik dan ayu, tutur katanya juga lembut layaknya orang baik-baik, tapi di balik itu semua Jovanca tidak segan untuk menggunting dalam lipatan. Karakter aslinya Jovanca perlahan-lahan mulai kelihatan di mata Cassie, sejak dia terlalu kepo dengan hubungan Cassie dan Kiano. Cassie menegur Jovanca yang mulai terlalu jauh mencampuri hubungannya dengan Kiano. Dia mengkoreksi dandanan Cassie yang di matanya terlalu biasa. “Cassie.. Kiano pernah protes gak dengan pe
Di kantor, Kiano sedang berbicara dengan Regina untuk melanjutkan pembicaraan yang tertunda.“Kamu serius gak tahu apa yang direncanakan Regina? Masak sih kamu sepolos itu Kiano?” Tanya Regina membuka pertanyaan. Kiano berpikir keras mendengar pertanyaan Regina. Dia mencoba mengingat kembali peristiwa saat ketemu Jovanca.“Aku sih gak berpikir negatif pada Jovanca, Gin.. karena pertemuan itu tidak disengaja.” Jawab Kiano“Pertemuannya memang kebetulan Kiano, tapi masak iya tiba-tiba ketemu kamu Jovanca sakit? Logis gak menurut kamu?”Kiano sebetulnya tahu kalau Jovanca hanya pura-pura sakit, karena pada kenyataannya setelah sampai di apartemen dia sehat – sehat saja. Dan Kiano sangat sadar kalau Jovanca sudah masuk perangkap Jovanca, hanya saja dia tidak mungkin mengakui itu pada Regina.“Aku sih sebetulnya tahu kalau Jovanca pura-pura sakit Gin, yang aku gak tahu itu apa motifnya melakukan semua itu?” Tanya Kiano“Ya apalagi kalau bukan sen
Mendengar ucapan Mama Kiano seketika Cassie tersadar dengan posisi Kiano dihadapan Mamanya. Cassie mengenang kebaikan Kiano dan keseriusan Kiano untuk menikahinya. Bagaimana Kiano menahan hasrat untuk tidak menodai kesucian Cassie, yang sudah tidak mampu menahan hasratnya.Sementara Cassie juga berpikir bahwa, kesalahan yang dilakukan Kiano bukanlah kehendaknya. Dan bukanlah sebuah kesalahan yang patal. Terlalu naif kalau Cassie terus menerus menolak menikah dengan Kiano hanya karena itu. Cassie juga berpikir, belum tentu dia menemukan lelaki yang lebih baik dari Kiano.Cassie berdiri dari duduknya, dihampirinya Mama Kiano dan dipeluknya sambil menumpahkan airmatanya,“Cassie sangat bahagia bisa menjadi bagian hidup Mama.. Cassie sangat mencintai Kiano dan Mama.” Ujar Cassie sambil berurai airmata.Mama Kiano pun tidak mampu menahan keharuannya. Meskipun masih dengan penuh tanda tanya dia membalas pelukan Cassie,&ld
Di lokasi shooting, Jovanca terus melakukan pendekatan pada Cassie. Dia berusaha untuk melakukan playing victim, seolah-olah dia menjadi korban dari isu tentang hubungannya dengan Kiano. Jovanca tetap ingin membuat Cassie tidak berpandangan negatif terhadap dirinya.“Cassie, aku sebenarnya merasa tersudutkan dalam kasus ini. Pandangan orang terhadap aku sangat negatif, aku dianggap sebagai pelakor.” Ujar Jovanca dengan akting sedikit memelas.Cassie menanggapi ucapan Jovanca itu dengan dingin, “Masak sih Jo? Kan tidak terjadi apa-apa? Kenapa kamu harus merasa bersalah? “ Tanya Cassie dengan ringannya.Jovanca merasa jawaban Cassie itu menohok dirinya, karena berdasarkan pengakuannya sendiri bahwa antara dia dengan Kiano tidak ada hubungan apa. Tapi, pada kenyataannya dia merasa jadi korban. Sementara sikap Cassie di depan Jovanca biasa-biasa saja.“Kamu gak beranggapan negatif sama aku kan? Kamu gak benci sama aku kan?” tanya J
“Cassie.. mumpung ada mas Kiano aku akan jelaskan semua.” Ujar Jovanca tiba-tiba.Jovanca menceritakan semua kronologisnya sesuai dengan apa yang dikatakan Kiano pada Cassie. Memang pada akhirnya Cassie percaya dengan cerita Jovanca, karena cerita Jovanca persis sama dengan penjelasan Kiano. Hanya saja kejadian Kiano memeluk Jovanca sampai ke mobil tidak masuk dalam cerita Jovanca.Cassie hanya terdiam mendengar kronologis kejadian yang diceritakan Jovanca. Sesekali Cassie menatap ke arah Kiano untuk melihat reaksi Kiano saat mendengar cerita Jovanca.“Cassie.. kamu sudah dengar Semua kan apa yang diceritakan Jovanca.” Tanya Kiano sambil menatap Cassie. Cassie hanya menjawab dengan anggukan kepala.Jovanca mengatakan kepada Cassie kalau dia sangat beruntung dicintai Kiano, karena menurutnya Kiano adalah laki-laki yang setia dan tidak mudah tergoda wanita lain.“Aku menjadi saksi Cassie bahwa, mas Ki
Cassie tanya Jovanca tentang petemuannya dengan Kiano, namun Jovanca tetap tidak ingin menceritakan peristiwa yang sebenarnya. Jovanca tidak ingin masalah itu akan mengganggu karirnya, banyak yang dirahasiakan Jovanca."Aku sih gak sengaja ketemu, aku sudah duluan di toko parfum, eh.. gak lama aku lihat ada mas Kiano, ya aku ngobrol deh." Cerita Jovanca"Cuma ngobrol di toko parfum ya Jo?"Jovanca masih duduk di kursi lipatnya, begitu juga dengan Cassie. Jovanca menjawab pertanyaan Cassie dengan santai,"Ya cuma gitu deh.. habis itu aku pulang, mas Kiano masih di toko parfum."Berbeda antara ucapan dan kata hatinya, meskipun dia mengatakan tidak mempermasalahkan pertemuan Jovanca dan Kiano, tapi hatinya terus gelisah. Cassie sangat terganggu dengan firasat yang diterimanya.Cassie tidak percaya dengan cerita Jovanca, meskipun Jovanca sikapnya baik terhadapa Cassie. Dia merasa kalau Jovanca belum menceritakan tentang pertemuannya dengan Kiano secara leng