Regina diam-diam menjadi musuh dalam selimut bagi Cassie, dan duri dalam daging bagi Kiano. Selalu memanfaatkan kesempatan untuk mencuri perhatian Kiano, dia sama sekali tidak mengetahui kalau sekarang Kiano sudah jauh berubah dibandingkan di masa lalu.Regina merapatkan duduknya ke Kiano, Kiano bergeming mengacuhkannya. Regina semakin agresif memancing hasrat Kiano, namun sedikit pun Kiano tidak tergoda. Regina memeluk Kiano, dan Kiano menggeser duduknya, menjauh dari Regina."Kamu kenapa sih? Kayak orang udah gak punya gairah sama sekali?" Tanya Regina"Sudah sejak lima tahun yang lalu aku kehilangan libido Gina, jadi percuma kamu goda aku." Jawab Kiano dengan dingin"What!!? Yang benar kamu? Apa yang terjadi pada diri kamu?"Kiano ceritakan pada Regina, bahwa sejak kepergiannya ke Amerika, dirinya lebih banyak menghabiskan waktu di club, hidupnya setiap hari hanya poya-poya. Bukan cuma itu saja, Kiano juga katakan bahwa hidupnya bergelimang wanita.Sa
Kelebihan Cassie dia sangat natural dalam segala hal. Kelebihan lainnya, dia apa adanya, tidak ada yang di buat-buat dari sikap dan perbuatannya. Cassie memiliki 'inner beauty' yang luar biasa, sehingga itu menjadi daya tariknya. Kehadiran Regina tidak mempengaruhi sikapnya pada Kiano, karena dia sangat mengenal karakter Kiano. Itulah yang membuat Kiano melabuhkan cintanya pada Cassie, yang mantan penjual kue keliling, dan merupakan perempuan biasa. Setelah menjadi idola penonton, sikap Cassie pun tidak berubah, dia sadar betul kalau populeritas itu tidak akan bertahan lama. Di lokasi shooting akting Cassie dan Raga selalu mendapat pujian. Dalam sebuah scene, di mana Cassie dan Raga berakting sangat touching, adengannya pun sangat sedih dan romantis, sehingga selesai pengambilan adegan, semua orang yang menyaksikan adegan tersebut tepuk tangan. "Mantap!! Luar biasa!!" Ujar sutradara, begitu adegan itu selesaiSemua yang ada di lokasi tepuk tangan, termas
Setelah membaca semua scene yang akan di perankan Regina, insting Cassie mengatakan kalau antara dia dan Regina, kemungkinan besar akan bersinggungan. Peran Regina di skenario itu menurut Cassie sangat kuat, dan dia harus mengantisipasinya.Robby tannya Cassie tentang peran Regina,"Udah baca semua Cassie? Gimana menurut kamu?" Tanya Robby"Kuat sekali ya mas perannya, dan karakternya pas banget sama Regina." Jawab Cassie"Kok kamu punya pikiran gitu? Emang kamu sudah kenal karakternya Regina?""Feeling aku aja sih mas, sejak kenal dan ketemu Regina, kesan aku karakternya persis seperti Audri."Robby memberikan masukan pada Cassie untuk mengantisipasi, agar gak berbenturan dengan Regina. Robby menyarankan agar menjaga jarak dengan Regina, atau malah sebaliknya berlaku akrab dengannya.Cassie kasih alasan kalau dia punya cara sendiri untuk menghadapi orang seperti Regina."Tenang aja mas, In Sha Allah aku bisa atasi soal
