“Mustafa. Kau orang yang sangat bijak. Tentunya keputusanmu pasti untuk kebaikan bersama. Kami menanti keputusanmu dan berjanji untuk menerima dengan lapang dada apapun itu!”“Ini sudah bukan lagi keputusanku lagi, Bas! Keputusan ini ada pada tangan Elang sebagai suami dari putriku! Bagaimana menurutmu, Elang?!” tanya Mustafa kepada menantunya. Matanya menatap tajam ke arah menantunya untuk menanti jawaban.“Saya ... Saya ....” Elang tak meneruskan ucapannya. Tiba-tiba saja degup jantungnya berdetak kencang. Keringat dingin membanjiri wajahnya. Dia merasa sedang menjadi terdakwa yang menanti hakim mengetuk palu.Elang merasa malu karena sudah tidak bisa menjadi suami yang baik dan tak bisa menjaga istrinya.“Katakan saja apa yang ada dalam hatimu, Nak,” ucap Baskoro sembari menepuk-nepuk punggung putranya untuk menguatkan. Baskoro sangat mengerti kalau putranya sedang kehilangan rasa percaya diri.“Katakan saja, Elang. Jangan ragu. Keputusan yang akan diambil, sesuai dengan apa keingi
Last Updated : 2022-08-05 Read more