Kiano ajak Cassie dan Raga bicara di ruangan Cassie, dia kemukakan kalau suksesnya episode satu karena adanya chemistry antara kedua mereka. Dia minta pada Cassie dan Raga, untuk tetap terus menjaga chemistry tersebut.
"Sumbangan terbesar dari sinetron ini, sehingga bisa tembus tiga besar adalah karena chemistry yang kalian berdua bangun. Penonton sangat menyukai penokohan kalian berdua." Ujar Kiano"Apa yang harus kami lakukan untuk mempertahankan prestasi tersebut pak?" Tanya Raga"Ya kalian harus jaga, jangan sampai di episode selanjutnya penonton tidak lagi merasakan chemistry itu." Jawab KianoCassie merasa dilematis mendengar pernyataan Kiano, karena satu sisi dia harus menjaga perasaan Kiano sebagai calon suaminya, namun disisi lain dia dituntut untuk tetap menjaga hubungannya dalam peran dengan Raga. Sementara dia merasa Raga sangat memanfaatkan setiap adegan untuk melampiaskan hasratnya.Tapi atas pernyataan Kiano tersebut, Cassie merasa kalau KianoSelesai acara makan bersama, Kiano ajak Cassie bicara dari hati ke hati, dia tidak ingin ada kesalahfahaman Cassie terhadap perubahan sikapnya, yang terkesan lebih mementingkan produksi ketimbang rencana pernikahan mereka.Kiano merangkul Cassie sambil duduk di sofa, di ruangan Cassie,"Cassie kamu jangan salah faham ya, terhadap sikap aku akhir-akhir ini, ini semua aku lakukan demi karir kamu." Ujar Kiano sambil menatap Cassie yang ada di sampingnya"Ya mas.. aku perlu penjelasan kamu, supaya tidak terjadi kesalahfahaman." Cassie menjawab itu sambil menatap Kiano"Kamu jangan berpikir bahwa aku lebih mementingkan produksi, ketimbang pernikahan kita. Sama sekali tidak seperti itu.""Kenapa mas mengatakan hal seperti itu? Apakah aku berpikir seperti itu?"Kiano menerangkan pada Cassie, bahwa ucapannya itu adalah merupakan antisipasinya, agar Cassie tidak berpikir seperti itu. Kiano sangat percaya kalau Cassie tidak akan berpikir seperti itu.Kepada
Manusia punya keterbatasan dalam berpikir, dan Kiano sangat menyadari hal itu. Dia butuh jalan keluar dari setiap kesulitan yang sedang dihadapinya, dalam kondisi seperti itu, biasanya Mamanyalah tempat dia mengadu.Kiano menghadapi situasi yang sangat dilematis, antara mempertahankan karir Cassie dan rencana pernikahannya. Dia mengkonsultasikan hal itu pada Mamanya, saat selesai sarapan pagi bersama Mamanya."Ma.. Kiano mau bicara soal sesuatu boleh gak?" Tanya Kiano"Kamu mau bicara apa? Bicara aja, gak usah terlalu ribet gitu mikirnya." Jawab MamanyaKiano akhirnya cerita soal masalah yang sedang dihadapinya, pertama dia kemukakan soal penundaan pernikahannya, yang kedua soal kesuksesan tayangan produksinya, yang terkait dengan populeritas Cassie. Dia bingung untuk memilih mana yang harus dia perioritaskan."Seperti yang Mama pernah bilang, rencanakan aja kapan kalian mau menikah, toh keputusannya adalah sesuai dengan ketentuan Tuhan. Begitu juga soal pop
Disamping tetap terus merencanakan pernikahannya, Kiano pun terus konsultasi dengan dokter terkait penyakitnya. Untuk kali ini dia tidak di temani Cassie, dia mendatangi klinik dokter andrologi untuk kali yang kedua.Kali ini Kiano bertanya tentang tingkat kesembuhan penyakit yang di deritanya, menurut dokter,"Ada tiga terapi dalam tahapan pengobatannya, kita akan coba dulu dengan dua lini pengobatan.""Apa saja tuh dok terapinya?" Tanya Kiano"Terapi pertama, ya melalui konsumsi obat-obatan, kalau pada tahap ini belum berhasil, maka bisa dilakukan vakum pada alat vital." Jawab dokterSelanjutnya dokter menjelaskan secara detil terapi berikutnya, yakni lini kedua. Injeksi intracavernosal adalah salah satu terapi DE, yang mana obat langsung disuntikkan ke saluran keluar kencing. Injeksi berguna untuk melebarkan pembuluh darah di penis."Apa itu DE dok? Tanya Kiano" DE itu singkatan dari disfungsi ereksi.""Dua terapi ini akan memperliha