Shooting hari pertama, Regina di tempatkan satu ruangan dengan Cassie. Kehadiran Regina di ruangan Cassie di terima dengan baik oleh Cassie. Dia tidak komplin pada Kiano, bahkan Cassie berusaha untuk menghargai Regina sebagai sepupu Kiano."Kamu gak keberatan kan aku ada di ruangan ini?" Tanya ReginaDengan sikap yang ramah, Cassie menjawab pertanyaan Regina, "sama sekali enggak mbak, saya malah senang ada teman ngobrol.""Asal kamu tahu aja ini bukan kemaun aku, karena aku sudah minta ruangan khusus sama Kiano, tapi dia minta aku disini aja.""Ya gak apa-apa mbak, kita sama-sama aja, di sini kita bisa reading nantinya."Cassie kembali menyibukkan diri dengan membaca skenario, sementara Regina keluar ruangan, dia mencari keberadaan Raga. Di sebuah koridor di lokasi shooting, dia melihat keberadaan Raga.Regina menyapa Raga dan menghampirinya,"Kirain kamu belum datang Ga? Lagi ngapain disini?" Tanya Regina"Aku baru aja nyampe Gina, bias
Kiano sengaja datang ke lokasi secara diam-diam, dia ingin melihat langsung seperti apa perilaku Regina di lokasi. Sama Cassie pu dia tidak kasih tahu kalau hari itu dia akan ke lokasi.Bagi Cassie sudah biasa kalau mendadak Kiano hadir di lokasi, berbeda dengan Regina, karena sikapnya di depan dan di belakang Kiano selalu berbeda.Regina bisa bersikap manis di depan Kiano, tapi di belakang Kiano watak aslinya tidak bisa dia sembunyikan. Apa yang dikuatirkan Kiano benar-benar terjadi, dia menyaksikan sikap Regina terhadap Cassie."Sekarang kamu tunjukkan dong kalau kamu artis hebat!! Aku tantang kamu untuk reading!!" tantang Regina"Apa harus seperti itu sikapnya mbak? Salah aku apa? Kan aku gak pernah pamer sebagai artis hebat?" Tanya Cassie"Ada apa ini!!?" Serga Kiano yang muncul tiba-tibaRegina langsung berubah mimik mukanya, yang tadinya sangat jutek, sekarang dia manis-manisin,"Gak apa-apa Kiano, aku cuma lagi
Tidak ada keraguan lagi di hati Kiano untuk menikahi Cassie, dia tidak lagi peduli terhadap pemeo yang mengatakan; populeritas Cassie akan surut kalau menikah disaat sedang populer.Kiano sangat yakin kalau niat baiknya tidak ada yang bisa menghalangi, apa lagi kalau Tuhan sudah merestuinya. Kiano sudah tidak lagi mempersoalkan, kalau pun Cassie akan kehilangan penggemarnya.Satu langkah terakhir yang harus dia hadapi adalah meminta restu Papanya. Bagi Kiano, direstui atau tidak oleh Papanya, dia akan tetap melangsungkan pernikahannya.Pagi-pagi sekali, Kiano mengunjungi rumah Papanya di sebuah kawasan bisnis di daerah Kuningan Jakarta. Kiano tahu kalau Papanya biasa jogging di kawasan itu, dan benar saja, belum sampai di rumah Papanya, Kiano bertemu.Kiano memarkir mobilnya di tepi jalan, dan menyapa Papanya,"Pagi Pa.." Sapa Kiano sambil menghampiri Santoso"Pagi Kiano.." Jawab Santoso dengan terengah-engah sehabis jalan
Cassie tidak bisa menyimpan perasaannya, dia merasa ada yang mengganjal di hatinya. Nalurinya mengatakan kalau Kiano bukan hanya sekadar sepupu dengan Regina, karena sikap Regina terhadap Kiano bukan hanya seperti saudara."Mas.. gak ada yang kamu sembunyikan dari aku kan?" Cassie mulai menyelidiki"Sembunyikan apa maksud kamu Cassie? Apa aku pernah tidak jujur sama kamu?"Bukannya menjawab pertanyaan Cassie, Kiano malah balik bertanya."Gak pernah sih, maaf mas aku curiga sama hubungan kamu dan Regina, mungkin aku salah menafsirkannya."Kiano akhirnya cerita pada Cassie, tentang hubungannya dengan Regina di masa lalu. Kiano katakan kalau hubungannya dengan Regina saat mereka masih remaja, dan Kiano menganggap itu bukanlah hubungan yang serius."Aku gak bisa bilang kalau hubungan aku sama Regina itu sebagai hubungan yang serius.""Kenapa mas? Tapi kamu dan Regina benar pacaran kan?""Gak juga sih, awalnya hanya kedekatan sebagai saudara,
