SEMOGA isi kepala ibunya tidak berlari ke mana-mana. Aku merutuki kebodohanku. Kenapa bisa sampai aku berakhir di sini. Memasak, makan, bahkan disuapi. Lalu tertidur, lelap pula dan memakai pakaiannya. “Maaf, Bu. Saya ketiduran.” Dia sudah berjalan ke arahku, lalu duduk di sampingku. Aku memastikan pakaian yang aku kenakan tertutup rapi. Ya Tuhan, apa yang ada di kepalanya melihat aku memakai pakaian Vlad di saat matahari seterik hari ini? “Jangan turutin maunya Vlad. Dia sering caper.” Aku mendengus. Kulirik, Vlad tidak bergerak dari kursinya. Melihat dia sediam itu, bayangan dia berdiri di depan tiang bendera kembali hadir. Apa tadi dia membelaku juga? Seperti dulu dia menutupi malu guru-gurunya. “Anna, Bunda terbelah, Sayang.” Dia mengelus bahuku. “Bunda mau anak bunda dapat yang dia mau. Tapi kamu…” “Ya, Bu, saya mengerti. Saya yang salah.” Kali ini kuambil alih tanggung jawab. Seperti dulu dia berani mengakui kesalahannya
Last Updated : 2022-03-03 Read more