Belum di ketahui apa penyebab keributan antara Raga dan pacarnya, Charlotte. Kiano mencoba menengahinya, dengan membawa Raga dan Charlotte ke ruangan Cassie. Tentu saja membuat Cassie kaget, karena dia tidak tahu kalau ada keributan diluar, yang bikin Cassie lebih kaget, Kiano ternyata belum jadi balik ke kantor.Charlotte tidak ingin masuk ke ruangan Cassie, begitu lihat Cassie ada di dalam. Kiano minta Cassie agar mau mengalah untuk keluar. Begitu Cassie keluar, Kiano interogasi Raga,"Ada apa ini Raga? Kok tiba-tiba kalian ribut di lokasi?" Tanya Kiano dengan tenang"Saya minta maaf sudah mengganggu kenyamanan di lokasi pak, ini hanya kesalahfahaman aja." Terang Raga, Charlotte yang ada disamping Raga hanya bisa menundukkan wajahnya"Jadi ini hanya masalah privasi kalian berdua ya? Pesan saya, selesaikan di luar lokasi shooting, kalau shooting sampai terganggu, itu artinya kalian berusan dengan saya." Tegas KianoRaga menganggap Charlotte terlalu 'childis
Kiano baru saja sampai di kantornya, saat sekuriti kantornya kasih tahu kalau ada tamu yang sudah menunggu di ruang kerjanya."Barusan ada tamu yang ingin ketemu bapak." Ujar sekuriti"Laki atau perempun? Ada dimana tamunya?" Tanya Kiano"Perempuan pak, tamunya ada di ruangan bapak.""Ok.. terima kasih ya pak."Kiano segera menuju ke ruangannya di lantai dua. Saat Kiano masuk perempuan itu sedang berdiri di dekat jendela, memandang kearah luar. Kiano tertegun sejenak sebelum dia menyapa tamunya."Selamat siang.." sapa KianoPerempuan itu membalikkan badannya ke arah Kiano,"Hai Kiano.." Perempuan itu menghampiri Kiano. Kiano surprise begitu siapa perempuan yang ada dihadapannya, "Wah surprise banget, udah lama kita gak ketemu ya Regina" ujar Kiano dengan senangRegina memeluk Kiano dengan hangat, setelah cipika-cipiki dia melepaskan pelukannya"Gimana kabar kamu? Tambah keren aja nih boss muda." Ujar Regina"Du
Keesokan harinya, sebelum ajak Regina ke lokasi shooting, Kiano kasih tahu Cassie kalau dia mau kenalkan sepupunya dari Amerika pada Cassie. Tujuan Kiano semata untuk memperlihatkan pada Regina seperti apa Cassie yang dia ceritakan.Kiano juga cerita pada Regina, salah satu aktornya lulusan sekolah akting di Amerika. Regina tambah semangat mendengar cerita Kiano,"Gila!! lulusan sekolah akting Amerika mau jadi aktor di Indoseia? Pasti luar biasa ya aktingnya.""Ya kamu lihat aja sendiri nanti, seperti apa akting dia.""Jauh ya lokasi shootingnya?" Tanya Regina"Yah lumayanlah, kurang lebih satu jam perjalanan." Jawab KianoKiano cerita pada Regina, kalau dia selama kurang lebih empat tahun sudah banyak mengorbitkan artis baru. Regina sangat memuji kemampuan Kiano dalam membangun usahanya. Dia tidak menyangka kalau Kiano jauh berubah di bandingkan saat mereka masih pacaran.Di dalam perjalanan ke lokasi, Regina bertanya banyak hal pada Kiano, bahkan
Regina membalas tatapan Raga dan menyalami Raga sambil menyebut namanya, "Regina.."Kiano menyela di antara Raga dan Regina, "Gina.. ini aktor lulusan Amerika yang aku bilang sama kamu." Ucap KianoRegina merespon ucapan Kiano dengan biasa saja, sebaliknya Raga malah merasa tersanjung dengan pujian Kiano,"Wah pak Kiano, ternyata sudah menyanjung saya dengan luar biasa, terima kasih pak.""Saya bilang sama Regina, bahwa salah satu aktor saya lulusan Amerika, nah kamu harus buktikan itu Raga.""Siap pak, saya akan berusaha untuk selalu memberikan yang terbaik pak."Cassie menyaksikan semua itu, dan melihat Raga begitu sumringah kenalan dengan Regina. Maklum saja, posisi Raga sekarang sedang jomblo dan Regina dianggapnya hadir diwaktu yang tepat.Kiano terus memotivasi Regina agar mau meramaikan produksinya, Regina sendiri mulai terbuka pikirannya. Tadinya tidak ingin sama sekali terjun ke dunia entertainment, sekarang minatnya mulai berubah.
Sebelum Kiano pamit dari lokasi shooting ada kecemasan di hati Cassie, meskipun Regina adalah sepupu Kiano, ada terbersit dalam pikirannya kalau sesuatu bisa saja terjadi. Cassie ingatkan Kiano agar hati-hati, karena tatapan mata dan pandangan culas Regina selalu mengganggu pikirannya.Kiano menekankan pada Regina, agar dia fokus pada sosok Audri. Dengan entengnya Regina menjawab,"Sosok Audri itu sudah ada dalam diri aku Kiano, jadi tidak terlalu sulit untuk memerankannya." Ujar Regina sambil melirik Kiano dengan pandangan yang remeh."Gak usah terlalu yakin juga Gina, berakting itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.""Gak sih, aku cuma merasa kalau aku cuma akan memerankan diri aku sendiri, jadi Aku cukup menjadi diri aku sendiri, natural kan?"Regina menceritakan kondisi psikologisnya selama kuliah dia Amerika, bahwa dia berubah menjadi orang suka sinis terhadap kesuksesan orang lain. Bahkan dia cerita kalau tidak terlalu bergaul dilingkungan kampu