Cassie duluan sampai di lokasi, di ruangannya sudah ada Kokom yang rupanya sudah lebih duluan dari Cassie."Wah ternyata aku keduluan sama mbak Kokom, tumben mbak datang duluan?" Tanya Cassie sambil meletakkan barang bawaannya diatas meja."Iya mbak, tadi pak Kiano telepon minta aku datang lebih awal." Jawab Kokom sambil membenahi barang bawaan CassieMemang sudah tugasnya Kokom, yang harus mengawasi barang-barang Cassie. Di luar, bodyguard Cassie juga sudah datang, rupanya Kiano memperketat penjagaan terhadap Cassie. Dia ingin begitu Cassie sampai lokasi, Kokom dan bodyguard sudah ada di lokasi."Ada apa ya mas Kiano sampai begitu banget? Tadi aku lihat, bodyguard juga sudah datang duluan.""Ya bagus dong mbak, itu tandanya pak Kiano sayang sama mbak Cassie.""Aku sih senang diperhatikan gitu mbak, tapi kalau berlebihan aku juga gak suka."Cassie melihat skedul shooting yang di berikan Kokom, dan dia memperhatikan scene-scene yang akan diambil. Di
Cassie mencoba menghubungi nomor ponsel pengirim video tersebut. Namun, tidak bisa tersambung. Berkali-kali Cassie mencoba menghubunginya. Tapi, hasilnya tetap sama, tidak bisa dihubungi sama sekali.Waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Mata Cassie semakin sulit untuk terpejam. Cassie benar-benar dalam kebingungan, rencana pernikahannya sudah diujung tanduk. Dari tampilan video yang dikirim kepadanya, rasanya sudah sulit dia bisa memperbaiki hubungan dengan Kiano.Dalam video itu tersajikan Kiano sedang memeluk Jovanca di parkiran sebuah Mall. Seperti apa yang dilihat Regina saat memergoki Kiano memeluk Jovanca. Kejadian itu merupakan bagian dari peristiwa saat Kiano menolong Jovanca yang sakit. Berdasarkan cerita Kiano dan Jovanca hanyalah memberikan kesan Kiano hanya menolong Jovanca.Bahasa verbal yang disampaikan jelas berbeda penyampaiannya dengan visual, karena secara visual akan memberikan berbagai penafsiran. Inilah yang membuat Cassie sanga
Malam sudah larut saat Kiano antar Cassie pulang, meskipun mereka pasangan yang sebentar lagi menikah ibu Cassie tetap khawatir dengan Cassie. Di hadapan Kiano ibu Cassie mempertanyakannya,“Kok larut malam pulangnya nak Kiano?” tanya ibu Cassie. Kiano menjawab apa adanya pertanyaan ibu Cassie, “maaf bu.. tadi pulang shooting saya ajak Cassie ngobrol soal acara lamaran.” Jawab Kiano.Ibu Cassie tidak terima begitu saja jawaban Kiano, namun mengingatkan Cassie dan Kiano; “kalian kan bulan depan menikah, harus hati-hati menjaga hubungan. Hubungan kalian sangat rentan kalau tidak diwaspadai.” Nasehat ibu Cassie.Setelah Kiano pamit pulang, ibu Cassie kembali mencecar Cassie, “emang gak bisa dibicarakan di rumah soal lamaran itu, Kasih? Kenapa harus larut malam pulangnya?” ceca ibu Cassie. Cassie minta maaf sama ibunya,“Maaf bu.. aku yang ajak mas Kiano untuk bicara di kapal pesiarnya, kar
