Semua Bab Breakfast at Midnight: Bab 51 - Bab 60

66 Bab

Chapter 50

Pulang dari kantor, Alex meluncur ke flat James. Mereka menghabiskan malam itu dengan Alex memasakan sup sayur, telur dadar, perkedel kentang, dan tak lupa dimakan dengan nasi putih. Langsung mendapat stempel persetujuan dari James.Mereka menonton Criminal:UK dengan taruhan siapapun yang bisa menebak endingnya, boleh mengambil kehormatan untuk memilih film selanjutnya. Alex menang secara beruntung. Kemudian, ia menantang James untuk menonton film Disney Dumbo. James tadinya anti dan menolak untuk menonton film Disney Princess. Alex memberitahunya Dumbo bukanlah kategori Princess dan memaksa James, dan memberitahu bahwa dia tidak gentleman karena hanya tidak terima bahwa dirinya kalah.Ego James pun tersinggung, akhirnya laki-laki itu menonton Dumbo. Alex tak menyangka James menangis setelah menonton film itu dan ia tertawa terbahak-bahak melihat reaksi James. Ternyata dia memang benar-benar sentimental. Dan selama ini m
Baca selengkapnya

Chapter 51

Karena jadwal padat James yang terlalu di extend di Amerika, tahun ini ia absen di St. Petersbug Open di Rusia dan Moselle Open di Perancis. Jadi ia tidak bisa bertemu kedua sahabatnya sementara sampai nanti saat China Open di Beijing.Jika sedang senggang di London, ia mengunjungi sekolah tenis waktu ia belajar dulu. Lokasinya berada di dekat kompleks Wimbeldon. Pagi ini James mendatangi para minion-minion kecil, yang akan menjadi benih-benih baru di bidang tenis di masa depan. Anak-anak melihatnya dengan gembira dan langsung menyapanya setelah James masuk ke dalam salah satu lapangan rumput. Mereka mengerebungi James seperti gula di antara semut-semut. Ya, dia sangat melegenda di sekolah ini.Berteriak dan memberinya selamat atas menang Wimbledon kemarin-marin. Setelah perlahan anak-anak itu kembali latihan, karena ditegur oleh salah satu pelatih. James hanya terkekeh dan memberi semangat untuk latihan mereka hari
Baca selengkapnya

Chapter 52

Hujan gerimis turun pada siang itu. Awan-awan kelabu mulai menampakan dirinya dan menendang awan-awan cerah yang bercengkrama pada cakrawala tersebut. Alex sedang mengutak-atik di komputernya dan Mira pun akhirnya masuk ke dalam ruangan kantornya,“Any news? Apakah ada petunjuk tentang mata-mata orang dalam yang bersarang di kantor kita?” tanya Alex mendongak, hari ini ia mengenakan boyfriend shirt dipadu dengan asymmetrical sleevelss cut out shirt dan Tom Ford boots yang berpangkal sampai diatas lututnya. Sama dengan awan yang semakin gelap, begitu juga dengan pakaian dan perasaannya.“Belum. Para atasan kepala lain juga ikut menyelidiki tentu saja dengan rahasia. Yang kau curigai, Nina, malah lebih gigih untuk menangkap pelakunya Tapi ya, seluruh orang kantor sudah tau dengan masalah ini. Bagaimana dengan eksekutif atas, Lex?” Mira masih mengigit bibir dan terdapat guratan khawatir terpampang di dahinya,
Baca selengkapnya

Chapter 53

“What happened?” Alex langsung masuk tanpa permisi ke apartemennya.“I thought we were on a fight.” Ujar James dengan datar melewati Alex menuju ke sofa.“Ya, kita memang masih bertengkar. Tapi aku tak boleh bertanya kenapa wajah pacarku lebam-lebam seperti ini?” tanya Alex lagi.“Jatuh saat latihan.” Jawab James masih acuh tak acuh sambil mengambil minuman di kulkas.“Hanya orang bodoh yang percaya itu. Setidaknya bilang ke aku kalau lukamu sudah di bersihkan.” Alex masih menatapnya dengan tajam.James hanya mengedikkan bahunya.Alex menghela napas berat, “James. I know you’re still mad to me. You can still mad to me, but please... let me treat your wound first. Aku tak tega melihatmu seperti ini.” Ujar Alex dengan nada parau.James melihat mata Alex yang sedikit berkaca-kaca. Sial, kok aku jadi merasa bajing
Baca selengkapnya

Chapter 54

Against the freezing weather of October, hubungan dirinya dengan James masih hangat membara seperti batu arang di perapian. Alex memang selalu merasa kalau di hubungan mereka, James kadang bertingkah seperti perempuan di hubungan ini dan ia seperti laki-lakinya. Kadang Alex juga merasa James bisa lebih dewasa di banding dirinya. Seperti saat dia menasehatinya kemarin. Padahal James sendiri juga mempunyai masalah yang sama. Namun, lelaki itu lebih berani mengambil resiko dalam mengejarnya dan berhasil menaklukan ketakutannya dalam trust issue. Alex merasa bodoh karena hal itu. James berani melangkah sedangkan dirinya tidak. Oleh karena itu, Alex memberanikan dirinya untuk percaya kepada James yang benar-benar tulus terhadapnya.Seperti sebelum ia berangkat ke China, James memberinya kejutan ulang tahun awal yang sangat “romantic grand gesture”. Yang membuatnya terkikik karena seumur-umur pacarnya tak pernah melakukan hal romantis mirip di
Baca selengkapnya

