Pagi telah menjelang. Dan Satya sudah terlihat berada di dapur menghampiri bibi."Tuan muda mau bibi buatkan sarapan apa?" tanya bibi saat laki-laki yang masih mengenakan piyama itu berdiri di belakangnya."Bi, buah-buahan yang tadi malam saya beli, sudah bibi simpan di kulkas?""Iya, Tuan! Sudah," sahut bibik dengan mengangguk. "Ada susu juga, tapi tidak ada kotaknya tuan, hanya dibungkus alumunium foil saja," ujar bibik."Iya," sahut Satya.Kotak susu tersebut memang telah sengaja dibuang oleh Satya."Bi, tolong setiap hari, suruh Hilya makan buah-buahan! Atau bibi buatkan jus! Dan tolong juga buatkan Hilya susu ya Bi! Tiga kali sehari," kata Satya kepada bibi, membuat bibi mengernyitkan dahi heran."Kalau Mbak Hilya tidak mau, Tuan?""Paksa ya, Bi! Soalnya ini untuk kesehatan Hilya," ujar Satya. "Ini untuk bibi!" tiba-tiba Satya memberikan beberapa lembar uang kertas warna merah ke tangan bibik."Tuan, ini uang apa?"
Baca selengkapnya