Saat tim produksi dan artis melakukan rembukan Kiano datang ke lokasi tanpa pemberitahuan. Kedatangan Kiano yang tiba-tiba membuat suasana menjadi ramai, karena Kiano langsung nimbrung di tengah-tengah crew dan pemain. “Ada apa nih? Lagi gak pada shooting ya? “ Tanya Kiano memecah keramaian. Robby sebagai sutradara langsung menjawab pertanyaan Kiano, “kebetulan nih bapak ada.. kita sedang membahas ritme kerja yang sedang menurun pak.” Jawab RobbyDengan antusias Kiano pun ingin mendengar apa yang menjadi persoalannya, “oke.. saya suka kalian peduli terhadap hal ini, saya akan menjadi pendengar dari semua yang akan kalian kemukakan.” Ujar KianoMelihat kehadiran Kiano Jovanca hatinya berbunga-bunga, sebaliknya Cassie malah biasa-biasa saja. Robby meneruskan pembicaraan, “Tadi Jovanca sudah mengemukakan apa yang merusak mood-nya, begitu juga dengan Cassie.” Tambah RobbyDengan tanpa perasaan sunkan Jovanca menghampiri Kiano, dia mengemukakan tentang apa yang meru
Hubungan antara Jovanca dengan Cassie dan Kiano seperti api dalam sekam. Di permukaan terlihat baik-baik saja, namun secara diam-diam Jovanca tetaplah merencanakan sesuatu untuk menghancurkan rencana pernikahan Cassie dan Kiano. Sehari-hari di lokasi antara Jovanca dan Cassie terlihat harmonis, tidak ada yang tahu kalau Jovanca tidak saja antgonis dalam perannya di sinetron. Saat tibanya waktu sholat Jovanca pun sholat bersama Cassie. Sehingga tabiat jahatnya Jovanca tidak akan ada yang menduganya. Wajahnya cantik dan ayu, tutur katanya juga lembut layaknya orang baik-baik, tapi di balik itu semua Jovanca tidak segan untuk menggunting dalam lipatan. Karakter aslinya Jovanca perlahan-lahan mulai kelihatan di mata Cassie, sejak dia terlalu kepo dengan hubungan Cassie dan Kiano. Cassie menegur Jovanca yang mulai terlalu jauh mencampuri hubungannya dengan Kiano. Dia mengkoreksi dandanan Cassie yang di matanya terlalu biasa. “Cassie.. Kiano pernah protes gak dengan pe
Di kantor, Kiano sedang berbicara dengan Regina untuk melanjutkan pembicaraan yang tertunda.“Kamu serius gak tahu apa yang direncanakan Regina? Masak sih kamu sepolos itu Kiano?” Tanya Regina membuka pertanyaan. Kiano berpikir keras mendengar pertanyaan Regina. Dia mencoba mengingat kembali peristiwa saat ketemu Jovanca.“Aku sih gak berpikir negatif pada Jovanca, Gin.. karena pertemuan itu tidak disengaja.” Jawab Kiano“Pertemuannya memang kebetulan Kiano, tapi masak iya tiba-tiba ketemu kamu Jovanca sakit? Logis gak menurut kamu?”Kiano sebetulnya tahu kalau Jovanca hanya pura-pura sakit, karena pada kenyataannya setelah sampai di apartemen dia sehat – sehat saja. Dan Kiano sangat sadar kalau Jovanca sudah masuk perangkap Jovanca, hanya saja dia tidak mungkin mengakui itu pada Regina.“Aku sih sebetulnya tahu kalau Jovanca pura-pura sakit Gin, yang aku gak tahu itu apa motifnya melakukan semua itu?” Tanya Kiano“Ya apalagi kalau bukan sen
Mendengar ucapan Mama Kiano seketika Cassie tersadar dengan posisi Kiano dihadapan Mamanya. Cassie mengenang kebaikan Kiano dan keseriusan Kiano untuk menikahinya. Bagaimana Kiano menahan hasrat untuk tidak menodai kesucian Cassie, yang sudah tidak mampu menahan hasratnya.Sementara Cassie juga berpikir bahwa, kesalahan yang dilakukan Kiano bukanlah kehendaknya. Dan bukanlah sebuah kesalahan yang patal. Terlalu naif kalau Cassie terus menerus menolak menikah dengan Kiano hanya karena itu. Cassie juga berpikir, belum tentu dia menemukan lelaki yang lebih baik dari Kiano.Cassie berdiri dari duduknya, dihampirinya Mama Kiano dan dipeluknya sambil menumpahkan airmatanya,“Cassie sangat bahagia bisa menjadi bagian hidup Mama.. Cassie sangat mencintai Kiano dan Mama.” Ujar Cassie sambil berurai airmata.Mama Kiano pun tidak mampu menahan keharuannya. Meskipun masih dengan penuh tanda tanya dia membalas pelukan Cassie,&ld