Chapter 55

When two people just meant for each other, everything will fall precisely in order to those two to meet. Hal ini yang James alami terhadap Alexandra. Keduanya sangat menyukai Leonardo Dicarpio. Walaupun Alex memilih Leo karena dia adalah cinta matinya semenjak ia menonton Titanic, sedangkan James menaruh respect karena selain dari bakat aktingnya yang luar biasa, Leo ialah pecinta lingkungan yang mempunyai lembaga penggalangan dana yang berfungsi melindungi konservasi margasatwa.James dan Alex benci dengan sup asparagus yang menurut mereka berdua adalah seperti muntahan. Bahkan Alex dan James memiliki tanda lahir berbentuk setengah hati. Tanda James terletak di sisi paha bagian luar, sedangkan Alex di tengkuk atas tertutup dengan rambutnya. Dia bisa masak (makanan yang Alex membuat James menangis bahagia). Apalagi Alex bisa akrab dengan Ibunya. Waktu dengan Ruby saja, James tahu ibunya tak suka dengannya. James bahkan merasa kemarahan yang tak terbendung sa
Baca selengkapnya

Chapter 56

Alex kembali ke HQ Glamorous dengan perasaan murka. Gila memang si Madeline Muriel, benar-benar psikopat sinting! Batinnya frustasi. Dirinya berjalan dengan kecepatan tinggi untuk masuk ke ruangannnya. Bahkan Alex tidak menyahut saat Mira memanggilnya.Sampai di ruangannya, ia menutup pintu dan melempar tas dengan sembarangan. Menyilangkan kedua tangannya dan melihat ke luar dari jendela lengkungnya. Alex baru sadar dulu saat Madeline bilang “membantu teman lama” maksudnya adalah diri Madeline untuk menuntaskan balas dendamnya. Jangan-jangan tempat wawancara yang harus di The Continent itu juga hanyalah kesengajaan. Pikirannya masih melayang-layang. Terdengar tiga ketukan pelan di pintu Alex,“Kau tak apa?” tanya Mira hati-hati.“Can you make me cuppa first? Aku rasa aku bisa memukul orang tanpa cairan kecokelatan yang menenangkan itu.”Mira melejit keluar. Lima menit kemudian, ia sud
Baca selengkapnya

Chapter 57

Alex hanya menatap James dengan dingin. Setelah pintu ditutup, James baru membuka suara.“Kau salah paham. Madeline datang kepadaku bertanya dimana keberadaan Dominic. Apapun yang kau lihat tadi hanya aku menghiburnya sebagai teman.” Ujar James masih dengan suara tenang terkendali.Alex masih menatapnya dengan nanar. “Haha, teman wanita yang bertamu jam 11 malam.” Cibir Alex lagi sambil meminum air putih dengan ganas.“Lex, dia pacar sahabatku, tentu saja aku menganggapnya sebagai teman. Kenapa kau tiba-tiba seperti ini?” James kemudian gemas mulai mendekatinya akan tetapi Alex mengangkat satu telunjuk tangannya.“Stay where you are. Aku sedang tak mau dekat-dekat dengamu.” Balas Alex dengan singkat.James kemudian berdiri diam di tempatnya dan meyakinkan Alex lagi, “Lex, dia itu benar-benar hanya teman. Kenapa kau tidak percaya padaku sih?” ujar James dengan gemas.Alex me
Baca selengkapnya

Chapter 58

Alex sudah lengkap dengan pakaian perangnya yaitu piyama Pooh dengan rambut basah yang di balut handuk ke atas. Wajahnya sudah di balur dengan masker green tea favoritnya. Ia sudah memasak loyang besar tiramisu untuk makan malamnya hari ini. Sudah tiga minggu setelah ia memutuskan James. Setelah James pergi, ia menangis sekeras-sekerasnya. Semua emosi yang ia tahan membendung keluar dan air terjun pun di produksi dari pelupuk matanya. Mochi pun mengaing sedih dan menjilati tangan Alex dan menenangkan dirinya. Alex memeluk Mochi terus-terusan saat ia menangis.Planning Alex setelah itu adalah kerja gila-gilaan sebagai pelampiasannya di siang hari dan menghabiskan malamnya mendekam di rumah menonton film film roman depresi seperti Before We Go, Casablanca, Algiers-nya Hedy Lamarr, Before Sunrise, dan 500 Days of Summer. Tahu persamaan film itu semua? Ya, perpisahan hero dan heroinne tidak ada yang mati karena sakit atau kece
Baca selengkapnya

Chapter 59

Taksi telah sampai di stadium lapangan bola yang cukup besar di London. James yang sudah kembali ke London memutuskan untuk kembali mencari Dominic yang masih dalam M.I.A. Alasan James mencari Dominic adalah dia tak tega dengan Madeline yang menangis karena sudah lama tak bertemu dengan pacar brengseknya. Dominic harus diberi pelajaran, batinnya. James sudah di kenal oleh para petugas sekuriti dan membiarkannya ia agar masuk. James melihat sosok yang di cari sedang latihan menembak bola ke gawang. James menyapa pelatih LFC, Dean Aarons.“Hey James. Tumben kau kesini. Dominic sedang tidak ada. Dia lagi off satu bulan ini. Kau tak tahu?” Sapa Dean santai sambil menjabat tangan James singkat.“Hey, Dean. Ya aku tahu. Aku kesini mau ketemu Lucas. Boleh aku bicara dengannya sebentar?” James hanya menganggukan kebohongan pelatih itu.Dean menganggukan kepalanya dan berteriak memanggil Lucas. Lucas Drosselmeyer datang dengan je
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status