Di lokasi shooting, Jovanca terus melakukan pendekatan pada Cassie. Dia berusaha untuk melakukan playing victim, seolah-olah dia menjadi korban dari isu tentang hubungannya dengan Kiano. Jovanca tetap ingin membuat Cassie tidak berpandangan negatif terhadap dirinya.“Cassie, aku sebenarnya merasa tersudutkan dalam kasus ini. Pandangan orang terhadap aku sangat negatif, aku dianggap sebagai pelakor.” Ujar Jovanca dengan akting sedikit memelas.Cassie menanggapi ucapan Jovanca itu dengan dingin, “Masak sih Jo? Kan tidak terjadi apa-apa? Kenapa kamu harus merasa bersalah? “ Tanya Cassie dengan ringannya.Jovanca merasa jawaban Cassie itu menohok dirinya, karena berdasarkan pengakuannya sendiri bahwa antara dia dengan Kiano tidak ada hubungan apa. Tapi, pada kenyataannya dia merasa jadi korban. Sementara sikap Cassie di depan Jovanca biasa-biasa saja.“Kamu gak beranggapan negatif sama aku kan? Kamu gak benci sama aku kan?” tanya J
“Cassie.. mumpung ada mas Kiano aku akan jelaskan semua.” Ujar Jovanca tiba-tiba.Jovanca menceritakan semua kronologisnya sesuai dengan apa yang dikatakan Kiano pada Cassie. Memang pada akhirnya Cassie percaya dengan cerita Jovanca, karena cerita Jovanca persis sama dengan penjelasan Kiano. Hanya saja kejadian Kiano memeluk Jovanca sampai ke mobil tidak masuk dalam cerita Jovanca.Cassie hanya terdiam mendengar kronologis kejadian yang diceritakan Jovanca. Sesekali Cassie menatap ke arah Kiano untuk melihat reaksi Kiano saat mendengar cerita Jovanca.“Cassie.. kamu sudah dengar Semua kan apa yang diceritakan Jovanca.” Tanya Kiano sambil menatap Cassie. Cassie hanya menjawab dengan anggukan kepala.Jovanca mengatakan kepada Cassie kalau dia sangat beruntung dicintai Kiano, karena menurutnya Kiano adalah laki-laki yang setia dan tidak mudah tergoda wanita lain.“Aku menjadi saksi Cassie bahwa, mas Ki
Cassie tanya Jovanca tentang petemuannya dengan Kiano, namun Jovanca tetap tidak ingin menceritakan peristiwa yang sebenarnya. Jovanca tidak ingin masalah itu akan mengganggu karirnya, banyak yang dirahasiakan Jovanca."Aku sih gak sengaja ketemu, aku sudah duluan di toko parfum, eh.. gak lama aku lihat ada mas Kiano, ya aku ngobrol deh." Cerita Jovanca"Cuma ngobrol di toko parfum ya Jo?"Jovanca masih duduk di kursi lipatnya, begitu juga dengan Cassie. Jovanca menjawab pertanyaan Cassie dengan santai,"Ya cuma gitu deh.. habis itu aku pulang, mas Kiano masih di toko parfum."Berbeda antara ucapan dan kata hatinya, meskipun dia mengatakan tidak mempermasalahkan pertemuan Jovanca dan Kiano, tapi hatinya terus gelisah. Cassie sangat terganggu dengan firasat yang diterimanya.Cassie tidak percaya dengan cerita Jovanca, meskipun Jovanca sikapnya baik terhadapa Cassie. Dia merasa kalau Jovanca belum menceritakan tentang pertemuannya dengan Kiano secara leng